part 10:Pondok yang berantakan

30 4 0
                                    

"𝑻𝒆𝒓𝒌𝒂𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒖𝒍𝒂𝒉,
𝑨𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒓𝒊𝒌 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈
𝑨𝒈𝒂𝒓 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒆𝒓𝒉𝒂𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂"
___________________________
•𝑵𝒂'𝒊𝒇𝒂𝒉 𝑭𝒉𝒂𝒛𝒊𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒂 𝑨𝒍-𝑨𝒕𝒉𝒂𝒇

☪︎


                Keesokan harinya setelah amarah Gus Fathur sedikit mereda. Semuanya pun kembali ke Ponpes, dengan hanya Nada dan Chanda yang semobil dengan Gus Fathur.

Gus Haqi pun sedikit terpaksa karena, Apa yang Gus Fathur inginkan harus ia dapatkan. Bila tidak maka robot mainan kesayangannya lah yang akan menjadi tumbal..

"Thur. Nopo mboten ajeng ngentosi laine?" Tanya Gus Haqi menatap Gus Fathur yang sibuk memainkan handphonenya.

"Mboten usah. Ture Abah riyen mawon"Jawab Gus Fathur dengan nada ketusnya yang membuat Gus Haqi hanya menghela nafas heran.

"Seornag Gus jangan nesunan" Celetuk Gus Haqi ditatap garang Gus Fathur..

"Apalah-"

"Eitss. Gus Fathur udah, ingat janjinya kemarin"Cegah Chanda membuat Gua Fathur pun mengalah.

Selama perjalanan hanya ada canda tawa 2 santriwati itu. Sedangkan Gus Fathur sibuk menatap jalanan yang dipenuhi pepohonan rindang, Ia membuka jendela mobil itu dan menikmati angin menenangkan yang menghembus di wajah tampannya.

"Selama ini tak ada yang bisa meredakan emosi Fathur. Namun pada akhirnya seorang santriwati sekaligus sahabat masa kecil kami dapat meluluhkan hati seorang Fathur Hayyan yang terkenal keras itu" Monolog Gus Haqi menghadirkan senyuman kecilnya.

"Semoga suatu saat nanti, Gus Fathur mendapatkan jodoh perempuan yang memiliki hati setulus Chanda"Batin Nada mengulas senyum sesaat.

Setelah itu dia membali berbincang hangat dengan Chanda, Sedangkan Gus Fathur terlelap karena semikir angin mengelus permukaan wajah tampan paripurnanya.





•~TPA~•

             Sedangkan diponpes, Para santri-santriwati kembali berperang lumpur. Setelah beberapa jam mengistirahatkan pikirannya.

"Yok kita lanjut lagi!! Tadi Abah telpon dan katanya akan pulang isya nanti" Pekik Ning Zia mengajak kembali santri dan santriwati.

Byurr.

"Eh.... Anjim"

Plak

     Mereka terlalu sibuk bermain hingga tak sadar bila seorang lelaki sedang berdiri menatap mereka dengan amarah yang siap diledakkan.

"Wehhh. Anjj, Baju Gw kena Goblok"

"Asuuu. Tunik Gw!!"

"Ehhh, Bacot teyeng meneng ra?!"

Segala kata kasar saling mereka layangkan, tanpa ada teguran dari Ning Zia dan Hafidz.

"Takdir Pilihan Allah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang