part 15: Mencoba mengikhlaskan

25 6 0
                                    

..Hari ini double up ya.. sekarang setiap hari kamis dan minggu Author bakal usahain buat double up karena hari kamis adalah hari spesial untuk Hafidz dan Bellinda. Lalu hari minggu adalah hari spesial untuk Gus Fathur dan Chanda..
¤
C
F
H
B
¤

“Sekarang harapannya pupus.
Karena yang dijadikan harapan sudah 
menjadi istri orang🙃”
__________________
_

M. Hafidz Argam Al-Atthaf

"شيء من الله لك لن يملكه أحد غيره
:sesuatu yang telah Allah takdirkan untukmu,
Tak akan pernah dimiliki oleh orang lain"
_________________
-R. K Chandani A
*
*
*

1 minggu kemudian..........

             Hari ini tepat hari minggu 24 maret pagi, acara pernikahan Gus Fathur dan Chanda akan segera diselenggarakan. Hanya dihadiri Syams, Milo, Zean, Ifha, Hafidz, Nada dan Gus Haqi beserta istrinya. Tak lupa Abah Bahdad dan Umi Halimah.

Hafidz menahan rasa aneh yang mengganjal dihatinya, Rasa aneh yang belum pernah dialaminya selama ini. Antara cemburu dan sedih yang bercampur menjadi satu.

Dengan sekuat tenaga Hafidz menahan rasa sakit dihatinya, ia mencoba tetap tegar walaupun kenyataan berbanding terbalik dari tampang.

"Qobiltu nikahaha watazwijaha bil mahril madzkur hallan"

"Bagamana para saksi sah?"

"SAH!!"

Semuanya memekik bahagia, saat Gus Fathur resmi menjadi suami Chanda dan gadis itu yang menjadi istrinya. Chanda pun menyalimi Gus Fathur.

"Thur. Cium istri woyy!!"

Pekikan gus Haqi membuat Gus Fathur menatap gadis disampingnya dalam, gadis yang kini tlah menjadi istrinya.

"Aku izin ya" Lirihnya langsung mengecup kening Chanda dan mendoakan ubun-ubun istrinya.

Gadis itu merasa tak enak dengan hafidz yang menatapnya dengan tatapan sulit diartikan. Setetes air mata luruh dari maniknya.

Gus Fathur yang paham pun hanya diam dan mengusap lembut air mata itu.

"maaf..."Lirihnya digelengi oleh Chanda.

Gus Fathur telah mengetahui Chanda pernah berstatus sebagai pacar Hafidz, Namun ia pun mengagumi istri kecilnya sedari dulu.

Chanda sedikit melirik Hafidz, Namun remaja itu tersenyum manis kearahnya. Seolah tak merasa terbebani sedikitpun.

Mungkin hubungan keduanya akan renggang, Namun Fathur memilih jalan terbaik yang Allah tuliskan. Dan mungkin Chanda bukanlah lauhul mahfudz untuk Hafidz.

Acara selesai bersamaan dengan adzan dhuhur, Kedua pengantin baru itu masuk ke kamar yang sama karena suruhan Abah Bahdad.

Gus Fathur keluar dari kamar mandi dengan Kemeja hitam panjangnya, Dapat ia lihat Chanda sedang bersusah payah membuka resleting gaun yang tadi ia kenakan.

Slerett

Chanda tersentak saat Gus Fathur membuka resleting gaunnya tanpa aba-aba.

"Takdir Pilihan Allah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang