.
.
.
Jay menyatukan kedua paha nya dengan keringat dingin yang membasahi seluruh tubuhnya, ia menopang keningnya.. kenapa.. kenapa tubuh nya terasa panas dan lubangnya...
"shh ahh" desahnya sangat pelan
"kau kenapa?"
Jay tersentak lalu menoleh ke asal suara, murid lelaki yang duduk di sebelahnya kini menatapnya dengan menderyitkan dahinya.
"a-ah aku? aku baik baik saja" balas Jay kaku
"wajah, telinga dan leher mu memerah, apa kau sakit? ingin ku antar ke uks?"
"tidak perlu Jion, terima kasih" pelan Jay
"baiklah" balas seseorang yang kita ketahui sebagai Jion itu
Jay menghela kasar nafas nya lalu menunduk dengan lemah.
ini sangat menyebalkan harusnya ia menyelesaikannya terlebih dahulu tapi mau bagaimana lagi, ia bangun terlambat, Jay membutuhkan barang tidak 1 jam untuk memuaskan diri skip
Jay melirik Jion yang masih mencuri curi pandang padanya.
ia menelan saliva nya lalu beranjak dari kursinya, ia pergi keluar dari kelas dan menuju kamar mandi sesampainya di kamar mandi Jay langsung mencuci wajahnya.
Ej membuka pintu kamar mandi lalu mendekati Jay, dia menatap tengkuk Jay dengan intens dan tiba tiba mencium tengkuk nya.
Jay tersentak dan langsung menatap Ej.
Ej tersenyum saat melihat wajah cantik yang sayu dan pasrah itu, terlihat sangat indah bahkan sexy dalam waktu yang bersamaan.
"kau sedang birahi, cantik?" tanya Ej dengan berpegangan pada wastafel hingga jaraknya dengan Jay semakin dekat
Jay ikut berpegangan pada wastafel lalu menatap Ej dengan nafas beratnya.
"kau sangat tegang" ucap Ej dengan mengelus pinggang Jay
karena tubuhnya yang memang sensitif, Jay pun hanya bisa meremas wastafel lalu menggigit bibir bawahnya, hal itu membuat Ej tersenyum dengan puas.
"kau menyukai nya? lalu bagaimana jika aku melakukan ini?" tanya Ej dengan mengelus leher Jay
"hentikan" lirih Jay
bukannya berhenti Ej malah memeluk pinggang Jay dan terus mengelus lehernya hingga wajah Jay yang tadinya sudah memerah kini semakin memerah.
tak lama dari ini, ke delapan werewolf yang lain datang dan menatap Jay.
Yuma dan Taki ikut mendekati nya, Taki mengelus dagu Jay sedangkan Yuma mengendus lengan Jay.
"hentikan" pinta Jay dengan mencoba memberontak tapi Yuma dan Taki langsung menahan lengannya
"kenapa aroma darah mu semakin manis?" tanya Nicholas
Jay melirik Nicholas dengan keadaan yang sudah kacau.
"itu karena dia sedang birahi" kekeh Jo
"ohh pantas saja aromanya menyengat sekali" kekeh Harua
Jay mengalihkan pandangannya ke arah K, dia adalah orang yang selalu membantu nya jadi Jay percaya padanya.
K mendatangi Jay, mencengkram rahang nya lalu mencium bibir nya, Jay terkejut.. sedangkan kedelapan werewolf yang lain langsung menyerang bagian tubuh Jay yang lain untuk di cium, endus dan bahkan di jilat.
-
-
-
-
-
sepulang sekolah~~~
Jay mendatangi ke enam vampire yang sudah menunggu nya di gerbang sekolah, Jay membenarkan seragamnya dan menatap ke enam vampire yang juga menatapnya.
"ayo" ucap Jay
Jake mencekal lengan Jay lalu menariknya dengan kasar.
"akhh" ringgis Jay
Jake tidak perduli, ia mengendus leher Jay sedangkan Jay langsung menelan payah saliva nya, mata kucingnya melirik ke arah lima vampire yang lainnya.
tatapan mereka terlihat.. menyeramkan.
"mereka menyentuh mu?" tanya Jake
"mereka?" tanya Jay kembali
Sunoo mendatangi Jay lalu membuka 3 kancing teratas Jay, Jay menahan lengan Sunoo.
"apa yang kau lakukan?" pelan Jay
Sunghoon mencekal lengan Jay dan menatapnya dengan dingin, Jay menatap Sunghoon sayu dan kemudian dia hanya bisa pasrah.
ke enam vampire itu menatap bekas kiss mark yang berada di seluruh dada Jay.
"itu bukan apa--" ucapan Jay terhenti saat Jungwon menatapnya dengan tajam
Jay mengulum bibir nya sendiri.
"mereka memaksa mu kan?" tanya Heeseung dengan menatap mata Jay, Jay langsung terpaku pada Heeseung
Sunoo sekalian mengambil kesempatan untuk semakin menurunkan seragam Jay dan tatapan ke enamnya langsung tertuju pada tato sayap yang berada di dada Jay.
Jay bernafas dengan berat.
Jay melihat mata ke enam vampire itu yang mulai berubah kemerahan.
"mereka memang harus di beri pelajaran" ucap Sunghoon
"jangann" Jay menahan dada Sunghoon
"kenapa Jay? mereka memperlakukan mu seperti itu dan lagi berani sekali mereka menyentuhmu? untung saja mereka tidak sampai menandai mu" ucap Sunghoon dengan menatap mata Jay
"tidak, kalian bisa terkena masalah.. jangan" pelan Jay
"kami tidak bisa hanya diam saja" balas Riki
"aku mohon" lirih Jay
"permohonan mu tidak akan kami terima" timpal Sunoo
tatapan mereka teralih pada bangsa werewolf yang menatap mereka, mereka terlihat senang bahkan tersenyum.
Jay menderyitkan dahinya dan ikut menatap ke arah bangsa werewolf.
"apa mereka sudah merasa menang?" gumam Jake
"jangann" Jay menahan ke enam vampire itu tapi mereka benar benar terlihat marah dan tak bisa di ganggu gugat
"kalian, temui kami malam ini" ucap Heeseung
"baik" senyum K
Heeseung memeluk pinggang Jay dan membawanya pergi sedangkan ke lima vampire yang lain langsung mengikuti mereka dari belakang, mereka menatap bangsa werewolf penuh musuh.
"mereka melukaimu?" tanya Jungwon
"tidak, aku baik baik saja" balas Jay
Jake menatap bibir Jay yang memar.
"siapa yang di bagian bibir mu?" tanya Jake
"K" jawab Jay dengan ragu
"aku yang akan mengurus nya" datar Sunghoon
Jay melirik Sunghoon dengan takut.
"benar benar menyebalkan" gumam Sunoo
"aku sangat marah" datar Riki
Jay menghela nafasnya dengan lirih.
-
-
-
