Chapter 2

464 14 0
                                    

Aku mendongakkan kepalaku ketika melihat Ben yang kini berdiri di hadapanku, Pria itu menahan kedua pergelangan tanganku dan menaruhnya tepat di atas kepalaku, membuat diriku menahan napas ketika lagi-lagi Ben memberikan sebuah ciuman dalam kepada bibirku "Sial kau Ben, kenapa kau melakukan ini? " Sautku di tengah ciuman kami yang semakin panas, tapi bukan Ben namanya jika dia memperdulikan ucapanku, pria itu justru semakin menekan tubuhku kepada dinding kaca kamar mandi yang berada di belakang tubuhku.

" Why? " Ben berbisik tepat di samping telingaku " I miss you Maria, kita bisa saja melakukannya di kamar mandi, tapi aku lebih suka kita bermain di atas tempat tidur " Aku menelan ludahku paksa ketika merasakan hembusan napas pria itu semakin memberat, Ben lalu kembali mengangkatku dengan mudahnya untuk membawa tubuhku keatas tempat tidur.

" No Ben, I have to go " Aku berusaha mendorong tubuh Ben supaya menjauh, namun pria itu kembali menyerukan kepalanya pada tulang selangka ku dan menahan tangan kananku di atas kepala.

" Tidak, Maria" Sela Ben cepat " Kau akan tetap di sini bersamaku, sampai semuanya aman " Ben berusaha melepaskan tali tipis yang tersampir di atas pundakku, dan kembali melumat bibirku " Fuck " Kali ini Ben melakukannya dengan tergesa-gesa dan berusaha melepaskan semua kain yang melekat pada tubuhku.

Terlihat lah sudah tubuh bagian atasku, dan memperlihatkan payuduaraku yang sudah menegang, seluruh tubuhku meremang ketika Ben mengulum puncak payudaraku dan merasakan kulit kami yang semakin bersentuhan, sementara aku meremas rambutnya menggunakan satu tanganku yang bebas, pria itu semakin gila dengan memainkan lidahnya di area dada juga leherku.

" Ben, stop " Ben mengerang sebelum pria itu melepaskan cepat celana jeans yang masih melekat pada tubuhnya dengan cepat " Akhh " dan dengan sekali sentakan Ben melakukannya dengan perlahan memastikan posisi kami telah cukup nyaman untuk bergerak.

" Damn, I'm so horny " Aku mengerang ketika Ben memaju mundurkan miliknya dengan tersenyum penuh kemenangan.

Faktanya Ben memang sudah memegang kendali atas kehidupanku, sisi kewarasanku bahkan mampu pria  itu hancurkan hanya dalam sekejap.

Misalnya seperti saat ini, pria itu selalu berhasil meluluhkan diriku begitu mudah, tanpa memperdulikan kemarahanku terhadapnya. Dan satu hal yang aku tidak mengerti dari Benard adalah dia tidak pernah bisa untuk di ajak kompromi bersama, dia selalu mengambil alih semua keputusan tanpa memperhatikan sudut pandang dariku, pria itu seringkali tidak suka di bantah dan tidak mau mendengar alasan apapun yang aku ingin katakan atau aku berikan terhadapnya.

Namun, karena sebuah kata cinta aku rela mengesampingkan itu semua, dan ini sudah kali kedua kami melakukanya setelah delapan bulan pria itu pergi meninggalkanku. Sial, bahkan kali ini nafsu telah mengambil alih sisi logis dari akal sehatku, dan membiarkan kini pria itu bermain-main sesuka hatinya pada tubuhku.

° ° °

" Bangun baby " Aku mengerjapkan kedua mataku perlahan ketika mendengar bisikan lembut dan kecupan-kecupan pelan pada bahu telanjangku " Maria, I have to go" Ben memberikan sebuah kecupan lembut pada pipiku, Aku menggeliat dan berusaha menutupi seluruh tubuhku menggunakan selimut "Maria, apa aku harus kembali menyentuhmu supaya kau bangun?"

Aku membuka kembali selimutku, lalu membuka kedua mataku perlahan dan mendapati Ben sudah berpakaian rapih berdiri di hadapanku "Mau kemana?"

" Aku ada urusan penting. Ingat Maria, kau tidak boleh pulang ke apartemenmu, tetaplah disini dan akan ada beberapa orang  yang akan menjagamu di luar rumah ini, apa kau mendengar ku? " Ben melirik sesaat pada jam tangan di pergelangan tangannya, lalu kembali melihatku. Tidak bisa di bohongi jika aku begitu mengagumi wajahnya, rahang tegasnya, aromanya, pria itu selalu terlihat menggoda dengan rambut undercutnya yang selalu dia sisir rapih ke arah belakang.

ROMANCE OF DARKNESS VENDETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang