Setelah kejadian di taman Villa Gading Royal, suasana hati Ilman berubah menjadi lebih gelap. Bersama sahabat-sahabatnya, mereka berjalan dalam diam, meninggalkan Fajar dan Hikis di belakang. Meski mereka tidak mengatakan apa pun, Ilman tahu bahwa teman-temannya merasakan ketegangan yang sama.Ketika mereka sampai di rumah Ilman, suasana yang sebelumnya penuh canda tawa telah hilang. Malam itu terasa berat. Fatih, Rizqi, Rehan, dan Raffa hanya bisa duduk diam di ruang tamu, mencoba memahami apa yang baru saja mereka saksikan. Ilman, di sisi lain, berdiri di dekat jendela, menatap kosong ke luar, pikirannya berkecamuk.
“Kau gak harus nahan ini sendirian, Man,” ucap Rehan, akhirnya memecah kesunyian. “Kami ada di sini buatmu.”
Ilman tetap terdiam. Pikirannya terus memutar ulang kejadian di taman—senyuman Hikis, keakraban antara dia dan Fajar, dan betapa tenangnya mereka terlihat. Itu semua membuat darah Ilman mendidih.
“Apa yang harus kulakukan?” Ilman berkata dengan suara serak. “Aku sudah mencoba melupakan semua ini. Tapi setiap kali aku melihat mereka… aku cuma ingin menghancurkannya.”
Raffa menghela napas panjang. “Kau tahu, kekerasan gak akan menyelesaikan masalah. Tapi kalau itu yang kau pilih, kami di sisimu.”
Ilman berbalik menghadap teman-temannya, matanya memancarkan kemarahan yang sulit dipadamkan. “Aku tidak bisa diam saja. Fajar sudah menghancurkan semuanya. Aku tak akan pernah memaafkannya.”
Malam itu, sesuatu dalam diri Ilman berubah. Dendam yang ia rasakan bukan lagi sekadar rasa sakit akibat pengkhianatan, tetapi keinginan yang semakin besar untuk membalas semua yang telah dilakukan Fajar. Ilman tahu bahwa ini bukanlah jalan yang baik, tapi rasa sakit itu terlalu dalam untuk diabaikan.
Sahabat-sahabatnya menyadari betapa kuatnya keinginan Ilman untuk melakukan sesuatu. Meskipun mereka tahu ini bisa membawa mereka ke masalah yang lebih besar, mereka juga tahu bahwa mereka tidak bisa membiarkan Ilman menghadapi semua ini sendirian. Mereka ada di sini untuk mendukungnya—apa pun yang terjadi.
Dan di malam itu, dengan hati yang penuh dendam, Ilman memutuskan satu hal: Fajar tidak akan lolos begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta di balik pertemanan
Actionada seseorang yang ber inisial i yang sedang dekat dengan h, dan tiba tida sahabat si i datang yang bernama FAJAR, dan diam diam si h dan FAJAR sedang pacaran tanpa di ketahui i