|AGL'CHAPTER'016|

2.2K 219 76
                                    

HALO EVERYONE!

SELAMAT HARI RABU PAGI GENG!!!!!

AKHIRNYA AKU RAJIN UPDATE YA MESKIPUN SELANG BEBERAPA HARI HEHE

NEXT PART PASTI LEBIH RAJIN UPDATE

JANGAN LUPA RAMAIKAN!!

VOTE & KOMEN SEBANYAK BANYAKNYA!!

-
-
-
-
-
-
-
-

HAPPY READING


























Gray dan Annara kembali ke kamar masing-masing. Lelaki itu sendiri yang memintanya meski hati kecilnya menginginkan untuk tidur bersama Annara. Namun, Gray harus memiliki ruang tersendiri untuk membicarakan segala sesuatu hal bersama Galen.

Galen yang menjadi sahabat sekaligus informan untuk Gray sudah terbiasa melakukan segala hal yang diminta oleh lelaki itu.

Sembari melempar macbook miliknya kepada Gray, Galen mendengus kecil ketika melihat Gray justru sedang berkirim pesan dengan Annara.

"Bawa Nara ke kamar lo, apa itu susah?" celetuk Galen setelah beberapa saat terdiam seraya memandangi wajah Gray yang terlihat tidak seperti biasanya.

Hari-hari lelaki itu tidak pernah memancarkan ekspresi senang di wajahnya, terlebih saat menatap layar ponselnya. Kedua alisnya menukik tajam, bibirnya tidak berhenti menggertak dan sesekali mengeluarkan umpatan hanya karena melihat secuil pekerjaan yang di luar kendalinya.

Namun, berbeda dengan sekarang. Galen melihat perubahan yang begitu cepat saat sahabatnya itu mulai menyukai seorang gadis yang merupakan teman masa kecil sekaligus cinta pertamanya meskipun Gray belum mengingat semua hal itu.

"Gue butuh bantuan Bokap lo, Gray," ucap Galen sambil menuangkan minuman ke dalam gelas lalu menambahkan beberapa es batu agar minumannya terasa lebih segar.

"Lo bisa langsung ngomong sama Ayah--"

"Kali ini beda. Ini urusan Khairen yang selalu dijadiin bahan sama Bokapnya," pungkas Galen seraya menatap wajah Gray dalam jangka yang cukup lama.

Seolah paham dengan pembicaraan Galen, Gray menganggukkan kepalanya sembari kembali menegakkan tubuhnya lalu mulai melayangkan tatapan serius ke arah Galen, "Lo udah cari tahu semua tentang keluarganya?" tanyanya singkat.

Galen mengangguk-anggukkan kepalanya sebelum menjawabnya kembali, "Setelah gue cari tahu semuanya, cuma dari om Liam dia dapat suntikan besar di Perusahaannya," jawabnya.

"Ayah gak mungkin ambil kerja sama yang gak untung buat dia sendiri. Di balik berhasilnya suntikan dana ke Perusahaannya, pasti dia punya cara pintar buat Ayah yakin," papar Gray menjelaskan.

ZION (GRAYSON ZION LAZARUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang