-
-
-
sepulang dari sekolah tepatnya pukul 7 malam, Jay terlebih dahulu mampir ke minimarket untuk membeli beberapa kebutuhan, setelah di rasa cukup ia pergi ke kasir lalu membayar semuanya.
Jay mengulum bibir nya lalu menunggu belanjaannya yang sedang di siapkan oleh kasir.
"kami tidak ada kembalian jadi sebagai gantinya kau bisa mengambil balon balon itu"
Jay menderyitkan dahinya lalu melirik ke arah yang di tunjuk oleh kasir itu, mata kucingnya membulat saat ternyata balon balon yang di maksud adalah kond*om.
Jay kembali menatap kasir itu dengan rona merah yang mulai menguasai wajah cantiknya.
"kau merekomendasikan kond*om untuk anak sekolahan seperti ku?" tanya Jay dengan pelan
kasir itu mengambil nya dan kembali, ia memegang tangan Jay lalu meletakkan kond*om itu di tangan Jay lalu tersenyum dengan lebar.
"semoga hari mu menyenangkan, selanjutnya"
Jay terdiam karena speechless.
dia pun mengambil belanjaannya lalu pergi.
"ada ada saja, apa yang harus di lakukan dengan kond*om ini? pasti tidak akan terpakai" gumam Jay dengan menatap kond*om yang berada di tangannya
Jay memasukkan kond*om itu kedalam plastik nya lalu melanjutkan langkah nya, di pertengahan jalan si cantik menghentikan langkahnya, ia melirik ke arah kanan.
"pasti ada yang mengintai ku" gumam Jay
ia mencoba tenang dan berjalan dengan santai tapi semakin lama nyali Jay semakin kecil, ia pun berlari dengan sekuat tenaga.
benar saja saat dia berlari bangsa yang entah vampire atau serigala itu juga langsung mengejarnya, Jay masuk kedalam gang kecil dan terus melanjutkan pelariannya.
beberapa menit berlalu~~~
Jay bersembunyi dibalik dinding dengan mata yang bergetar dan juga sendu, nafasnya terdengar sangat berat, sebenarnya ini percuma saja, Jay tahu bahwa mereka bisa mencium aroma darahnya tapi ia sudah lelah.
Riki tiba tiba datang lalu menutup bibir Jay, Jay menatap Riki dengan mata yang memerah.
Riki memeluk pinggang ramping Jay lalu membawanya menghilang.
”bukankah tadi dia di sini?" tanya Jo
"kemana dia?" timpal Harua
"aku pun tidak tahu, ayo berpencar kita harus dapatkan Jay malam ini" perintah Nicholas
"ayo, apapun yang terjadi kita harus membawanya ke kastel para werewolf" ucap Ej
ke empat werewolf itu mulai berpencar untuk mencari keberadaan Jay sedangkan di sisi lain~~~
Jay membuka matanya dan dia sudah berada di depan rumah nya bersama Riki, mata nya masih memerah dan menandakan ketakutan yang teramat.
"Riki.." pelan Jay dengan memeluk Riki
Riki mengelus punggung Jay.
"kau aman" bisik Riki
"mereka ingin membunuh ku" lirih Jay
"mereka bukan ingin membunuh mu tapi mereka ingin menjadikan mu sebagai milik mereka" bisik Riki
-
-
-
-
-
"bangsa werewolf benar benar gila jika aku tidak datang tepat waktu maka mereka pasti akan membawa Jay ke kastel mereka" ucap Riki
Heeseung melipat kedua tangannya dengan sirat mata yang memerah, kelima vampire yang lain tahu bahwa ketua mereka pasti berada di puncak emosi.
"mereka tidak bisa melakukannya di sekolah oleh sebab itu mereka melakukannya di luar sekolah sepertinya kita harus mulai mengikuti Jay kemanapun dia pergi, calon pengantin kita bisa saja di ambil alih oleh bangsa sialan itu" ucap Jungwon
"Jay itu adalah takdir kita jadi kita tak bisa membiarkannya di ambil oleh bangsa werewolf" timpal Jake
Sunoo terdiam dengan ekspresi yang dingin.
"dari dulu bangsa itu hanya bisa merebut merebut dan merebut saja" cibir Sunghoon
"sudahlah, ayo pergi ke rumah Jay dan menjaga rumah nya" perintah Heeseung
"baik"
ke-enam vampire itu langsung menuju rumah Jay.
singkat cerita saat tengah malam, Jay terbangun dari tidurnya, instingnya berkata bahwa dia sudah aman, jujur sebelum ini ia merasa tidak aman tapi setelah terbangun dari tidurnya ia merasa aman dan tenang.
Jay berpegangan pada ranjang lalu melirik ke arah balkonnya.
tatapannya teralih pada jendelanya.
"kenapa aku lupa menutup nya" gumam Jay dengan malas
Jay sedikit tersentak saat mendengar gemuruh besar dari luar, sepertinya sebentar lagi akan terjadi badai, Jay menghela nafas nya lalu beranjak dari ranjangnya.
ia memutuskan keluar dari kamarnya untuk mengambil minum di dapur.
sesampainya di dapur ia mengambil sebotol air dingin dan kembali ke kamar nya, ia meminum minumannya lalu meletakkannya di meja.
setelah itu Jay mendekati jendela dan menutupnya, hujan deras mulai turun di sertai dengan gemuruh seram yang terdengar.
Jay kembali tersentak dan cepat cepat menutup jendelanya tapi pergerakannya terhenti saat ia melihat ke-enam vampire yang berada di depan rumahnya.
mereka menatap Jay lekat begitu pula dengan Jay.
"hei kenapa di sana?" tanya Jay
bukannya menjawab mereka malah tersenyum, seperti anak kucing yang mengintip dari jendela.
Jay.. pria ini sangat menarik, cantik, manis dan sempurna, tidak salah jika mereka merelakan apapun untuk bisa mendapatkannya, Jay yang melihat pun hanya mengerjapkan mata nya.
"tunggu sebentar, tunggu.." Jay menutup jendela terakhirnya dan keluar dari kamarnya
ia membuka pintu utamanya dan langsung menabrak Sunghoon, Jay menunduk lalu memegang dahinya.
"kau baik baik saja?" tanya Sunghoon
"aku baik baik... " Jay menghentikan ucapannya saat ke-enam vampire tampan itu sudah berada tepat di hadapannya
"saja" timpal Jay dengan pelan
mereka tersenyum.
"kami akan menjaga mu sampai besok" ucap Heeseung
"sampai besok?" tanya Jay
"tidak.. maksudnya kami akan menjaga mu sampai kau menjadi milik kami" timpal Sunoo
Jay menatap Sunoo.
-
-
-