Panorama Lukisan

24 4 0
                                    

Kapten Dirga yang baru menyelesaikan mandi paginya, dikejutkan dengan Serina yang tengah menyetrika baju dinas miliknya. Aneh biasanya setelah shalat subuh gadis itu akan kembeli bergelung didalam selimut loreng miliknya.

"Kau tidak tidur kembali?"

Menanyakan keanehannya sang gadis hanya tersenyum bodoh sambil memasukan sedikit arang kedalam setrika jadul milik Kapten Dirga

"Aku tidak mau terlambat hari ini kan kita akan menelpon pihak universitas ku"

"Tapi saya harus ijin dulu dengan Kolonel"

"Apa tidak bisa langsung?"

"Tidak saya harus melaporkan adanya kamu disini, kamu mengingat nomor telepon ibumu"

"Saya tidak mengingatnya, apa tidak bisa saya menghubungi keluarga atau teman saya lewat media sosial akan lebih mudah dan cepat"

"Tidak bisa Serina, kita berada di daerah tanpa adanya internet merdeka saya menghubungi pihak universitas mu juga meminta ijin agar bisa mendapat akses saluran khusus yang dimiliki Kolonel, jika pun tidak diijinkan kita hanya bisa mendapat internet dengan berangkat ke pegunungan"

"Tapi sekarang tahun 2024 tidak mungkin satu daerah ini tidak mempunyai jaringan internet"

"Ini bukan kota jakarta yang selama ini kamu tinggali Serina kamu harus paham akan itu"

Tidak menjawab Serina lebih memilih diam begitupula dengan Kapten Dirga yang lebih memilih untuk memasak didapur.

Pukul 07.00 keduanya telah bersiap untuk pergi ke Batalyon 2 Serina dengan kaos hitam yang Kebesaran ditubuhnya sementara Kapten Dirga dengan seragam dinasnya yang lengkap.

Selama perjalanan banyak pasang mata yang melihat Serina, membuat Kapten Dirga terusik dan sedikit merapatkan tubuhnya dengan tubuh Serina.

Mereka berdua kini sampai di Batalyon 2, tepatnya di Bagian Umum meminta persetujuan untuk bertemu dengan Kolonel Yakub Hendrik

Lima menit menunggu bukan Kolonel Yakub yang datang, melainkan Letnan Kolonel Jibril yang datang padanya dengan mata menyiratkan kemarahan

"Apa yang membuatmu ingin menemui Kolonel Yakub"

Pertanyaan itu langsung mengintrupsi indra pendengaran Serina yang sekarang tengah menunduk, takut dengan wajah seram pria didepannya

"Maaf Letkol saya mau meminta izin untuk menghubungi pihak keluarga atau pihak universitas gadis ini dengan menggunakan saluran khusus milik Kolonel"

Mendengar jawaban Kapten Dirga sontak saja Letkol Jibril menendang tulang kering Kapten Dirga begitu keras.

Serina yang melihatnya langsung menjerit tertahan, ketika melihat wajah sang Kapten kesakitan namun berusaha menutupinya

"Dari kapan gadis ini tinggal? dan darimana kau mendapatkannya"

Heyyy Serina dibuat kesal dengan bahasa pria seram didepannya seakan-akan serina ini adalah barang telarang yang berhasil disembunyikan Kapten Dirga

"Mohon izin Letkol, saya menemukan dia terjebak dihutan 3 hari yang lalu"

"3 hari lalu? itu berarti saat aku menyuruh Serka untuk memanggilmu kembali?"

"Siap"

Lagi-lagi tulang kering Kapten Dirga menjadi sasaran kemarahan Letkol Jibril

"Kau gadis malapetaka yang waktu itu membuat kekacauan di area lapang penembakan bukan?"

Sekarang jari telunjuk pria seram itu menunjuk kearah dahi Serina yang menatapnya kesal

"Apa arti tatapanmu gadis bodoh, kau hampir menghilangkan nyawa seorang Kapten Batalyon 1" Ucapnya lagi

Paralayang Love You (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang