Langkah kakiku mengiringi lorong mall, yang ramai dengan pengunjung. Sibuk dengan kegiatan mereka, membicarakan tentang pakaian yang baru dibeli, toko toko baru, serta merek makeup yang terpajang di setiap toko berbeda.
Aku tidak memperdulikan kesibukan mereka, pendengaranku hanya fokus pada suaranya. Sina, terus saja bahas novel yang di punya dirumahnya. Mulai dari genre romance, action, dan horor.
Bibir pink nya terus bergerak, disetiap kata yang ia lontarkan, plot plot cerita dengan berbagai ekspresi yang ia lakukan. Membuatku takjub bagaimana caranya ia membicarakan suatu cerita, bagaikan seperti melantunkan sebuah dongeng. Sungguh tajam disetiap mimik dan hentakan suaranya.
"Jadi seperti itu alurnya, aku hanya baca setengah chapter sih"
"Karena aku tidak kuat dengan penyiksaan yang dia alami"
Aku mengangguk, mendengarkan akhir dari cerita yang dia ceritakan. Sungguh menarik, karakter perempuan di cerita itu di siksa oleh ayahnya sendiri, itu seperti melihat diriku sendiri.
Pada akhirnya keheningan menghampiri kami, tidak topik diantara kami, hanya berjalan memutari mall. Karena tujuan kami sudah terselesaikan jadi lebih baik kembali ketempat awal bertemu.
"Kita tunggu disini saja" Kataku, dengan langkahku berhenti di lobby mall, tempat dimana aku bertemu dengan Sina dan Vara. Dan juga tempat berpisahnya kami disini.
"Oke, aku akan mengirim pesan ke Vara" Katanya, mengeluarkan ponsel iPhone miliknya, dengan case berwarna pink cerah bunga mawar.
Aku melihat sekeliling mall yang ramai pengunjung, sambil menunggu nya selesai memberi pesan ke Vara, serta mendapatkan kabar dari Vara.
"Varius, apakah kau punya pacar?"
Tanya Sina, tiba tiba, membuatku sedikit terkejut, lagipula memang sudah banyak yang menanyakan hal seperti itu, apalagi Vara. Itu seperti makanan ku sehari hari.
"Tidak"
Jawab ku singkat, dengan kepalaku yang di gelengkan, menandakan aku tidak punya pasangan.
Sina menganggukkan kepalanya nya dengan lucu. "Jadi begitu..kata Cikay, kau tidak terlalu tertarik dengan percintaan ya?"
Ahh..sial, si petuduh itu lagi. Apalagi kali ini?
"Iya, memang sih, kenapa?"
"Tidak apa, aku suka pria seperti mu, lebih mementingkan kepentingan masa depan, dibandingkan percintaan"
Loh!
Aku mengerutkan keningku bingung, dengan penjelasannya 'Apa maksudnya? Dia mencoba memberikanku pujian atau apa?' 'Gombalan kah?'
"Oke.."
Jawabku dengan aneh, ini pertama kalinya aku di perlakukan seperti ini, sungguh asing..
Bagiku, para perempuan suka dengan pria yang memberikan effort berlebih, memberikan waktu untuk sang perempuan, mengasih uang setiap bulan, dan harus lebih mementingkan sang perempuan dibandingkan apapun. Tapi kali ini? Berbeda. Like, I feel something different. Ah sudahlah, untuk apa aku memikirkan hal itu? Tidak penting dalam kehidupan ku.
Percintaan hanya akan menghambat perkembangan diri ku sendiri, lebih baik fokus dengan apa tujuanku dibandingkan, aku harus sibuk dengan apa yang seharusnya bukan tujuan ku. Menikah? Uang bisa memberikan ku ribuan wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET YOU, AT THE SEA
ActionSejak kecil, Varius selalu di perlakukan kasar oleh ayahnya, yang bertujuan agar Varius selalu tetap siaga menghadapi masalah apapun. Namun bukan itu yang di inginkan Varius *** Saat masih kanak kanak, ia selalu di ejek teman temannya, karena Varius...