Babak Baru dalam Hidup Ilman

1 0 0
                                    

Hari demi hari, kondisi Ilman semakin membaik. Di hari ke-11, mata Ilman perlahan mulai membuka lebih lebar. Kesadarannya kembali, meski masih lemah, dan suara-suara samar dari orang-orang di sekitarnya mulai bisa ia dengar. Ruang rumah sakit yang penuh dengan sahabat-sahabatnya dan keluarganya terasa sedikit lebih cerah, meski tubuhnya masih terasa berat.

Sahabat-sahabatnya—Fatih, Rizqi, Rehan, dan Raffa—bergegas mendekat saat mereka melihat Ilman mulai menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Senyum penuh harapan menghiasi wajah mereka, meski di balik itu, ada kegelisahan yang mereka pendam sejak insiden perkelahian brutal tersebut.

"Kalian di sini?" Ilman bertanya dengan suara serak, mencoba duduk, namun segera ditahan oleh ibunya.

"Istirahat dulu, Nak. Kamu masih butuh waktu untuk sembuh," kata Ibu Ilman dengan lembut.

Namun, meski tubuhnya lemah, Ilman merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya. Fragmen-fragmen dari kejadian terakhir sebelum ia koma mulai muncul perlahan. Wajah Hikis, Fajar, perkelahian mereka, semua itu membayang di kepalanya. Ada sesuatu yang belum terselesaikan, dan Ilman tahu, semuanya belum benar-benar berakhir.

"Semuanya... masih ada masalah yang harus aku selesaikan," Ilman berkata, meski suaranya pelan dan lemah.

Fatih, yang berada di sampingnya, memegang bahu Ilman dengan lembut. "Santai dulu, Man. Semua masih bisa diurus nanti. Yang penting sekarang lo sembuh dulu."

Namun, di balik ucapan lembut sahabatnya, Fatih, ada ketegangan. Mereka semua tahu bahwa dendam antara Ilman dan Fajar belum berakhir. Perkelahian mereka sebelumnya hanya membuat luka semakin dalam, baik secara fisik maupun emosional. Dan ketika Ilman benar-benar pulih nanti, apa yang akan terjadi selanjutnya mungkin akan jauh lebih besar daripada yang mereka bayangkan.

Ruang rumah sakit yang tadinya penuh dengan harapan mulai terasa berat kembali. Semua orang di sana tahu, meski Ilman mulai sadar, masalah yang ia hadapi masih jauh dari selesai. Dendam yang terpendam, hubungan yang rusak, dan luka yang belum sembuh, semuanya menunggu untuk meledak di babak baru kehidupan Ilman.

cinta di balik pertemananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang