11
Keesokan paginya, ketukan panik yang terdengar di pintu kamarnya mengusik tidur Fourth. Fourth tersentak bangun, mengerjapkan mata dengan bingung, dan langsung berpikir terjadi sesuatu dengan anak-anaknya. "Masuklah."
Pintu terbuka, Maengmum berdiri di ambang pintu. "Polisi." Ujar Maengmum, mata gadis itu membelalak seperti koin. "Mereka ada di pintu depan, menanyakanmu."
"Siapa?"
"Polisi. Astaga, Fotfotl, apa yang kau lakukan?"
"Aku tidak melakukan apa-apa." Fourth menyisiri rambutnya dengan tangan saat bergegas menuruni tangga, diikuti oleh Maengmum tepat di belakangnya. "Jangan konyol."
"Mereka terlihat menakutkan." Bisik Maengmum. "Pasti terjadi sesuatu."
Saat Fourth memasuki ruang tamu, ia melihat dua orang petugas polisi berdrii di ambang pintu yang terbuka. Maengmum benar. Mereka berdrii di teras depan seperti penjaga, tidak membalas senyumnya saat ia menghampiri mereka. Fourth menegakkan bahu, mencoba untuk tidak terlihat bersalah, yang dianggapnya sebagai tindakan yang paling konyol yang pernah dilakukannya. Ia tidak melakukan apa-apa. Benar, kan? Kemudian pikiran buruk menghantamnya. Jika Lex menyadari gelas-gelas itu hilang. Lex akan tahu siapa yang mengambilnya. Bagaimana jika Lex menuntutnya?
"Sawasdee krub, Selamat pagi. Saudariku bilang kalian ingin bicara denganku." Fourth memberi salam waii, yang dibalas salam waii oleh para petugas polisi.
Salah satu polisi menunjukkan tanda pengenalnya. "Apakah Kau Fourth Nattawat Jirochtikul?"
"Iya."
"Mantan suami Lex Thanaphon Srivanichai?"
"Iya." Fourth tidak menyukai cara kedua polisi itu menatapnya, seolah ia telah melakukan kejahatan yang serius. "Apa aku lupa membayar tilang atau semacamnya?"
"Sayangnya telah terjadi sesuatu yang jauh lebih serius daripada itu." Ujar petugas polisi bertubuh tinggi. "Siapakan dirimu untuk menerima kabar buruk. Mr. Lex ditemukan tewas di garasi mobilnya sekitar tengah malam. Bisakah kau berpakaian dan ikut dengan kami ke kantor polisi sebentar? Kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan."
Semua darah tersedot keluar dari kepala Fourth, dan titik hitam menari didepan matanya. Fourth mendengar Maengmum memekik ngeri di belakangnya.
"Apa?" Seketika itu juga sekujur tubuh Fourth menjadi lemas karena syok, dan ia mengulurkan tangan untuk mencari pegangan. "Apa yang..." Fourth menelan dan mencoba bernafas dengan normal. "Apa katamu?"
"Mr. Lex ditemukan tewas di garasinya semalam." Ulang petugas polisi yang lebih muda.
"Oh Tuhan." Bisik Fourth. "Oh Tuhan." Fourth berbalik dan melihat Raiwin berdiri di belakang Maengmum di ambang pintu. Wajah anak itu sepucat susu.
"Papa?" ujar Raiwin dengan suara bergetar.
Fourth memberikan tatapan tajam pada petugas polisi itu. "Kalian harus menunggu sebentar. Putraku membutuhkanku."
"Papa?" ujar Raiwin lagi. "Daddy sudah mati? Bagaimana mungkin dia mati?"
Fourth berlari untuk menarik putranya ke dalam pelukannya. Dari atas kepala Raiwin, Fourth bertemu pandang dengan Maengmum. "Telepon mae. Katakana padanya aku membutuhkannya untuk datang ke sini secepat mungkin." Saat Maengmum berbalik untuk berlari ke kamarnya untuk mengambil ponselnya, Fourth mulai mengayun anaknya yang terisak. "Tidak apa-apa, sayang. Aku disini. Kau baik-baik saja."
Sejak saat itu, Fourth merasa seperti terperangkap dalam kabut. Tidak ada yang terasa nyata. Ia tidak bisa membuat otaknya berfungsi secara normal. Ini tidak mungkin terjadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/360908585-288-k721506.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] This I Promise You | Gemini Fourth
FanficTitle: This I Promise You Author: Rinrinrin88 Cast: Gemini Norawit dan Fourth Nattawat Genre: BL, Romance Length: Chaptered Rate: 15+ Sipnosis Di usia delapan belas tahun, Fourth Nattawat harus melepaskan mimpinya menjadi penyanyi terkenal dan m...