-
-
-
Jungwon membawa Jay ke kastel mereka lalu menatapnya dengan tajam.
Jay yang di beri tatapan kematian pun hanya bisa terdiam dengan mata kucing yang tampak berkaca kaca.
nafasnya terengah-engah, Jungwon meremat lengan Jay lalu menariknya untuk mendekat, Jay menahan ringgisan nya.
"kenapa kau datang kesana Jay?" tanya Jungwon
"aku.." Jay terhenti saat rematan Jungwon semakin kasar, Jay menunduk lalu mengulum bibirnya sendiri
"kau menghawatirkan kami?" tanya Jungwon
"Jungwon.. sakit" pelan Jay
Jungwon baru sadar bahwa dia terlalu kasar, ia menatap lengan Jay yang kini di genggam oleh nya, ia melepaskan genggamannya terhadap lengan Jay.
lengan Jay terlihat memerah, Jay pun mengenggam lengan yang tadi di remat oleh Jungwon, Jungwon menatap bahu dan juga leher Jay yang terpampang jelas di hadapannya.
"apa gunanya cardigan itu Jay?" datar Jungwon
Jay tersentak dan secara otomatis membenarkan cardigan yang sebelumnya terus ia biarkan, Jay melirik Jungwon yang menatapnya.
"maafkan aku" cicit Jay
"aku akan menghapus noda dari para werewolf itu" ucap Jungwon dengan mengenggam lengan Jay
"bagaimana caranya?" bingung Jay
tidak ada jawaban dari Jungwon, dia langsung menarik Jay menuju salah satu kamar.
di lain sisi walaupun para vampire kalah jumlah dan ketua mereka terluka parah tapi mereka berhasil membuat para werewolf menyerah duluan dan pergi.
tidak ada yang tidak terluka di sini, Jake menatap Heeseung yang terlihat semakin kritis.
"kita pulang ke kastel, bantu aku menggiring Heeseung" ucap Sunghoon
"baik" timpal yang lainnya
singkat cerita~~~
"sudah bersih" ucap Jungwon
"apa kau memainkan sulap? kenapa bisa seperti ini?" tanya Jay dengan polos
"tentu saja bisa" senyum Jungwon
"ayahh!" teriak Sunoo
Jay dan Jungwon menatap ke arah pintu lalu mereka saling menatap, Jungwon menarik Jay keluar dari kamar dan mendatangi suara itu.
"astaga Heeseung! apa yang terjadi!"
"dia terkena cakaran dari bangsa werewolf, ayah" ucap Riki
"itu akan susah! setiap bangsa yang terkena cakaran dari musuhnya pasti akan sulit untuk sembuh bahkan dia akan kritis berpuluh-puluh tahun jika ia tak menemukan obat yang tepat!"
"maafkan kami, ayah" ucap Sunghoon
Heeseung bernafas dengan berat, ia benar benar lemah dan rasanya sangat menyakitkan.
Jay menatap mereka yang terlihat jauh dari kata baik, mata sayu nya terlihat berkaca kaca, tiba tiba atensi seluruhnya tertuju pada Jay.
orang yang di sebut ayah oleh mereka itu menatap Jay dengan lekat.
"dia orangnya? aku bahkan tau hanya dengan mencium aroma darahnya"
Jay menatapnya dengan takut.
dia mendekati Jay dan Jay reflek menundukkan wajahnya.
"jalan satu satunya menyelamatkan Heeseung adalah darah mu"
Jay mengangkat wajahnya lalu menatapnya.
-
-
-
-
-
Heeseung sedang terbaring dengan lemah di ranjangnya, Jay menatapnya dengan lirih.. entah kenapa dia sangat sakit saat melihat keadaan Heeseung.
"itu bukan paksaan" ucap Jake
Jay melirik Jake.
"jika kau takut atau mungkin belum siap menyerahkan darah mu, Sunoo akan mengantar mu pulang, jangan khawatir kami akan mencari obat lain untuk Heeseung" timpal Jake dengan lembut
"apakah itu bisa?" pelan Jay
"kami akan mencoba yang terbaik untuk kesembuhannya, kau tenang saja" ucap Riki
Jay mengulum bibir nya dan kembali menatap Heeseung.
"kata ayah kalian itu akan susah" lirih Jay
"jangan terlalu di pikirkan" ucap Sunghoon dengan mengelus punggung Jay
"bagaimana tidak? dia terlihat sangat lemah sekarang" sendu Jay
para vampire saling melirik.
"Jay.. pulang lah" ucap Jungwon
"Jungwon tapi.." ucapan Jay terhenti saat Sunoo menggenggam lengannya
"aku akan mengantar mu" ucap Sunoo
"tunggu sebentar Sunoo.. izinkan aku melihat kondisi Heeseung terlebih dahulu" Jay memelas pada Sunoo
Sunoo pun melepaskan genggamannya terhadap lengan Jay, Jay menghela pelan nafasnya dan mulai mendekati Heeseung.
ke-lima vampire yang lain hanya memperhatikannya, Jay duduk di sebelah Heeseung yang terbaring tak berdaya.. Heeseung menatapnya dengan lemah.
"tandai aku, isap lah darah ku" bisik Jay
Heeseung menelan saliva nya dengan kasar, Jay menurunkan cardigannya hingga leher dan bahu nya terlihat.
"Heeseung.." Jay menatap mata Heeseung lalu menganggukan kepalanya
Heeseung melirik ke-lima vampire yang lain dan mengisyaratkan mereka untuk mendekat, Sunghoon mengunci pintu kamar.
Jay tahu... tidak hanya Heeseung saja yang akan..
Sunghoon Heeseung menancapkan taring mereka ke sisi kanan dan sisi kiri leher Jay, Jungwon Sunoo menancapkan taring mereka ke sisi kanan dan sisi kiri bahu Jay sedangkan Jake Riki menancapkan taring mereka di kedua dada Jay.
"akhh!" Jay tersentak, wajahnya langsung di penuhi oleh air mata
Sunghoon dan Heeseung mengelus pinggang Jay sedangkan Jay mengenggam erat bahu Jungwon dan juga Sunoo.
"ahh.. akhhhh!" ringgis Jay dengan isakan pelan yang menyertai
para vampire menulikan pendengaran mereka, insting mereka sudah menguasai kewarasan, isapan demi isapan Jay dapatkan.
rasanya menyakitkan tapi itu tak sampai menghilangkan nyawanya, Jay mendongak dan memejamkan matanya saat isapan itu semakin mendalam.
isapan di leher semakin mengila begitupula dengan isapan di bahu serta dada nya.
"dengan ini dia resmi menjadi milik vampire seutuhnya, tidak seperti manusia kebanyakan, dia akan tetep hidup saat ke-enam anakku menandainya"
"apa dia akan menjadi vampire?"
"setengah vampire dan manusia"
"bagaimana dengan bangsa werewolf?"
"seharusnya saat dia di tandai oleh ke-enam anakku mereka sudah kalah tapi mereka bisa saja melakukan hal gila agar pengantin cantik dari anak" ku itu jatuh ke tangan mereka"
-
-
-