SERGAPAN PENYUSUP

137 8 0
                                    

Aku diam membeku, sepersekian detik aku mulai menyadari adanya penyusupan.

Remaja di hadapan ku adakah orang yang baru baru ini aku kenal, apa yang lakukan malam malam begini ke rumahku?

Ia tidak datang sendiri, ia bersama beberapa anak lainnya berdiri di belakangnya dengan memakai topeng karakter kartun.

"Ternyata bener rumornya" Ucap remaja itu.

Mereka perlahan masuk ke dalan kamarku, langkahku perlahan mundur karena mereka semua mendesak ku masuk kedalam kamar.

"TOLONGGG!!" Teriak ku berharap Ferdy datang untuk menolong.

Remaja itu dengan cepat menutup mulutku ketika mendengar nama Ferdy.

"Dia ada disini Ri" Ucap salah satu remaja bertopeng.

Salah satu dari mereka berinisiatif menjaga di depan pintu jika Ferdy datang.

"Eumm lepwasin gwjee" Ucapku tidak terdengar jelas karena mulutku di bungkam.

"Tutup pintunya" Ucap Remaja itu.

"Oke hen" Ucap Edo.

"Edo?" Batinku mengenali suaranya.

Hendry namanya, ia di keluarkan dari sekolah beberapa hari lalu.
Karena hal itu ia berencana untuk balas dendam.
Balas dendam yang tidak berdasar dan acak.

Ia mengajak Edo, Ari dan kawan kawannya untuk melakukan sebuah aksi kepadaku dan Byan, karena rumahku yang paling dekat jadi mereka memilih ku sebagai target utama.

Hendry menarik handukku hingga berlepas, payudara dan vaginaku menjadi tontonan untuk mereka.

Satu persatu mereka semua mulai membuka topeng dan menunjukan wajah asli mereka, mereka adalah anak anak yang dulu membully-ku, aku baru menyadarinya saat melihat wajah Ari, dulu dia adalah ketuanya.

Hendry melepaskan tangannya diri mulutku, dan mengikat tangan serta kakiku di kursi belajar.

"Mau ngapain kalian hah hah hah" Ucapku terengah-engah.

"Byan, dimana dia?" Tanya Hendry.

"Sorry Sen" Ucap Edo dari balik remaja remaja itu.

"Buat apa minta maaf? Dulu dia kan bocah yang kita bully?" Ucap Ari.

Di antara mereka, Ari lah yang paling tua dan Edo yang paling muda.

Edo menunduk, ia hanya mengikuti perintah Hendry dan Ari.
Ia tidak punya keberanian untuk menentang mereka.

"Byan?" Tanyaku.

"Aahh aku tau niat mereka" Batinku.

(Suara bel rumah berbunyi).

Mereka semua seketika panik dan berniat untuk cepat cepat pergi, karena target utama mereka adalah Byan.

Di tambah mereka semua tidak tau siapa saja orang yang ada di rumah ini.

"Udah cepetan bilang!" Ucap Ari geregetan sambil meremas payudaraku.

"Aaauhh aakhh sakitt" Lirihku.

Aku menahan sakit untuk tidak memberitahu alamat rumah Byan, karena bisa jadi itu akan membuat Byan celaka.

POV DI RUANG TAMU:

"Ya tunggu" Ucap Ferdy.

Ia sekilas melihat pintu belakang rumah terbuka namun ia terlebih dahulu membuka pintu sebelum mengecek pintu belakang.

*pintu terbuka.

"Halo" Ucap seorang anak laki laki di hadapan Ferdy.

"H-Halo, ada yang bisa saya bantu?" Ucap Ferdy.

"Saya temannya Sean, ini tadi dia lupa bawa tasnya ketinggalan di rumah saya" Ucap anak itu.

"Oh yaa, mau masuk dulu ketemu Sean? Biar saya panggilin ke kamarnya" Ucap Ferdy.

"E ngga usah ka, takut ganggu Seannya" Ucap anak itu.

"TOLONGG FERDYY TOLONG AKUUU!!" Teriak ku dari arah kamarku.

Ferdy dan anak laki laki itu pun kaget mendengar suaraku, mereka pun bergegas menuju lantai dua untuk membantu diriku.

BUAH TRANSFORMASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang