Capther 18

546 54 2
                                    

Happy Reading...






Setelah selesai kelas, Shani menuju kantor untuk bekerja bagian desain di perusahaan papa Aldo. Sesampai disana ia langsung duduk di kursinya yang telah di tunjukan oleh Ali.

"Kamu anak baru? " Tanya seseorang di sebelah Shani

"Iya kak. Saya Shani salam kenal"

"Saya Dyo salam kenal juga"

Shani hanya mengangguk dan tersenyum. Karna jam kerja sudah kembali dimulai mereka bekerja seperti biasa. Kini hanya suara ketikan keyboard yang Shani dengar di sekelilingnya.

Graciaa

Graciaa:
Kak boleh gak aku ikut Anin sama Sisca aja pulangnya?
Kami mau nyeblak 🙏

Anda:
Nanti maagnya kambuh gimna?
Mau sakit perut?

Graciaa:
Kalau kit perut kan ada kakak 👉👈

Anda:
Mana ada Dokter yang diobatin pasien
Gak boleh.
Kalau makan yang lain boleh

Graciaa:
Tau, mles sm kk.

Anda:
😮‍💨
Iya deh boleh dikit aja levelnya, awas banyak.

Graciaa:
Okeyy👌😘

Shani hanya bisa tersenyum karna tingkah Gracia dan kembali bekerja, waktu sudah menunjukan pukul 16.00. Ia  pun pulang lebih dulu, karna ia juga sudah mengerjakan pekerjaannya dengan cepat.

Sebelum perjalanan ke rumah kakek Shani mengabari Feni bahwa dirinya akan berangkat sekarang. Sesampai disana

Ting.. Tong..

"Iya? "

Gita membukakan pintu tanpa ia mengetahui siapa yang berada di depan pintu, Shani melihat sang adik memakai pereda panas yang menempel di keningnya.

"Eh Shani sudah datang" Ujar Feni

"Eh Gita, mau kemana? " Lanjut Feni saat melihat Gita berlari menuju kamarnya

"Ini aja barangnya? " Shani mulai membantu Feni mengangkat koper Menuju motornya

"Iya, sisanya sudah akau kirim jauh-jauh hari"

"Bentar aku ambil HP aku dulu"

"Bentar mpen, tolong bilangin bi Rumsyah jangan terlalu sering pakai pereda panas Gita mudah iritasi di dahinya"

"Oh gitu Oke aku kasih tau dulu. "

"Mana ada tuan rumah tidak masuk rumahnya sendiri? " Ujar Kakek di belakang Shani

"Kek? Kakek mau antar Feni juga? " Tanya Shani

"Iya lah gak usah pakai motor mu pakai mobil kakek aja, ini kakek mau panggil Gita dulu" Ucap kakek sembari memberi kunci kepada Shani

"K–kek kalau dia gak mau, gak usah dipaksa" Ujar Shani

"Tidak bisa! Dia sebagai penerus harus tau bagaimana menjamu keluarganya dan wajib ikut. "

"Hahh.. Mulai deh kakek " Gumam Shani

Yaa. Ini salah satu juga alasan Shani tidak mau menerima tahta ayahnya, karna kakeknya sendiri. Ia sangat tidak suka yang namanya melanggar peraturan dan wajib displin.

Apalagi mengenai perusahaan, keluarga, dan masih banyak lagi. Shani hanya bisa berharap adik kecilnya itu bisa bertahan di bawah kekangan dan sifat sang kakek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gelombang Laut (Greshan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang