HALO EVERYONE!
LAMA TIDAK JUMPA AND SO SORRY AKU LAMA UPDATE HEHE
NEXT TIME, GARION UDAH TAMAT AKU PASTI RAJIN UPDATE DI WP, DOAIN YAAAA
JANGAN LUPA RAMAIKAN!!
VOTE & KOMEN SEBANYAK BANYAKNYA!!
-
-
-
-
-
-
-
-HAPPY READING
Gray benar-benar membutuhkan pendingin di kepalanya, itu sebabnya setelah tiba di Apartemen Gray langsung melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk segera mendinginkan kepalanya dan seluruh tubuhnya.
Ada apa dengan perasaannya? Gray benar-benar merutuki kebodohannya sendiri yang telah bersikap secara terang-terangan kepada gadis itu.
Meski begitu, tidak ada paksaan di dalam hatinya, justru sebaliknya hatinya menginginkan untuk terus melakukan sesuatu kepada gadis itu.
Gray semakin mengacak kasar rambutnya yang masih berada di bawah guyuran shower, mencoba untuk menghilangkan bayang-bayang wajah gadis itu dalam pikirannya, meski pada akhirnya bayangan saat dirinya mencium gadis itu kembali terngiang di benaknya.
Sejak awal kedatangannya, Gray selalu dibuat terpaku oleh wajah serta penampilannya, sikapnya yang justru berbanding balik dengan kepribadiannya membuat Gray benar-benar tidak mempercayainya.
Mendengar ketukan dari arah luar, Gray menoleh sebentar dan segera mematikan shower yang masih membasahi seluruh tubuhnya. Gray lantas meraih handuk tebal berwarna putih lalu melilitkannya di pinggang sembari melangkah ke arah pintu.
Begitu pintu terbuka, Gray mendapati Annara yang berdiri di depan pintu kamar mandi. Gadis itu menengadahkan kepalanya sekaligus menyodorkan ponsel miliknya yang terus berbunyi menandakan ada panggilan masuk.
"Dari tadi hp kamu gak berhenti bunyi, siapa tahu penting," ucap Annara sembari menyodorkan ponsel ke arah Gray.
Sedangkan Gray, lelaki itu menetapkan tatapannya pada wajah Annara, gadis itu terlihat tidak ingin menatap ke arahnya membuat Gray semakin bergerak maju agar jaraknya semakin saling berdekatan.
Menatap lekat wajahnya beberapa detik, lantas Gray meraih ponsel yang masih berada di tangan Annara lalu melihat siapa yang menghubunginya.
"Gray? Aku di depan Apartemen, bisa keluar sebentar?"
Annara mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Krystal karena sebelumnya Annara sudah melihat siapa yang terus menerus menghubungi Gray.
Begitupun dengan Gray, ia tampak memfokuskan pandangannya pada wajah Annara, melihat reaksi gadis itu akan seperti apa.
"Tunggu sebentar," balas Gray lalu mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.
Setelah mematikan ponselnya dan membuangnya asal ke arah ranjang, Gray mulai mengikis jarak dengan Annara membuat gadis itu spontan memundurkan langkahnya secara perlahan.
Gray membungkukkan tubuhnya agar dapat menyamakan tingginya dengan Annara, mendekatkan wajahnya pada wajah Annara sehingga hidung mancungnya nyaris bersentuhan dengan ujung hidung milik Annara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZION (GRAYSON ZION LAZARUS)
Roman pour AdolescentsWISE IN READING! THIS IS JUST FICTION! Memilih untuk mengikuti jejak sang Kakek, kehidupan seorang pria berusia dua puluh tujuh tahun itu selalu terancam akan kematian tragis yang akan menimpanya. Meski begitu, bagi Grayson Zion Lazarus, itu adalah...