by : sheeranamaggie
"Aku Sina"
Tangannya yang lentur itu berada tepat di sampingku, bersama suaranya yang lembut yang menyebut namanya. Pendek. Padat. Lembut seperti alunan melodi yang dinyanyikan sang pianis.
Bibirnya yang merah jambu persik melengkung membentuk senyum hangat, sungguh menakjubkan, bukan? Rasanya ingin melahap bibir indah itu.
Aku menganggukkan kepala, dan meraih tangannya untuk berjabat tangan. "Varius"
Matanya pun ikut tersenyum.
"Varius ya? Aku dengar dari Cikay"
Sial. Apa yang dikatakan si penuduh tentangku padanya?
"Ohh.."
Aku berusaha mengabaikan topik pembicaraan ini, meskipun urat-uratku sudah menegang, ingin sekali meninju wajahnya. Aku sudah bisa membayangkan ekspresi wajahnya, saat dia mengejekku tentang wanita.
"Varius paling anti cewek AHAHAHA-"
ughh.. menyebalkan sekali.
Sina hanya tersenyum mendengar jawaban singkatku, mungkin dia tahu kalau aku sangat susah diganggu, kalau aku sudah memegang buku pelajaran.
Aku kembali fokus pada rumus-rumus yang tertulis di buku pelajaran. Mengabaikan kehadiran Sina sama sekali, aku tidak mengerti kenapa dia memilih duduk di sebelahku? Padahal banyak tempat lain, apa dia takut duduk sendiri? Atau Cikay yang menyuruhnya mendekatiku? Sudahlah aku tidak peduli dengan itu, lagipula cinta di sekolah itu hanya omong kosong.
"Varius, kamu tahu? Yang mendapat juara pertama itu sepupuku-"
Sebelum Sina sempat menyelesaikan kalimatnya, bel berbunyi, menandakan waktu istirahat telah usai. Dan para siswa diharuskan kembali ke kelas masing-masing, mempersiapkan diri untuk tugas selanjutnya.
"Aku pergi dulu, bye Sina"
Aku bangkit berdiri hendak pergi, meninggalkan dia dan ucapannya yang terputus karena suara bel yang keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET YOU, AT THE SEA
ActionSejak kecil, Varius selalu di perlakukan kasar oleh ayahnya, yang bertujuan agar Varius selalu tetap siaga menghadapi masalah apapun. Namun bukan itu yang di inginkan Varius *** Saat masih kanak kanak, ia selalu di ejek teman temannya, karena Varius...