Episode 17. Anak gelandangan...

167 21 4
                                    

Enjoy

"



*



"

Setelah berjalan berhari-hari lamanya, akhirnya mereka semua sampai pada tempat tujuan.
Desa itu berukuran luas wilayah cukup kecil, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Belum 10 menit mereka berjalan dari gerbang masuk desa, mereka sudah bertemu dengan sebuah keramaian di pasar.
Untuk desa yang berukuran kecil, tempat itu cukup padat dengan orang-orang yang berlalu-lalang, mungkin itu karena desa itu berada di perbatasan wilayah kerajaan.

Naruto mengangkat kedua tangannya ke atas, dan meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku dan capek, lalu ia pun berkata!
"Agkh, akhirnya sampai juga~
-
Bagaimana sekarang, apa kita akan langsung mencari monsternya?"_ucapnya yang bertanya-tanya pada teman setim-nya.

"Kita harus bertemu dengan pemimpin desa ini terlebih dahulu, bukan begitu?!"_balas chouji menimpali.

"Ahhahaha! LIAT DISANA, ADA TOKO SOUVENIR!
(sambil menunjuk yg ia bilang tadi)
-
HEY! APA KITA BISA MAMPIR NANTI?!"_jerit Ino dengan senangnya, dengan kedua matanya yang berbinar-binar saat menatap toko-toko souvenir, aksesoris, baju dan sebagainya, sambil kepalanya dengan cepat menghitung barang-barang yang ingin dibelinya.

"Kita kemari bukan untuk main, INO-pig!"_balas sakura tidak setuju.

"Berisik, forehead!
-
Kau kan juga sama saja!"_cibir Ino membalas.

"Geez, dasar cewek, yang dipikirkan hanya belanja saja."_cibir Kiba pada kedua gadis itu.

"APA KAU BILANG?!"_teriak Ino dan sakura bersamanya, dengan mendelik marah pada sosok kiba.
Yang mana membuat Kiba menelan ludah, dan berpindah tempat ke sisi Shino untuk menghindari kedua female demon yang seakan ingin memakannya.


~oOo~


Beberapa saat kemudian...

"Oi, teme?"_panggil Naruto penasaran, dengan kedua alis pirangnya yang bertemu di tengah-tengah, saat melihat Sasuke yang dari tadi hanya diam dengan tatapan heran.
Pemuda raven itu sama sekali tidak mengeluarkan suara sedikitpun saat memasuki desa, tidak, bahkan sejak mereka keluar dari ibukota, sasuke hanya diam dan terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu, bahkan Naruto sempat memergokinya tengah melamun beberapa kali...

Mungkinkah itu karena kejadian kemarin malam?

Mungkinkah membiarkan Sasuke melihat salah satu kebusukan dari para petinggi kerajaan adalah hal yang salah, sampai membuatnya terlihat cukup syok saat melihatnya secara langsung?

Meskipun sekarang pemuda raven itu bersikap seperti biasa saja, namun sepertinya kejadian kemarin malam mungkin benar-benar memenuhi pikirannya.

Menjadikan Sasuke sebagai dominannya apalagi membiarkan si pemuda revan itu melihatnya saat dirinya sendiri membunuh salah satu petinggi kerajaan, itu sama sekali bukan rencananya sejak awal.
Naruto tidak tahu, apakah membiarkan Sasuke mengetahui rencananya untuk membunuh sang Raja kedepannya akan berdampak negatif pada rencananya nantinya, atau malah membuat Sasuke berpihak kepadanya.
Tentu saja naruto masih ragu, bagaimana dia akan menempatkan Sasuke dalam rencananya nanti?

"OI, teme."_panggil Naruto lagi, namun sang raven masih saja belum menoleh padanya.

Sasuke masih menatap menerawang pada pemandangan desa di depannya.
Lalu lalang para rakyat desa memenuhi penglihatannya, pemandangan ramai yang ada di sekeliling mereka, lingkungan berisik dan kotor yang sangat berbeda dengan lingkungan istana yang sangat tenang dan bersih.
Dia seakan berada didalam dunia yang berbeda, dunia yang sangat bertolak belakang dengan istana.
Tanpa pengawalan dan pakaian mewah yang selalu dipakainya saat berada didalam istana, dan sama sekali tak ada satupun rakyat jelata yang mengenalinya apalagi menunduk hormat kepadanya.
Dia merasa sangat... Aneh.

ALPHA X ALPHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang