by sheeranamaggie
Langit semakin orange dan gelap, sinar matahari mulai berganti dengan sinar rembulan malam. Waktu berlalu begitu cepat, berawal dari bangun pagi, dan tidur dimalam hari untuk bersiap bangun di keesokan hari nya.
Les matematika ku belum saja selesai, padahal teman teman ku sudah mengeluh kelelahan, karena kegiatan sekolah dan les matematika di sore hari.
Tidak lupa dengan tugas yang diberikan oleh guru untuk di kerjakan di rumah.
Sebenarnya aku bisa saja membolos les ini, tapi guru yang mengajar mempunyai mulut lemes. Tidak ada satupun dari teman teman ku yang menyukai guru itu. Dia terkadang cari perhatian dengan Abang penjual bakso yang sering lewat didepan gedung les.
"Dia cerewet banget, kapan selesainya?"
"Aku mau pulang"
"Lapar.."
Keluhan itulah yang kudengar dari teman temanku, tentu aku merasakan hal yang sama seperti mereka, capek, lelah, lapar. Tapi lebih baik aku merasakan hal seperti ini, daripada dipukuli oleh ayah karena aku membolos les.
Puji Tuhan, si guru mulut lemes itu akhirnya mengakhiri kelasnya, aku dan teman teman ku sangat senang mendengar perkataannya untuk mengakhiri les hari ini. Pikiran ku langsung melayang memikirkan 'Makan malam untuk hari ini apa ya?'
Akhirnya aku dan teman temanku berpisah, mengucapkan selamat tinggal, dan mengendarai motor kami masing masing. Ada pula yang di jemput oleh orang tuanya.
Mata mengantukku terus menatap jalan yang sudah mulai gelap, karena sinar matahari sudah mulai menutupi dirinya dengan awan awan kegelapan. Memunculkan bintik bintik cahaya bersinar dari bintang bintang yang bergejolak.
Tidak ada yang kupikirkan, selain pulang kerumah, mengerjakan tugas sekolah ku, makan dan tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET YOU, AT THE SEA
ActionSejak kecil, Varius selalu di perlakukan kasar oleh ayahnya, yang bertujuan agar Varius selalu tetap siaga menghadapi masalah apapun. Namun bukan itu yang di inginkan Varius *** Saat masih kanak kanak, ia selalu di ejek teman temannya, karena Varius...