16

67 10 0
                                    

Happy reading









  "Sialan.." 

Joshua menatap datar Yunho yang sekarang sedang menampari wajahnya sendiri. "Stop" desis Joshua. namun Yunho tidak mendengarkan dan malah semakin keras menghajar wajahnya sendiri. hanya dalam sekejap lebam mulai muncul diwajah Yunho. akhirnya Joshua menahan kedua tangan Yunho dan membentaknya. "Sudah kukatakan, stop menyakiti dirimu sendiri!!"

Yunho berhenti dan lalu memeluk erat Joshua. dia lalu menangis keras dipelukan orang itu. "Kamu kenapa lagi?" tanya Joshua lembut. dia mengelus elus kepala Yunho yang terbenam diperutnya. "Enggak mau pisah sama Mingi.." tangis Yunho. Joshua menggeleng gelengkan kepalanya dan lalu menepuk perlahan kening Yunho sebelum dia pergi dari kamar itu untuk mengambil mangkuk es dan juga perban. 

"Kamu putus sama Mingi? ayah sama ibu kamu yang maksa?" 

"Enggak hyung.. dia tadi pagi ngusir aku dari rumahnya dan langsung minta putus.." isak Yunho. Joshua terdiam dan kemudian menyibukkan dirinya dengan es dan juga perban. dibungkusnya beberapa potong es dengan perban lalu ditempelkannya dipipi Yunho. "Tempel dulu lebamnya" sahut Joshua pendek. 

untuk beberapa saat Yunho meringis sambil memegangi perban berisi es itu. Joshua memperhatikannya sejenak sebelum dia bangkit berdiri. "Mau makan sekarang? biar aku ambil buburnya" ucap Joshua. Yunho menurut dan setelah Joshua pergi keluar kamar, dia menatap sengit kearah langit langit ruangan. 

apa yang membuat Mingi mendadak jadi seperti itu?!

______________________________________________



keesokan paginya. 

   "Kamu enggak mau cari yang baru Mingi?" tanya Seonghwa sembari menyisiri rambut Mingi yang agak panjang. Mingi tidak menyahut dan hanya melamun menatap pantulan dirinya sendiri dicermin. Mingi dan yang lain memang menginap dirumah Seonghwa. sekarang masih jam setengah 4 pagi. Mingi bangun terlalu cepat bersamaan dengan Seonghwa yang tadi habis memasak. 

setelah Mingi mandi, Seonghwa menawarkan diri untuk menyisir rambut Mingi seperti mereka kecil dulu. Hongjoong tidak terlalu peduli dan malah tidur bertumpuk dengan San dan Jongho dibedcover tebal yang dihamparkan diatas karpet bulu Seonghwa. Yeosang dan Wooyoung tidur berpelukan diranjang. "Enggak tahu mau cari yang baru atau tidak hyung.." sahut Mingi sembari menyeka sudut rambutnya. 

Seonghwa diam sejenak dan lalu menabok pelan kepala Mingi. "Warna rambutmu terlalu mencolok. enggak dicat hitam aja?" tanya Seonghwa mengalihkan topik. rambut Mingi memang warna kuning orange dan merah mencolok seperti Rengoku. "Males ngecat rambut hyung" jawab Mingi. 

"Aku ada catnya. biar aku benerin rambutmu" sahut Seonghwa. Mingi menggelengkan kepalanya dan menyahut. "Enggak makasih hyung. nanti aja aku kesalon sekalian potong rambut" mendengar jawaban Mingi, Seonghwa mengangguk tipis dan lalu merapikan rambut Mingi. 

setelah selesai, Seonghwa memberi Mingi kecupan dipipi. lalu dia membangunkan Yeosang dan Wooyoung dan menghadiahi kedua sahabatnya itu dengan ciuman selamat pagi dikening. mereka memang sering saling cium begitu. jadi enggak peduli. "Mandi sana" perintah Seonghwa kepada dua submissive itu. mereka mengangguk dan masuk kekamar mandi bersamaan. 

setelah semuanya bangun dan sarapan, mereka berpencar. Jongho dan Yeosang hendak kencan berdua sedangkan San hendak pergi keluar kota bersama kedua orang tuanya. Wooyoung tinggal dirumah Seonghwa bersama Hongjoong karena keduanya memang enggak ada kerjaan. 

Mingi sendiri hendak pergi kesalon untuk mengecat hitam rambutnya dan memotong rambutnya. 

_____________________________________



Manipulative? Or.. Psycho?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang