" Everything will be fine...Maria "
" Everything will be fine... "
Aku tidak berhenti untuk merapalkan kata-kata itu di dalam batinku, kedua tanganku saling meremas seiring dengan getaran hebat pada tubuhku.
Lingkar mataku menghitam, wajahku pucat pasi, keringat dingin bahkan telah membasahi tengkuk dan juga dahiku.
Saat ini aku sedang berada di dalam sebuah mobil yang tengah membawaku melewati pinggiran hutan dengan jalanan-jalanan sepi dan juga gelap tanpa adanya penerangan sama sekali selain dari cahaya mobil yang kami kendarai, kedua tanganku terikat kuat oleh tali. Aku menatap waspada kepada pria-pria berbadan besar yang telah menculikku beberapa hari yang lalu ketika aku hendak pulang dari sebuah klub malam menuju apartemenku.
Saat ini, mobil tengah melaju cepat dengan tiga buah mobil lainnya yang telah mengikuti mobil ini dari arah belakang. Aku terus terisak, tetapi aku tidak bisa berteriak atau menjerit karena mereka telah membekap mulutku dengan menggunakan kain hitam.
Aku bahkan tidak mengerti kenapa mereka semua menculikku? Karena mereka semua selalu berbicara menggunakan bahasa asing yang bahkan tidak aku mengerti sama sekali.
Tapi aku sedikit tahu, jika penculikan ini ada hubungannya dengan Benard, kekasihku. Karena selama aku berada bersama mereka, pria-pria itu selalu mengucapkan nama Benard Madoff yang bahkan sudah beberapa bulan ini meninggalkanku begitu saja tanpa suatu kabar apapun dari pria itu.
Dan apapun yang telah di lakukan oleh Benard kepada mereka, itu alasan jelas kenapa para pria-pria itu sampai menculikku saat ini.
Aku menatap waspada kepada para pria-pria yang duduk di sampingku sebelum akhirnya mobil benar-benar berhenti di sebuah tempat sepi dan juga gelap.
Dua orang pria yang tengah duduk di bangku depan kini bersiap untuk turun dengan memakai masker gas respirator pada wajah mereka. Dahiku mengerenyit ketika aku melihat mobil para penculik ini menghampiri sebuah mobil sedan putih yang telah terparkir di sebuah lapangan gelap tanpa ada penerangan sama sekali.
Dan tanpa kata-kata dua orang berkulit hitam yang duduk di bangku depan keluar dari dalam mobil ini. Namun kedua mataku membulat ketika aku melihat Ben dan dua pria lain keluar dari mobil sedan putih itu.
"Ben!" Aku memanggil nama pria itu di dalam hatiku seolah-olah tengah berteriak dalam bekapan mulutku, tapi sayangnya, aku tidak bisa keluar dan lari untuk menghampiri Ben karena mobil yang aku naiki saat ini telah di kelilingi oleh para anak buah dari penculik itu.
Ben dan kedua teman prianya saat ini berdiri di depan mobilnya, pria itu mengetatkan rahangnya ketika mereka menatap tajam ke arah para penculik itu.
"Ayo keluar!!" Salah satu penculik berwajah Turki membuka pintu mobil, lalu menarik kasar pergelangan tanganku yang masih terikat ini untuk segera keluar dari dalam mobil.
"Maria." Ben memanggilku, pria itu menggeram ketika melihat diriku turun dari dalam mobil, dan pada akhirnya aku dapat melihat kembali wajah Ben, setelah beberapa bulan tidak bertemu dengan pria itu. Namun naas, aku harus kembali bertemu dengan Ben dalam keadaan seperti sekarang.
Aku dapat melihat wajah Ben dengan jelas dari sorot lampu mobil para penculik itu, Wajah Ben yang selama ini sangat aku rindukan kini berada di hadapanku, tengah menatap nyalang dan juga dingin ke arah para penculik itu.
"Alfredo Gery." Benard meraup kasar rahanganya, pria itu berjalan mendekat dan membiarkan pintu mobilnya terbuka begitu saja, ternyata pria berkuncir itu bernama Alfredo Gery, dan dia adalah dalang dari penculikanku saat ini. Usianya mungkin terpaut tidak jauh dari usia Benard. Mereka berdua jelas dua pria yang paling menonjol di antara kerumunan pria di hadapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANCE OF DARKNESS VENDETTA
Romance⚠️Warning⚠️ • Mature, 21+ • Cerita ini berlatar belakang kehidupan para Gengster atau para Mafia besar juga kejam yang menjurus dengan kekerasan, bahasa kasar, dan juga seksual bebas. • ROMANCE OF DARKNESS VENDETTA• Genre dari cerita ini akan memba...