Chapter 5 - Hello Again, Agatha

4.1K 209 2
                                    

Abian bersandar nyaman pada mobil putihnya yang terparkir di depan kantor Agatha. Jam ditangannya sudah menunjukan pukul 16.45 dan seharusnya Agatha sudah pulang. Seminggu terakhir ini, dia sibuk bolak-balik Bandung-Jakarta untuk mengurus kepindahannya di kantor barunya yang tak jauh dari sini. Seminggu yang lalu saat ia tak sengaja bertemu Agatha, Abian memang sedang ada kerjaan di kantor pusat di Jakarta. Dan sungguh kebetulan yang menyenangkan saat atasannya menawarkan posisi bagus di kantor pusat. Sudah tentu hal semacam ini tak akan ditolak oleh Abian, selain karena demi masa depan karirnya, juga demi misinya untuk mengembalikan kepercayaan Agatha.

Semuanya sempurna bukan ? takdirpun seolah memberinya kemudahan.

Dari kejauhan tampak Agatha yang berjalan kearahnya tanpa melihat keberadaan Abian. Agatha sibuk tertawa dengan wanita disampingnya, entah apa yang dibicarakan. Hati Abian berdesir, sudah lama sejak terakhir kali Abian lihat Agatha tertawa selepas itu. Abian menegakan tubuhnya, bersiap menyapa dan menerima semprotan dari gadis itu. Dan benar saja dugaannya. Mata Agatha terbelalak kaget melihat Abian tersenyum bodoh padanya sambil melambaikan tangan.

"Hello again, Agatha..." Senyum bodoh masih terukir dibibir Abian membuat Agatha gatal ingin memukul kepala pria itu seperti yang dulu sering ia lakukan.

Dengan muka juteknya Agatha membalas sapaan Abian, "Lo, ngapain di sini ?" Agatha mendadak kesal. Seminggu terakhir tak pernah kelihatan batang hidungnya semenjak pertemuan mereka di Amore Cafe, sekarang mendadak muncul dengan tampang bodoh begitu. Tak pernah berubah, selalu bertindak sesuka hati. Agatha merutuki dirinya sendiri seminggu belakangan karena sempat percaya bahwa Abian serius dengan perkataannya terakhir kali.

Abian berjalan menghampiri Agatha, tersenyum sok keren pada teman Agatha yang sialnya lagi membuat Annisa –teman Agatha- terlihat begitu terpesona. Cih, like i care. Kemudian mata Abian beralih menatap Agatha, "Ngapain ? Jemput lo dong pastinya."

"Dalam rangka apa jemput gue ? Lagian sejak kapan lo berkeliaran disekitar sini ?"

"Dalam rangka mengembalikan kepercayaan Agatha." Jawaban itu kontan membuat Agatha memutar kedua bola matanya sebal dan sibuk menggumamkan kata konyol. "Dan FYI aja gue sekarang pindah kerja di kantor pusat, yang mana kantor nya ada di deket sini. So, kita akan sering ketemu." Lagi-lagi Abian tersenyum sok ganteng.

"Jadi, ayo kita pulang." Belum sempat Agatha menolak, Abian buru-buru menambahkan, "Gue tau lo gak bawa mobil, Tha." Agatha sempat kaget, dari mana pria ini tau dia tak bawa mobil hari ini. Jangan-jangan Abian sekarang alih profesi jadi, paranormal ?

"Gue mau balik bareng Annisa, iya kan, Sa ?" Agatha menatap Annisa, matanya berkedip-kedip sebelah, berharap Annisa menangkap kode yang Agatha kirimkan. Abian menahan tawa melihat kelakuan Agatha yang tak pernah berubah.

"Hah ? Gue kan udah bilang tadi, Tha. Gue dijemput. Lagian mata lo kenapa deh kedip-kedip gitu, kelilipan ?" Sialan. Agatha hanya bisa mengumpat dalam hati karena kebodohan Annisa. Sedangkan Abian sudah tertawa terbahak, tak mampu lagi menyembunyikan kegeliaannya.

"Udah ah gue cabut duluan, udah ditungguin. Bye Agatha, Bye Abian !" Abian menatap Annisa bingung, dia kan belum mengucapkan namanya, kenapa wanita dihadapannya ini bisa tau namanya ? Aneh.

Sadar dengan raut bingung Abian, Annisa pun kembali bersuara. "Ah gue sempet liat foto kalian berdua di dompet Agatha. Trus dibaliknya ada tulisan gitu, Agatha-Abian. Jadi, ya... Eh Tha, jangan ngeliatin gue kayak gitu. Serem banget sih. Mata lo kayak mau keluar. Udah ah, gue duluan." Annisa buru-buru kabur dari sana saat melihat tatapan marah Agatha.

"Agatha-Abian hmmm ?" Abian menggoda Agatha dengan menaik turun kan alisnya dengan muka menyebalkan. Annisa memang menyebalkan. Ingatkan Agatha untuk menyumpal mulut Annisa dengan kaos kaki besok pagi di kantor.

All You Never SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang