Kita hanya manusia yang di ciptakan dari tanah. Tidak perlu sombong akan kecantikan dan kegantenganmu. Kelak, tubuhmu itu akan menjadi tanah. Jadi, tidak perlu sibuk mengejar dunia, lebih baik kejarlah dunia akhirat. Karena, disanalah kau akan mempertanggung jawabkan semuanya.
-Ananda Radeatul Rahmat🥀
•
•
•KAMIS-24-10-2024🥀
03:25
Tok... tok... tok...
"Assalamualaikum."
Pintu terbuka lebar dan menampilkan seorang pemuda yang berdiri tegap di ambang pintu. Dia tampan seperti Gus yang berada di pesantren, lengkap dengan peci, dan baju muslim berwarna putih yang melekat di tubuhnya. Senyuman itu begitu manis saat dia menatapku, auranya begitu mempesona mampu membuatku melongo. Dia begitu berbeda dan sangat cocok memakai pakaian seperti ini, sampai mataku terus terbelalak lebar melihatnya.
"Salamnya dijawab," ucap Rahmat tersenyum lebar menatap Kirana yang terus melongo.
"Wa'alaikum salam."
Matanya tengah mencari sesuatu, dia mulai memiringkan kepalanya sedikit seperti sedang mencari seseorang di dalam sana. Kirana mengerutkan kening dan berkata: "ada apa kak?
"Gapapa. Bunda kemana?" tanyanya. Ternyata, Rahmat sedang mencari keberadaan Valeni.
"Bunda pergi nganter pesanan kue," beritahunya.
"Oh... udah siap?" tanya Rahmat mengalihkan topik.
"Udah kak. Tunggu bentar, aku masuk dulu, mau ngambil tas," ucap Kirana membuat Rahmat mengangguk pelan.
****
"Kamu mau kemana sayang?" tanya Kira penasaran, apalagi saat melihat putrinya memakai pakaian serba putih.
"Mau melayat mi," ungkapnya sibuk memperbaiki riasan wajah.
"Siapa yang meninggal?" tanya Kira sedikit syok.
"Kakak kelas mi," beritahu Eka, Kira langsung syok dan menutup mulut menggunakan kedua tangannya.
"Kasian sekali... mami turut berduka cita."
Ting
"Eh! Biar aku aja mi," ucap Eka menghentikan Kira saat ingin berdiri dari sofa.
"Yasudah. Jangan lupa disuruh masuk tamunya," suruh Kira membuat Eka tersenyum manis menanggapi.
"Oke mi!" serunya, gadis ini langsung berlari menuju pintu utama.
Ting ting ting
"Iya sabar!" kesalnya berteriak.
Ceklek
Kedua bola mata itu langsung bertemu hingga saling eye contac. Pemuda itu terus tersenyum lebar sangat lebar sekali, saking bahagia bertatap muka dengan gadis pujaan hatinya. Mata Eka langsung terbelalak lebar dan dengan sigap mau menutup pintu. Namun, ia gagal melakukannya sebab tangan Rayden menghentikan aksi kurang sopan dari gadis periang ini. Gadis paling aneh, padahal banyak sekali gadis yang mengejar cowok ganteng seperti Rayden, inilah yang membuat Rayden merasa tertantang membuat hati gadis ini menjadi luluh.
"Gue gak akan berhenti ngejar lo, gue bakal ngelakuin seribu cara apapun itu. Liat aja, secepatnya lo bakal luluh sama gue," batin Rayden.
"Apa liat-liat!? Sana pergi," usirnya.
"Gue gak mau pergi," tolak Rayden.
"Dih, gak punya malu lo?" kata Eka merasa sangat jijik dengan perkataan pemuda gila seperti Rayden.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWARA THE SERIES (On Going)
Fiksi Remaja(TAHAP REVISI) Menyukai salah satu dari hambamu... apakah kami dapat dipersatukan? Atau akan berpisah karena berbeda keyakinan? Tak ku sangka, kita menyukai gadis yang sama. Lantas? Apakah saya harus mengalah? Dan membiarkanmu hidup bersamanya? Sang...