[30] MABUK BERAT

109 81 5
                                    

Pemuda yang terbaring dikasur itupun tersadar. "Ah! Shit."

Pemuda itu meremas kepalanya yang sakit. Penglihatan buram, perutnya perih, merasakan efek alkohol yang membobot tubuhnya. Membayangkan wajah gadis yang sempat mencuri perhatiannya? Bingung, ada apa dengan dirinya. Pemuda ini berjalan sempoyongan menuju kamar mandi. Kepalanya masih terasa pusing, akibat mabuk berat semalam.

"Sayang? Kamu udah bangun belum?" gumamnya tersenyum lebar. Gadis ini masuk ke kamar Deka tanpa mengetuk terlebih dahulu. Aurel cemas, saat pemuda itu tidak ada di kasurnya.

"Huek! Huek! Huek!"

Aurel lega, saat mendengar air mengalir di kamar mandi dan suara pemuda itu yang tengah muntah-muntah di dalam sana. Dengan tidak malun, gadis ini pun duduk dikasur menunggu Deka keluar dari kamar mandi.

Knop pintu berputar, membuat Aurel tersenyum lebar ke arahnya.

"Hay!" sapa Aurel bersemangat sekali.

Matanya terbelalak lebar saat gadis itu sudah duduk dikasurnya. Deka berjalan cepat dan menarik kasar lengannya. "Lo! Lo ngapain dikamar gue!?"

"Emang kenapa? Mami kamu aja gak marah."

"Keluar!"

Aurel menggeleng. "Ih! Gak mau!"

"Keluar dari kamar gue!"

"Gak mau!"

"Apa yang lo lakuin!?"

Deka melotot dengan perlakuan Aurel.
Gadis itu tengah melumat lembut bibirnya. "Masih ingat lumatan ini?"

Deka melototkan mata, pipi pemuda itu tengah memerah akibat dicium secara tiba-tiba. Mendadak dia gugup, mencoba menutup kegugupannya. "T- t-urun, turun dari kasur gue!

"Gak! Aku bilang gak mau?"

"Lo gak mau keluar? Oke! gue yang keluar."

Aurel mencegat tangannya. Deka menoleh menatapnya. Mata Aurel berkaca-kaca, gadis itu tengah menahan tangisnya. Bibirnya bergetar menahan tangis. "Kenapa kamu selalu menjauh dari aku? Aku cuma mau di sayang sama kamu. Aku pengen pelukan hangat dari kamu."

Deka menepis tangannya. Dengan cepat, gadis itu langsung memeluknya dari belakang. "Apa yang lo lakuin!? Lepasin gue!"

"Shit! Apa dia mabuk?"

Aurel menarik tangan pemuda itu agar menyentuh paha mulusnya. "Kamu gak tergoda? Hem?"

"Lo mabuk juga!?"

Deka menarik lengannya. Membawanya keluar dari kamarnya. Deka berdecak sebal. "Baju lo!? Ngapain di lepas, hah!?"

Aurel enggan menjawab. Gadis itu hanya tersenyum lebar seperti orang gila. Deka langsung memakaikannya jiket. Aurel memberhentikan tangan pemuda itu. "Kenapa sayang? Hem? Kamu gak mau rasain tubuh ini?"

Deka tak acuh dengan godaan gadis yang sedang mengalami mabuk ini. Aurel masih tersenyum-senyum sendiri.
Deka bergidik ngeri dan langsung mengambil kunci mobilnya dinakas.

"Lo harus pulang," gumamnya menarik lengan gadis itu.

Kira yang melihat itu seketika panik. Wanita itu beranjak dari sofa. "Sayang!? Kamu mau bawa Aurel kemana!?"

Eka terkekeh geli. "Mampus lo!"

"Nganter dia pulang mah," ungkap Deka.

"Aurel? Kamu gapapa sayang!?" tanya Kira khawatir.

"Iya mih! Aurel gapapa kok..." lirih Aurel dengan senyuman genit melirik Deka.

"Kok Aurel aneh ya?" tanya Kyra.

"Tenang aja mah. Dia hanya kecapean," bohongnya. Deka pamit dulu ma!"

"Iya, hati-hati..." kata Kira melongo melihat keduanya. "Eka? Kamu kenapa ketawa sendiri?"

Gadis itu menggeleng. "Gak mih. Anu, hehe lucu filemnya."

Eka membatin. "Siapa suruh ke rumah gue? Lo jadi kenakan? Hahah."

Deka melirik Aurel yang masih senyam-senyum sendiri. "Dasar menyusahkan!

Deka mengendarai mobil itu dengan kecepatan tinggi. Gadis ini selalu saja merempotkannya.

"Lo duduk dikursi, jangan dipaha gue!"

Aurel menggeleng tidak mau, dia semakin mengeratkan pelukannya dengan Deka. Bahkan, gadis ini sedang memeluk Deka dalam kondisi menyetir.

"Sialan! Dia malah tidur," umpatnya.

Deka hanya pasrah, membiarkan gadis ini memeluknya. Daripada mati karena kecelakaan. Deka menyetir dengan kecepatan tinggi. Rumah Aurel sudah dekat, dia mematikan mesin mobilnya.

"Udah nyampe, nyusahin!"

Gadis itu masih tertidur nyenyak tak mempedulikan suara pemuda itu yang terus mengomel. Dengan terpaksa, Deka menggendong tubuh Aurel yang terus melengket padanya.

Tok! tok! tok!

"Wahyu!" teriak Deka.

Tok! Tok! Tok!

"Woi! Budek lo!?"

Wahyu mengucek matanya. Dia syok melihat Aurel digendong. "Aurel!? Lo apain adek gue! Hah!?"

●●●

BERSAMBUNG...

VOTE PLEASE☆

THANK U🥰

NEXT PART>>>

♡♡♡

DEWARA THE SERIES (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang