𝒑𝒂𝒓𝒕 𝟐𝟎: 𝑩𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂

28 3 0
                                    

الله يعلم من تحب. والله أعلم بمن هو خير لك
"𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒂𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂𝒎𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒖𝒋𝒖, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒂𝒍𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒕𝒂𝒖 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌𝒎𝒖"

☪︎

              Beberapa minggu setelah Chanda melakukan ibadah itu bersama suaminya, ia menjadi sering muntah setiap pagi. Gus Fathur selalu menyarankan agar pergi ke dokter namun Chanda selalu menolak dengan alasan-alasan yang tak pernah masuk akal.

Kini wanita itu sedang berada dikamar mandi, ditatapanya sebuah test pack yang bergaris dua menandakan bahwa kini ada kehidupan baru dalam rahimnya.

Ia menangis bahagia namun juga bersedih, karena ia belum siap menjadi seorang Ibu diusianya yang masih 13 tahun ini.

Dengan langkah pelan, Chanda berjalan menuju suaminya yang tengah berada dikamar, mengoreksi beberapa soal ulangan para santri dan santriwati.

"Mamas" panggil Chanda lirih. Mendengar panggilan lirih dari istrinya Gus fathur berbalik dan menatap Chanda dengan senyumannya..

"Nopo dek? "Tanya Gus Fathur mengelus lembut pipi gembul istrinya. Chanda memeberikan testpack yang tadi ia gunakan tanpa menatap Gus Fathur yang menatapnya lembut..

" Ade? Serius? "Tanya Gus Fathur diangguki lemah oleh Chanda. Gus Fathur memeluk istrinya semakin erat tak lupa mengusap pucuk kepala yang tertutup jilbab.

" matur newun de. Mamas janji bakal jaga ade kalih calon malaikat kita"Bisiknya membuat Chanda semakin terisak.

Dirinya bahagia karena kehadiran malaikat baru dalam rahimnya, disambut hangat oleh Gus Fathur. Namun ia sedih karena tak dapat mengabari Bunanya bahwa sebentar lagi ia akan dihadiahi seorang cucu.

Kata-kata Bunanya kala itu masih terekam jelas di CCTV memorinya. Tiada rasa dendam sedikitpun pada sang Bunda, hanya saja ia merindukan wanita itu.

Wanita yang bahkan tak menganggap kehadirannya.

"Mulai sekarang, apapun yang Ade pengen beritahu Mamas ya? Mamas janji akan kasih ke Ade selama Mamas masih mampu buat beri" Tuturnya diangguki Chanda.

Gadis itu masih berada dalam pelukan Gus Fathur dengan isakan yang belum terhenti sedari tadi.

✎෴☘︎

            Sedangkan di rumah bertingkat itu, Ata sedang menatap beberapa foto Putri sulung nya ketika bayi. Ia merindukan putrinya, namun ia teringat akan kata kasar yang ia lontarkan pada putrinya.

Ata belum tau bahwa putrinya kini tlah menjadi istri orang. Yang ia tau Putrinya bahagia di ponpes karena kasih sayang yang orang sekitar curahkan.

"Chanda. Buna rindu Chanda, tapi Buna tau bahwa Buna sudah terlalu menyakiti perasaan Chanda"

"Maafkan Buna sayang. Maaf karena Buna tidak dapat menyampaikan permintaan maaf ini secara langsung. Buna sayang Chanda seperti Buna sayang Milo dan Zean. "

"Semoga suatu saat nanti kamu bisa mendapatkan lelaki yang paham akan dirimu. Semoga pula suatu saat nanti kita dipertemukan dalam keadaan terbaik"

"Takdir Pilihan Allah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang