part 25:Rumah dan Trauma

23 4 0
                                    

"𝑴𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏, 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌
𝒀𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒑𝒖𝒍𝒂 𝒕𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌
𝑨𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒌𝒂𝒏.. "
__________________
*Gantari Zahra Bakhsyawera

☪︎


"Chanda" Sapa wanita yang tak lain adalah Gantari Zahra Bakhsyawera. Sang Ibu yang bahkan tak pernah menganggapnya ada..

"Mamassss.." Tubuh Chanda mulai bergetar ketakutan, Gus Fathur yang peka pun mendekap erat tubuh sang kekasih..

"Maaf Bu. Saya dan Istri saya harus menemui Bi Ratna saat ini" Tutur Gus Fathur membuat Ata terpatung ditempat..

"Maksudnya? Putri saya baru memasuki umur 13 tahun. Pemerintah belum mengizinkan anak dibawah umur untuk menikah! "Ketusnya menatap Gus Fathur dengan amarah yang kian memuncak, Dahi Gus Fathur berkerut ada apa dengan wanita ini.. Pikirnya..

"Maaf Bu, Ibu siapa ya? Bahkan Ayahnya saja sudah merestui pernikahan kami. "Jawab Gus Fathur menatap Wanita dihadapannya dengan tatapan tajam.

" Saya Ibu dari Chanda!! "Sentaknya membuat nyali Chanda semakin menciut, Gus Fathur yang telah menyadari kondisi istrinya pun seera mengajak memasuki rumah bertingkat 3 itu..

Tangisan para anak panti terdengar begitu menggema dan memekakan telinga. Membuat tangis Chanda semakin pecah..

Didatangi seseorang yang sudah tertidur dilantai dengan tubuh yang seluruhnya ditutupi, dan dengan perlahan dibukalah kain jarit yang menutupi wajah itu..

"Bibi? Bi kenapa Bibi ninggalin Chanda Bi! Chanda masih butuh Bibi, Chanda gabisa tanpa Bibi bangun Bi!! Chanda bilang bangun!!!! "Teriaknya memukul keras mayit itu..

" shutt adee, gaboleh dipukul nanti Bibi sakit" Ucap sang Suami menarik mundur dirinya..

"Mamas, Bibi jahat! Dia ninngalin Chanda secepat ini" Adunya langsung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Gus Fathur.. Banyak orang terheran-heran, namun sekarang Duka sedang menyelimuti karena itulah semuanya cenderung diam..

Gus Fathur diam membiarkan istri kecilnya terus bersandar di dada bidangnya. Hingga setelah beberapa waktu ia pun dapat mendengar hembusan nafas tenang yang menandakan Chanda tlah terlelap dalam sandaran nya..

Dengan terpaksa ia pun membawa sang istri menuju kamar yang kata Atta adalah kamar milik Chanda, sebuah kamar yang penuh dengan barang berwarna hitam..

Acara pemakaman pun berlanjut tanpa adanya Gus Fathur yang menghadiri..

Ia mengelus lembut pucuk kepala Chanda yang tertutup jilbab itu. Dan ikut rebahan disamping sng istri.. Tak pula ia mengabari mertuanya bahwa dirinya tidak bisa hadir karena Chanda yang kelelahan.

Ia beralih mengelus perut Chanda yang berisi malaikat kecil didalamnya.

"Sehat terus jagoan Abi" tuturnya langsung mencium sekejap perut Chanda.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

               Sedangkan digudang ponpes, 4 orang sedang berkumpul disana. Semuanya kompak mengenakan outfit hitam agar tak ada yang tahu identitas mereka.

"Jadi? Rencana awal sudah berhasil? "Tanya seorang wanita.

" ya. Target kedua adalah Kiya. Selaku sahabat dan tetangga ning baru itu" jawab sang lelaki beroutfit hitam itu..

"Takdir Pilihan Allah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang