SATU

432 14 3
                                    

Namaku Sean, umurku baru 13 tahun saat ini...
Aku tinggal di sebuah desa yang masih asri, orang tua ku membeli tanah yang luas dan membangun rumah disana, hidupku begitu sempurna... Aku memiliki dua orang kakak yang begitu sayang kepadaku, aku anak terakhir tentu orang orang di rumah begitu peduli padaku.

Namun walau memiliki semuanya, aku masih merasa kesepian dan bosan, tinggal di rumah besar memang menjadi impian banyak orang namun bagiku semua itu hanyalah harta yang ngga bisa membuatku bahagia, sedari kecil aku tidak pernah bermain di luar bersama anak anak yang lain.

Aku menghabiskan waktuku di dalam rumah dan bermain sendiri di halaman rumah yang luas, karena itulah aku merasa kesepian... Sekolah dasar pun orang tuaku memilih untuk diriku homeschooling saja, biar terhindar dari pergaulan yang ngga bener katanya.

Namun akhirnya setelah lulus sekolah dasar, untuk pertama kalinya aku berangkat sekolah... Di SMP ternama di kota, aku di antar dengan sopir pribadi ayah, pagi itu ibu sedang fokus memproduksi pakaian wanita yang akan ia jual, jadi kakak perempuan ku yang menyiapkan peralatan dan bekal sekolah ku.

Aku berangkat bersama kakak laki laki ku, ia juga akan berangkat sekolah di SMA yang tak jauh dari sekolah ku, pulang kami pun nanti barengan pada sore hari.

Sesampainya di depan sekolah, kakak dari bangku belakang menyemangati ku, dan berkata semua akan baik baik saja.

"Semangat dek, kamu harus bisa cari teman yaaa... Yang baik baik kalo pilih kawan, pokoknya semua akan baik baik aja... Nanti pas sudah pulang kamu tunggu di depan gerbang ya" Ucap kakakku tersenyum.

"I-Iyaa ka, Sean masuk kedalam dulu... Dahh" Ucap Ku sambil membuka pintu mobil.

"Dahh"

"Ya begitulah kakakku, sangat khawatir dengan adiknya" Batin ku sambil melangkah menuju kedalam sekolah.

Ini adalah hari pertama ku tanpa mereka(Keluarga ku) aku harus bisa beradaptasi dengan sekolah ini, untungnya aku sudah belajar dengan ayah cara berinteraksi dengan orang baru.

Saat lagi melangkah aku melihat anak lainnya yang sepertinya juga pelajar baru, aku pun mencoba mendekati mereka untuk mengajak berkenalan.

"Ha-Hai... Kalian murid baru juga ya?" Tanya ku pada mereka.

Di hadapanku kini ada dua anak baru, wajah mereka tampak menyeramkan, aku sampai canggung berbicara dengan mereka.

"Iyaa?... Kamu siapa ya?" Ucap salah satu anak sambil mengangkat alisnya.

"Aku Sean... Aku juga anak baru" Ucap ku sambil menjulurkan tangan.

Mereka hanya melihat dan saling pandang, sungguh canggung sekali, rasanya ingin pergi saja dari situasi saat itu, namun aku harus berkenalan dan setidaknya memiliki satu teman.

Setelah jeda beberapa detik, akhirnya mereka menjabat tanganku... Rasanya lega sekali, ku pikir mereka akan cuek kepadaku.

"Hendry"

"Edo"

Aku pun tersenyum, akhirnya aku bisa berkenalan dengan orang lain... Mereka pun juga akhirnya mulai cair dan bisa berbicara dengan ku, kami masuk bersama sama menuju lapangan.

"Aku memiliki taman pribadi di rumah ku" Ucap Hendry.

"Wahh benarkah?" Tanyaku antusias.

"Benar, aku sudah pernah ke rumah Hendry, kami adalah kawan sejak SD, dan aku punya kolam pribadi di rumah" Ucap Edo.

"Wahaha benar sobat" Ucap Hendry.

"Wah keren... Keren..." Ucap ku mencoba kagum.

"Ya walau aku memiliki keduanya di rumah, tapi aku tidak ingin menyombongkannya pada mereka" Batin ku.

Dan ini adalah awal cerita ku bersama teman baruku, akan banyak hal menarik selanjutnya yang akan membuat ku terkejut.

BUAH TRANSFORMASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang