Part 16

228 21 5
                                    

16

Fourth terhuyung dan mencengkeram lengan kemeja Gemini untuk mendapatkan keseimbangan.

"Honey, kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja. Hanya sedikit pusing."

Gemini menepiskan rambut dari wajah Fourth. "Apa kau terluka?"

"Hanya sedikit memar." Fourth menyandarkan bahunya di dada Gemini. "Selain itu, aku rasa aku baik-baik saja. Dokter bilang aku akan pulih seperti sediakala dalam beberapa hari."

Gemini tidak terlalu yakin. "Bagaimana dengan anak-anak?" Akhirnya ia menemukan keberanian untuk menanyakan itu.

Tiba-tiba saja ruangan menjadi sunyi. Gemini mengikuti tatapan bingung Fourth saat pemuda itu memperhatikan sekeliling mereka. "Siapa orang-orang ini?" tanya Fourth dengan suara pelan.

"Keluargaku," jawab Gemini. "P'Earth dan Phuwin ada bersamaku saat aku mendengar tentang kecelakaan itu. Semua orang datang ke sini begitu mereka mendengarnya."

Fourth mengangguk, tapi ekspresi wajahnya tetap terlihat bingung. "Sebagian besar dari mereka tidak mengenalku."

Ibu Gemini tersenyum dari kursinya di sudut ruangan. "Jangan pikirkan kami, Sweetheart. Aku bicara mewakili semua orang di keluargaku saat aku mengatakan kami tidak mengharapkanmu untuk memperkenalkan diri secara resmi, Kita bisa melewatkan perkenalan untuk sementara Waktu."

"Oh, Tuhan, itu ibumu, benar kan?" pekik Fourth kemudian memberi salam waii kepada seluruh keluarga Titichareonrak,yang membalas salam waii juga kepada Fourth.

Gemini membungkuk untuk berbisik, "Lupakan tentang keluargaku. Pura-pura saja mereka tidak ada di sini. Bagaimana keadaan anak-anak? Itu yang paling penting."

Fourth mengangkat tangannya yang gemetar ke depan mata. "Dokter bilang anak-anak bisa pulang ke rumah. Kita harus mengawasi Baifern malam ini dan membangunkannya setiap beberapa jam sekali. Dokter masih belum mengesampingkan kemungkinan gegar otak. Dan dia juga sangat khawatir dengan tulang rusuk Raiwin, tapi ternyata hanya memar dan tidak sampai patah."

Gemini hampir berteriak lega. "Kalian dengar itu?" Ia menoleh ke sekeliling ruang tunggu sambil menyeringai bahagia. "Kedua anak itu bisa pulang ke rumah!"

Ruang tunggu menjadi ramai lagi, dengan kedua keluarga mengekspresikan kelegaan mereka. "Syukurlah!" "Sungguh kabar yang menggembirakan!" "Tuhan memberkati hati mereka yang mungil!"

"Mereka membungkus tulang rusuk Raiwin dengan perban untuk mengurangi rasa sakitnya," lanjut Fourth. "Dan dokter akan memberiku resep untuk membuatnya nyaman selama beberapa hari ke depan." Fourth mengerutkan kening dan menekankan ujung jarinya ke pelipis. "Aku harus ke apotek untuk menebus resepnya."

Menatap wajah lelah Fourth, kekhawatiran Gemini meningkat. Persetan dengan peraturan IGD. Fourth sudah sangat Lelah dan butuh istirahat sejenak.

Ayah Fourth bergegas menghampiri Fourth untuk memegangi lengannya. Gemini memberikan tatapan yang penuh makna pada ayah Fourth. "Duduklah, nak," bujuk ayah Fourth dengan lembut.

"Aku tidak bisa, pa. Aku harus..."

"Ibumu dan Gemini yang akan mengurus anak-anak sekarang." Suara ayah Fourth terdengar lebih tegas. "Kau harus duduk, tidak boleh mendebat. Biarkan mereka yang menanganinya. Yang kau lakukan sudah cukup."

Fourth membiarkan ayahnya membawanya ke kursi. Gemini memberi isyarat pada ibu Fourth. Beberapa detik kemudian, mereka menginvasi IGD bersama-sama. Seorang perawat bertubuh pendek dan berambut merah melihat Gemini dan keluar dari mejanya. "Ada yang bisa kubantu?"

[Completed] This I Promise You | Gemini FourthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang