LIMA BELAS

187 10 2
                                    

Selesai mandi aku memakai handuk dan turun ke lantai bawah untuk mengambil satu set pakaian wanita yang kurancang sendiri, kalau di pikir pikir aku sudah mempersiapkan baju ini dari jauh jauh hari hanya untuk ku pakai sendiri, ya walau ini hanya sebuah kebetulan sih.

Selesai memakai pakaian dan menyisir rambut seadanya aku pamit izin main ke ibu, ia melihat ku tersenyum dan meminta ku untuk duduk di meja rias sebentar.

"Anak ibu mau main kemana nak?" Ucap ibu.

"Ke rumah temen bu, namanya Byan" Ucapku.

"Sini ibu dandanin dulu biar cantik" Ucap ibu antusias.

"Ta-Tapi bu..." Ucapku yang sedikit malas karena dandan membuang cukup waktu, lagi pula aku hanya ingin main saja.

" Udah nurut sama ibu" Ucap ibu menuntun ku ke meja riasnya.

Ibu memiliki banyak sekali makeup dan perlengkapan kecantikan lainnya, tak heran jika ia keluar rumah sebentar saja harus yang namanya dandan.

Aku duduk menghadap cermin sementara ibu memilih makeup yang cocok untuk ku.

Aku hanya bisa pasrah saja ketika ia mulai mendandaniku, lipstik yang ia pilih pun lipstik yang tidak terlalu menor tapi pas dan cocok untuk ku.

Setelah beberapa menit selesai, aku baru bisa melihat hasil akhirnya... Tak ku sangka wajahku begitu cantik saat di tambah makeup, dan entah mengapa aku memiliki rasa puas tersendiri.

"Tuh kan cantik anak ibu" Ucap Ibu sambil tersenyum.

Aku mengakuinya memang terlihat lebih cantik, tapi aku malu mengakui itu ke ibu dan memilih bersikap biasa saja, padahal dalam hati berbunga bunga.

"Sama aja bu, udah ya Sean main dulu" Ucapku.

"Iyaa hati hati cantik" Ucap ibu menggoda ku.

"Ish"

Aku pun pergi menemui pak sopir dan memintanya mengantarkan ku kerumah Byan, aku berikan alamat yang byan kirim semalam padanya.

"Anterin saya ke alamat ini ya" Ucapku pada pak sopir.

"Oke non, e-maksudnya bos" Ucap Pak sopir canggung.

Sepertinya dia bingung harus memanggil ku seperti apa, secara dia terbiasa memanggil ku bos ataupun memanggil nama, tapi kali ini aku adalah seorang anak perempuan dan dia tidak tau harus memanggil ku dengan sebutan apa.

"Ngga papa panggil non saja, biar terbiasa" Ucapku.

"O-oh iyaa" Ucap pak sopir sambil membukakan pintu mobil.

Kami pun berangkat menuju rumah Byan, rumahnya cukup jauh dan berada di kota... Setidaknya satu jam dari rumah ku.

Singkat cerita aku sampai di rumah Byan, rumahnya lebih besar dan luas di banding rumahku...

"Sampai sini saja pak, ngga usah di tunggu soalnya saya main sampai malam" Ucapku pada sopir.

"Baik non, nanti saya jemput kalo non minta jemput ya" Ucapnya.

Pak sopir pun lanjut pulang, aku memencet Bel rumah Byan... Aku menunggu di depan gerbang rumahnya yang sangat besar sampai sampai aku tidak bisa melihat ada apa di dalamnya.

Tak lama Byan membukakan gerbangnya dan mempersilakan untuk aku masuk kedalam.

"Wo-Woahh ka-kamu udah berubah sen, cantik banget" Ucap Byan tak percaya dengan perubahan ku.

"Masa sih" Ucapku malu.

"Iyaa, aku kayak liat orang yang berbeda" Ucap Byan.

"Yaudah masuk dulu Sen kita main di dalem" Ucap Byan lagi.

Aku pun melangkah masuk ke rumah Byan, rumah yang memiliki halaman luas itu membuat ku terpukau di tambah deretan mobil mewah yang menghiasi rumah.

BUAH TRANSFORMASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang