seseorang yang datang

3 0 0
                                    

Setelah pertarungan brutal antara Ilman dan Fajar, suasana di Jalan Villa Gading Royal tampak penuh kekacauan. Ilman dan Fajar terbaring di tanah, kelelahan dan terluka parah. Teman-teman mereka, Fatih, Rizqi, Rehan, dan Raffa, mencoba memberikan pertolongan dan menghubungi tim medis untuk menangani cedera. Ketegangan di udara masih terasa, dan rasa sakit dari pertarungan fisik belum sepenuhnya hilang.

Tiba-tiba, dari arah kiri lapangan, Hikis muncul dengan langkah cepat. Dengan ekspresi cemas dan penuh kekhawatiran, Hikis mendekati Fajar yang tergeletak di tanah. Ketika Hikis melihat Fajar dalam kondisi yang parah, ia tidak bisa menahan emosinya dan langsung memeluk Fajar dengan kuat.

Melihat Hikis memeluk Fajar di tengah situasi seperti ini, Ilman merasakan kemarahan yang semakin membara. Rasa sakit dan kekecewaan yang sudah ada sebelumnya sekarang bertambah dengan kemunculan Hikis. Ilman merasa bahwa tindakan Hikis menambah luka emosionalnya dan memperburuk rasa ketidakadilan yang dirasakannya.

Ilman, yang masih tergeletak di tanah, berusaha untuk berdiri meskipun tubuhnya sangat lelah. Matanya yang merah dan penuh kemarahan menatap Hikis yang sedang memeluk Fajar. Setiap gerakan Hikis tampak seperti menghina perjuangan dan penderitaan Ilman selama ini.

Dengan penuh amarah, Ilman mengumpulkan tenaga terakhirnya dan berdiri dengan susah payah. Dia mengarahkan pandangannya ke arah Hikis dan Fajar, lalu mulai mendekati mereka dengan langkah yang penuh kemarahan. Teman-temannya yang melihat ekspresi marah Ilman segera menyadari bahaya yang mungkin timbul dan mencoba untuk menghentikannya.

"Hikis!" teriak Ilman dengan suara yang penuh kemarahan. "Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa kamu harus datang dan memeluk Fajar setelah semua yang telah terjadi?"

Hikis, yang masih memeluk Fajar, terkejut mendengar teriakan Ilman. Dia mencoba untuk menjelaskan, tetapi Ilman sudah terlalu marah untuk mendengarkan. Dengan setiap langkah yang diambilnya, amarah Ilman semakin membesar. Ia merasa bahwa Hikis dan Fajar telah menghancurkan segalanya yang telah dia usahakan dan merusak perasaannya lebih jauh.

Teman-teman Ilman, termasuk Fatih dan Rizqi, berusaha untuk menghalangi Ilman dan menenangkan suasana. Mereka tahu betapa dalamnya kemarahan Ilman dan berusaha untuk mengendalikannya agar tidak semakin memperburuk keadaan.

"Ilman, tenanglah!" seru Fatih, mencoba menahan Ilman. "Kita tidak bisa membiarkan kemarahan ini menguasai kita lebih jauh. Ini bukan waktu untuk bertindak impulsif."

Namun, Ilman tidak mendengarkan. Rasa sakit dan kemarahan yang mendalam membuatnya sulit untuk berpikir jernih. Dia terus mendekati Hikis dan Fajar, yang kini tampak cemas dan bingung dengan situasi yang berkembang.

Hikis akhirnya melepaskan pelukannya dan berdiri untuk menghadapi Ilman. "Ilman, ini bukan tentang menghancurkanmu. Aku hanya... aku hanya ingin membantu Fajar," kata Hikis dengan suara bergetar, mencoba menjelaskan situasinya.

"Menolong Fajar?" Ilman bertanya dengan nada sinis. "Setelah semua yang dia lakukan, kamu masih merasa perlu membantunya? Kamu tidak tahu betapa sakitnya semua ini untukku?"

Dengan situasi yang semakin tegang, Fatih, Rizqi, Rehan, dan Raffa mencoba memisahkan Ilman dari Hikis dan Fajar. Mereka berusaha menenangkan Ilman dan mengalihkan perhatiannya dari kemarahan yang membara. Namun, Ilman masih terlihat sangat marah dan sulit untuk dikendalikan.

Hikis, yang kini berdiri dengan cemas di dekat Fajar, merasa terjebak di tengah konflik ini. Dia tahu bahwa situasi ini telah jauh dari yang diharapkan dan mencoba mencari cara untuk memperbaikinya. Namun, dengan Ilman yang masih dikuasai kemarahan dan rasa sakit, solusi yang cepat tampaknya sangat sulit dicapai.

Dengan pertarungan yang telah menambah ketegangan emosional dan fisik, suasana di lapangan menjadi semakin kacau. Ilman, yang masih penuh kemarahan, berdiri di tengah-tengah kekacauan, merasa bahwa semua upayanya telah sia-sia dan perjuangannya hanya menambah penderitaan yang belum berakhir.

cinta di balik pertemananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang