[29] CINTAKU BUKAN UNTUKMU

97 80 5
                                    

Gue usahain buka hati buat lo, walau itu mustahil. Gue cuma cowok introvert yang tidak paham akan cinta.

-I Kadek Deka Sanjaya🥀


"Kak Deka?" panggilnya mengetuk pintu dengan suara yang cukup nyaring.

Tok... tok... tok...

Dengan kesal, gadis itu langsung menggedor-gedor pintu dengan bar-bar. Namun, pintu itu tak kunjung juga dibuka.

"Gue dobrak aja kali ya?" gumamnya.

Brakkkkkkkkkk

Pintu yang berwarna kecoklatan itu teebuka lebar. Matanya langsung tertuju menatap Deka yang masih tertidur pulas dikasur empuknya. Gadis itu langsung berkacak pinggang, "Ish-ish, tak patut dicontoh." Kata Eka, "Woi kebo! Bangun gak lo!?"

Deka langsung mengigo, membuat Eka semakin geram dengan ulah abangnya yang pemalas dan selalu saja bangun ke siangan.

"Ganggu aja lo Rahmat!"

"Kak Rahmat? Dih, ngigo ni anak!"

Eka mulai tersenyum jahil dan langsung menyirami wajah Deka dengan air dingin yang sudah ia ambil dari kamar mandi. Mata elangnya langsung melotot, membuat gadis itu tertawa terpingkal-pingkal karena ulah kejahilannya.

"Anjing!" umpat Deka sangat terkejut.

Wajah tampan itu penuh dengan percikan air, tangan rahasnya langsung menyentuh wajahnya. Eka masih terbahak-bahak dalam tawanya, Deka langsung melirik gadis itu dengan tatapan mematikan membuat tawa itu langsung terhenti.

"Liat noh! Udah jam 7," tunjuknya menunjuk jam. Deka tampak tak acuh dan melewatinya begitu saja, membuat gadis itu melongo menatap pemuda itu.

"Damn brother!"

****

"Good morning sayang!?" sapa Aurel dengan senyuman lebar. Deka meliriknya sekilas, ia nampak tak peduli dan langsung turun dari motor besarnya. Kedua kakinya berjalan meninggalkan Aurel yang masih mematung di tempat. Aurel mendesah kecewa, pemuda itu meninggalkannya lagi.

"Sayang! Tungguin!" teriaknya, Aurel berlari terbirit-birit menghampiri, Deka sudah jengah melihat senyuman gadis itu.

"Ck. Berenti ngikutin gue," ketusnya terus berjalan mengabaikan Aurel yang terus mengajaknya berbicara.

"Kenapa! Aku kan pacar kamu!" teriak Aure. Bibirnya terasa berkedut, gadis ini tengah menahan amarahnya. Deka melepas tangannya dengan kasar, membuat air mata gadis itu seketika luruh.

"Stop! Gue risih," ungkapnya dengan wajah yang sudah muak sedari tadi.

"Kamu berubah, kamu bukan Deka yang ku kenal," gumam Aurel menahan sesak di dadanya. Deka sudah tak peduli akan dirinya. Bahkan, pemuda ini pergi meninggalkannya begitu saja.

"Aku kurang ya? Kurang cantik? iya kan?" tanya Aurel dengan kelopak mata yang terkulai.

Suara serak gadis itu mulai terdengar di telinganya, membuat langkahan kaki Deka terhenti di tempat.

"Apa ada seseorang yang berhasil menggantikan posisiku?"

Deka nampak tak acuh dan terus berjalan meninggalkan Aurel yang terus menangis di sana. Sejujurnya, ia hanya mempunyai satu cinta, yaitu Deka. Deka bagaikan berlian, pemuda itu sangat berarti di hidupnya. Rasa sayangnya benar-benar tulus untuk Deka. Bagi Aurel, tidak ada lelaki yang lebih baik dari Deka.

Deka memasuki kelas dengan tatapan kosong nan datar, yang berada di dalam kelas langsung melirik pemuda itu. Rahmat tersenyum lebar dan langsung menyapanya dengan riang gembira.

"Pagi ka! Telat lagi lo?" seru Rahmat menyapa. Namun, tidak ia tanggapi membuat Rahmat berdecak sebal.

"Gue duduk bareng Rahmat, lo pindah di bangku gue," suruh Deka. Pemuda yang di tanya langsung melongo menatapnya.

"Hah!? Lo ngajakin gue ngomong?" tanya Safar memastikan, Deka hanya berdehem.

"Udah. Lo nurut aja!" seru Rahmat sambil terkekeh geli melihat raut wajah Safar yang tiba-tiba menjadi masam.

Pemuda itu menelan ludah kasarnya, saat ia melihat Wahyu yang sedang menatapnya seperti macan tutul.

"Lo- lo nyuruh gue duduk sama dia!?" tanya Safar, matanya terus berkedip berulang-ulang. Rahmat tertawa terbahak-bahak melihat wajah Safar yang memelas, "Ck. Gak usah ngetawain lo!"

Rahmat langsung menyengir dan langsung menggoda pemuda it, "Cie... ada yang ngambek ni!"

Safar langsung menepis tangan itu dengan kasar. Rahmat semakin sakit perut, karena terus tertawa berlebihan.

"Cepet! Gue gak suka keleletan," desak Deka, membuat Safar hanya pasrah dan menuruti perintah.

"I-iya deh, "gumam Safar pasrah." Tapi... dia gak gigit kan?"

"Udah! Sana aja lo!" usir Rahmat sambil terkekeh geli, membuat Safar berdecak sebal.

"Awas lo mat!" ancam Safar geram dengan lolotan matanya yang ganas. Rahmat yang mendengar itu semakin ngakak brutal.

Safar mulai melirik Wahyu, pemuda itu nampak meliriknya seperti tatapan macan tutul. Tenggorokan Safar seketika mengering. Safar mulai menarik pelan kursi itu.

"Wahyu... numpang duduk ye? Jangan gigit gue," ucap Safar sambil cengengesan. Tubuhnya bergetar hebat, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Rahmat yang melihat itu semakin tidak bisa menahan tawa.

"Rahmat taik!" kesal Safar melirik pemuda itu dengan geram.

Rahmat mulai melesatkan indra penglihatannya kepada Deka dan mulai bertanya dengannya. Rahmat ingin bertanya. Kenapa sampai pindah tempat duduk? Apakah keduanya belum berbaikan?

"Ka?" panggil Rahmat pelan, Deka menoleh dan menaikkan satu alis tebalnya. "Kenapa pindah?"

"Gapapa," jawabnya seadanya.

"Kalian belum berbaikan?" tanya Rahmat serius. Deka menggelengkan kepalanya. Hembusan nafasnya keluar, saat mendengar jawaban singkat dari sahabatnya.

"Lebih baik, lo bicara baik-baik sama Wahyu, selesaikan masalah ini," ujarnya memberi nasihat. Deka hanya tersenyum segaris menanggapi.

Deka langsung teringat dengan perkataan Aurel tadi di parkiran.

"Apa ada seseorang yang berhasil menggantikan posisiku?"

"Kamu berubah, kamu bukan Deka yang ku kenal,"

Aku kurang ya? Kurang cantik? Iya kan?"

Deka nampak frustasi, kata-kata Aurel terus berputar-putar dipikirannya. Pemuda itu meremas kepalanya dengan kuat-kuat. Kenapa? Kenapa dia harus menyakiti seseorang? Jujur, Deka tidak bermaksud menyakiti, perasaan juga tidak bisa dipaksa. Deka juga manusia biasa, dia berhak memilih sendiri tanpa harus dipilihkan pasangan. Deka berhak jatuh cinta dengan gadis yang dia idamankan dengan lubuk hati yang dalam, bukan jatuh cinta karena dia merasa kasihan.

●●●

BERSAMBUNG...

VOTE PLEASE☆☆☆

THANK U

NEXT>>>

YOK FEEDBCK KAN!

DEWARA THE SERIES (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang