EPILOG
Gemini menggeser tuas persneling mobilnya ke gigi tiga, dan Fourth meringkuk nyaman di sisinya. Suami-suami, akhirnya. Fourth sangat senang upacara pernikahan mereka sudah berlalu, dan mereka akan menjelang masa depan bersama. Yang paling dinantikannya adalah bulan madunya yang akan berlangsung sepanjang minggu ini. Ia tidak bisa mencegah dirinya membayangkan villa romantis mereka di tepi pantai, dengan kamar yang menghadap langsung ke laut dan dilengkapi dengan perapian, teras, jalan-jalan saat air laut pasang, dan seks tanpa ada Baifern di dekat mereka.
Bukan berarti Fourth tidak memuja putrinya. Hanya saja... yah, Baifern selalu memiliki cara untuk memasuki kamarnya di saat yang paling tidak tepat. Dengan bercanda Gemini menjuluki Baifern alarm rusak yang menyala di momen yang salah. Fourth sependapat dengan penjabaran itu, bahkan sekalipun Baifern adalah gangguan termanis di muka bumi ini.
"Aku mencintaimu," ucap Fourth, merapat ke samping Gemini di kursi depan dan membuat suaranya terdengar seseksi mungkin.
"Buktikan," timpal Gemini.
Fourth sedang memikirkan ratusan cara untuk melakukan itu tanpa membuat Gemini membelokkan mobil ke parit, saat tiba-tiba saja teleponnya berdering. Fourth menatap ponselnya, berharap ponsel itu bisa berjalan sendiri ke laci depan dan berhenti berbunyi. Ini adalah bulan madunya. Bulan madunya yang pertama dan satu-satunya.
"Bagaimana jika aku mengabaikannya?" tanya Fourth. Gemini melirik ponsel yang berdering itu. "Mungkin saja Raiwin cedera. Sebaiknya kau mengangkatnya."
Fourth menghela napas dan mengambil ponselnya. "Halo?"
"Hai, Papa! Ini aku."
Raiwin. Raiwin tidak terdengar cedera, dan mereka baru pergi lima menit. Fourth memaksakan dirinya untuk menjawab dengan manis, "Hai, Sweetie. Ada apa?" Fourth berani mempertaruhkan semua uangnya di bank bahwa tidak ada kabar yang mengguncangkan yang tidak bisa diatasi oleh ibunya. "Apa kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin mengatakan padamu aku sudah berubah pikiran. Aku tidak mau kaus jersey. Aku mau topi Numone."
"Hmm. Itu saja?" Fourth mendengar orangtuanya saling berteriak di latar belakang. "Apa yang diperdebatkan ayah dan ibu?"
"Bukan masalah besar. Kakek tidak mau memakai mesin pencuci piring, dan nenek bilang dia akan pergi lagi jika kakek tidak mau memakainya."
Fourth bersandar di kursi dan tersenyum. Ia hampir bisa melihat orangtuanya bertengkar karena piring yang kotor. Ayah harus membiarkan ibunya pergi atau menelepon seller untuk membeli mesin pencuci piring. Fourth bertaruh pada pedagang. Ayahnya mencintai ibunya dengan sepenuh hati, dan tidak akan bisa hidup bahagia tanpa mantan istrinya itu.
"Bagaimana Baifern?" tanya Fourth.
"Dia baik-baik saja. Jangan lupa pesanku tadi. Oke, Pa? Aku mau topi Numone."
"Aku akan mengingatnya," ujar Fourth sambil menyeringai pada Gemini. "Jika ada yang terjadi, telepon kami."
"Aku menyayangimu, Pa."
"Aku juga menyayangimu, sayang." Setelah Fourth menutup teleponnya, ia berbalik untuk mencium Gemini, hanya untuk mendaratkan ciumannya di amplop manila besar. Fourth mundur untuk menatap amplop itu dan kemudian beralih menatap Gemini. "Apa itu?"
Gemini menyeringai dan melambaikan amplop itu di depan Fourth. "Bukalah dan lihat sendiri. Itu kado pernikahan, sesuatu yang akan membuatmu mengingat momen ini sepanjang sisa hidupmu."
Fourth mengambil amplop itu dari tangan Gemini dan menatap alamat pengirim di sudut kiri atas. "Siapa itu GMM Ent?"
"Buka sajalah," ujar Gemini, tersenyum puas.
Fourth membuka amplop itu. Saat mengintip isinya, ia tidak bisa melihat apa pun, jadi ia mengeluarkan lembaran kertas yang sepertinya merupakan surat kontrak. Saat membaca bagian atasnya, Fourth melihat judul lagu ciptaannya, "Whenever I See You."
"Apa ini?" tanya Fourth lagi.
"Itu," jawab Gemini, "adalah kontrak pembelian, tuan Titichareonrak. Aku mengirimkan lagumu ke beberapa agen, dan salah satu dari mereka mencarikan pembelinya. Kau baru saja menjual lagumu ke seorang artis dari label rekaman besar, Chinzhilla."
Chinzhilla adalah fenomena baru dalam industri musik Thailand, penyanyi pria dan grup bandnya yang lagunya selalu menduduki daftar teratas tangga lagu dan mampu bertahan lama di puncak.
Fourth duduk di sana, menatap surat kontrak di tangannya, tidak bisa memercayainya. "Aku tidak percaya ini. Kau bercanda, kan?"
Gemini hanya mengangkat bahu. "Hal semacam ini terjadi saat seseorang menulis lagu yang luar biasa dan menambahkan aransemen yang memukau. vocalis band Chinzhilla menyukainya. Agen yang kutemui mengatakan bahwa Gun berencana untuk memainkannya berasma dengan grup bandnya dan mereka ingin kau melakukan sedikit penyesuaian."
Fourth pernah mendengar lagu yang dibuat seperti itu, dan imajinasinya langsung berkembang cepat. Oh, ya. Lagu itu akan sempurna jika dinyanyikan dengan grup band. Fourth tidak bisa percaya seorang penyanyi terkenal menyukai lirik dan melodinya. Rasanya itu adalah hadiah terbesar dalam hidupnya, yah hampir.
"Itu hasil jerih payahmu."
Selembar cek jatuh ke pangkuan Fourth. Fourth menatap jumlah yang tertera di sana dengan mulut melongo. Kemudian ia tertawa, "Ini pasti lelucon."
Gemini menoleh ke Fourth. "Tidak, dan aku yang akan tertawa sepanjang jalan menuju bank dengan membawa uang bagianku. Kau bisa membayar utangmu padaku untuk renovasi klub dengan uang itu, sayang."
Fourth hampir tidak mendengar Gemini. Ia masih menatap jumlah yang tertera di cek itu dan menghitung angka nolnya.
"Itu sudah dipotong komisi agen sebesar sepuluh persen. Yang harus kau lakukan hanyalah tanda tangan, Honey, dan kau bukan hanya mendapatkan agen, tapi kau juga berhasil menjual lagu pertamamu. Dengan harga yang tinggi. Aku belajar hal baru dalam petualangan ini, yaitu penulis lagu yang hebat bisa kaya raya."
"Gem."
Gemini menyeringai dan menundukkan kepalanya untuk mencuri ciuman cepat. "Aku pernah bertanya sekali. Dan aku akan bertanya lagi. Apa yang kau lakukan di kota kecil seperti Chiangmai? Kau dilahirkan untuk Bangkok, Honey. Kau menyia-nyiakan waktumu di sini."
Saat menatap wajah Gemini dan mata hitam yang sangat disukainya, Fourth tahu dengan pasti kenapa ia berada di Chiang Mai dan kenapa ia bertekad untuk tetap tinggal di sini. Orang lain bisa pergi ke kota besar dan berusaha keras untuk menjadi terkenal. Jika ia bisa menjual lagu-lagunya, ia sudah merasa bahagia. Kesuksesan paling besar dalam hidupnya ada di sebelahnya, pria tampan, mengagumkan, dan setia, yang akan selalu mencintainya, bahkan saat ia menggosongkan telur, dan yang memercayainya bahkan di saat ia kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri.
Fourth tahu ia memiliki lagu di hatinya seumur hidup. Pria ini adalah lagu terbaik sepanjang masa, melodi indah yang datang padanya di saat ia paling tidak mengharapkannya, seperti yang selalu terjadi dengan lagu-lagu terbaik. Hanya saja ia tidak perlu menulis ulang liriknya untuk membuatnya jadi sempurna.
Gemini dating padanya sudah dalam keadaan sempurna.
THE END
Note: Akhirnya FF ini saya berhasil menamatkan, walau sempat hiatus beberapa bulan untuk menyelesaikan kisah cerita ini. Saya haturkan ucapan terima kasih banyak atas vote dan comment. Saya sangat menghargai feedbacknya. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca kisah cerita cinta antara Gemini dan Fourth. Thank you so much.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] This I Promise You | Gemini Fourth
FanfictionTitle: This I Promise You Author: Rinrinrin88 Cast: Gemini Norawit dan Fourth Nattawat Genre: BL, Romance Length: Chaptered Rate: 15+ Sipnosis Di usia delapan belas tahun, Fourth Nattawat harus melepaskan mimpinya menjadi penyanyi terkenal dan m...