[26] SAHABAT AUREL?

105 78 4
                                    

Tuhan, jangan ambil dia, ambil saja nyawaku.

-Wahyu Putra Wardhana🥀


Pemuda itu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, air matanya terus keluar saking terlukanya dia, terlalu banyak sekali masalah dan kenyataan pahit yang selalu ia terima di dalam takdirnya. Kenapa harus gadisnya yang menjadi korban kebengisan ayahnya, kenapa gadisnya harus menderita karena mengalami koma, kenapa saat usianya masih berumur lima tahun, dirinya sudah kehilangan sosok ibu.

Sejujurnya, dia sangat kecewa dengan ibunya karena telah tega berselingkuh dengan lelaki lain, dan parahnya lagi selingkuhannya itu adalah Kade, ayah dari sahabatnya. Dia bingung, apakah harus percaya atau tidak? Tapi ia sangat yakin, bahwa Kade itu tidak jahat seperti yang dituduhkan oleh ayahnya yang selalu mempunyai niatan busuk.

"Siapa yang harus kupercaya? Apakah harus kupercayai omongan si tua bangka itu?" gumamnya pelan.

"Jika memang yang dia katakan benar, Wahyu sangat kecewa. Apakah mama dengar? Sangat kecewa... "

"Gue benci dunia ini, manusia sama saja, suka sekali memanfaatkan orang!"

"Mama... terima kasih telah mengadopsi Wahyu bersama Aurel, Wahyu sayang mama, mama segalanya. Sekarang Wahyu sudah ingat masa lalu, mama sangat menyayangi kami tanpa pilih kasih. Mama itu baik dan bukan tukang selingkuh."

"Tidak seperti tua banka itu! Dia bukan orang tua kandung, dan selalu saja mempunyai rencana busuk!"

"Wahyu sayang mama, mama baik-baik ya di surga?"

Tiba-tiba cahaya mulai mengenai matanya, mobil truk itu melaju dengan kecepatan tinggi, membuat Wahyu melotot dan berusaha membelokkan mobilnya. Namun, truk itu tetap saja menabrak mobilnya. Mobil avanza hitam itu mulai terguling-guling di jalan raya, mobilnya hancur lebur, percikan api mulai menyala, berhasil ia lihat saat masih berada di dalam mobil itu.

"Kangen mama..." gumamnya dengan suara yang lemah.

Mobil avanza itu mulai meledak, menimbulkan suara ledakan yang amat keras. Pemuda ini langsung terbangun dari mimpi buruknya. "Sial! Ternyata cuma mimpi," umpatnya mengira itu nyata.

Wahyu mulai memijit pelipisnya dan berusaha menormalkan kesadarannya.
Kenapa bisa dia mimpi buruk seperti itu. Wahyu beranjak dari kasur dan berjalan memasuki kamar mandi, ia mulai membasuh wajahnya dan menatap lama wajah itu yang terpantul dalam cermin.

"Apakah itu tanda, gue akan mati seperti yang ada di dalam mimpi?" gumamnya berbicara sendiri. "Ah! Sudahlah, mimpi itu hanyalah imajinasi.

****

"Wanita pengkhianat!" teriaknya melempar bingkai foto itu.

"Bajingan keparat! Lihat saja, saya akan menghancurkanmu, akan kulenyapkan semua keturunanmu dan membuat dia menjadi janda!" teriaknya melempar vas biru yang seharga miliyaran itu.

"Akan kulenyapkan semua, maka dengan itu, hidup saya akan tenang!"

Ia menatap geram foto itu lalu mengambil pecahan kaca dan mulai menyilang wajah mereka semua. "Akan kulenyapkan."

"KADE SANJAYAAAA!!!"

Langkahan kaki terdengar, membuat pria tua itu mulai meliriknya. Wahyu sedang menuruni anak tangga sembari merangkul tas ransel di pundaknya. Hanya tatapan datar nan kosong yang terpasang diwajah tampannya.

Aurel keluar dari kamar, lalu menyusul Wahyu ke bawah. Disana sudah ada ayah mereka yang duduk santay disofa. Wahyu nampak tak acuh melewatinya begitu saja tanpa ada niat untuk berpamitan dengannya.

"Kamu masih belum percaya dengan omonganku?"

Kaki mereka berhenti, keduanya menoleh secara bersamaan menatap ayah mereka yang kejam itu.

"Gue gak pernah percaya sama lo, terserah! Lo mau lakuin apa."

"Dia benar-benar sudah berani memainkan emosiku. Baiklah, saya sudah cukup sabar menghadapinya," gumamnya melihat punggung kedua anaknya sudah menghilang dari sana.

Aurel terus melirik kakaknya, wajah pemuda itu seperti kosong dan tidak semangat dalam hidupnya. Aurel mulai menyentuh tangannya dan mulai tersenyum hanhat kepadanya. Wahyu tersenyum tipis dan fokus lagi di depan, karena ia sedang fokus mengemudi.

"Apa yang ayah katakan semalam?"

"Gak ada, dia cuma basa-basi."

"Kak Wahyu jujur aja, pasti ada sesuatu kan... apa yang ayah katakan?"

"Gue udah bilang! Gak ada apa-apa."

Aurel seketika membisu, ia tidak berani bertanya lagi. Gedung sekolah yang menjulang tinggi itu mulai terlihat, membuat mata Aurel mulai fokus di depan, Wahyu memarkirkan mobilnya dengan rapi diparkiran.

Suara seruan seseorang mulai terdengar cukup keras, membuat matanya langsung melesat ke arahnya.

"Aurel!" serunya memanggil dengan melambaikan tangan di udara.

Aurel tersenyum lebar dan sangat terkejut melihat kedatangannya. Mereka berdua mulai berlari dan saling berpelukan dengan hangat.

"Sejak kapan lo balik!?" seru Aurel.

CAYA ALEA DESMOND,
Seorang gadis cantik yang berprestasi dan lebih obsesian dengan pendidikan dibandingkan dengan percintaan. Gadis ini merupakan sahabat dari AURELIA PUTRI WARDHANA.

 Gadis ini merupakan sahabat dari AURELIA PUTRI WARDHANA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(VISUAL CAYA)

"Sorry, gue lupa kasih tau," ucapnya cengengesan, membuat Aurel berdecak sebal.

"Au ah! Gue marah sama lo!"

"Jangan dong! Cepat tua lo nanti," ledeknya masih cengengesan, membuat Aurel memutarkan bola mata malasnya.

"Kangen tau..." manja Aurel, membuat Caya memeluknya lagi seperti anak kecil.

"Aaaaa... ututu tayang," gumamnya dengan suara yang diimutkan.

Mata Caya mulai melesat kepada Wahyu. Ya, pemuda itu sedang berjalan melewati mereka. Caya melepaskan pelukan Aurel dengan pelan.

"Apa kabar kak Wahyu?" serunya, membuat pemuda itu tidak peduli dan terus berjalan meninggalkan mereka.

Caya bergumam. "Sama saja. Tidak pernah berubah. Sikapnya tetap sama."

"Maaf ya Ca? Kak Wahyu lagi sedih sekarang," ungkapnya.

"Memang ada apa dengannya?" tanya Caya serius.

"Kak Sintiya lagi koma, itu yang membuat kak Wahyu jadi terpuruk sampai sekarang," ungkap Aurel dengan mata yang berkaca-kaca, membuat Caya mengelus bahunya dengan pelan.

"Sabar ya? Gue yakin, dia akan sadar secepatnya."

Mereka mulai berpelukan lagi, Caya mulai mengelus kepalanya dengan lembut. Caya mulai memikirkan, siapa gadis yang di sedihkan oleh Wahyu. Caya baru tahu, bahwa Wahyu sudah memiliki kekasih. Tapi semoga saja bukan, karena ia sangat menaruh perasaan kepada pemuda itu. Sakit sih, tapi tahan saja, namanya juga cinta. Kadang cinta bertepuk sebelah tangan.

●●●

BERSAMBUNG...

VOTE PLEASE☆☆☆

THANKS🧡

NEXT>>>

HAPPY ENJOY!!!

DEWARA THE SERIES (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang