DUA BELAS

225 9 1
                                    

Suara ku benar benar terdengar seperti suara wanita, Byan ku lihat wajahnya tampak panik dan gelisah.... Aku mencoba untuk menanyakan padanya apa yang terjadi.

"K-Kamu makan buah yang ada di halaman belakang s-Sen?" Tanya Byan.

Aku takut untuk mengakuinya, karena tadi pagi Byan tampak marah ketika tau salah satu buah yang ada di pohon menghilang, dan bagaimana ia bisa tau aku yang memakan buah itu?

"M-Maaf" Ucapku.

Firasat Byan semuanya benar, ia tampak pasrah dan lemas mengetahui aku telah memakan buah itu.

"Huftt... Kamu makan semua?" Tanya Byan mulai serius.

"I-Iyaa"

Disitu aku merasa bersalah dan juga bingung harus bagaimana, di tambah suaraku kini jadi berubah... Bagaimana cara ku menyembunyikan ini dari orang orang?
Terutama pada orang orang di rumah.

"Hmmm, aku minta kamu jangan panik dan dengar penjelasan ku ok?" Ucap Byan.

Aku mengangguk kecil karena suara ku terdengar aneh.

"Oke... Hmmm dari mana aku harus menjelaskan" Ucap Byan.

*tok tok to

"Siapa yan?" Tanyaku.

Byan pergi mengintip ke jendela.

"Rena" Ucapnya.

"Rena... Beri tau dia aku tidak ingin di ganggu dulu" Ucapku.

Byan lalu keluar dan menjelaskan pada Rena jika kondisiku sedang tidak baik baik saja, dan ia meminta Rena untuk tidak mengganggu diriku.

Rena pun mengerti dan menitipkan coklat untuk ku pada Byan, setelah Rena pergi Byan kembali masuk dan duduk di sampingku lalu ia mulai bercerita tentang sebuah kutukan di halaman belakang.

"Dia memberimu ini" Ucap Byan menaruh sebuah coklat di atas meja.

"Oke kita lanjut" Ucapnya lagi.

"Aku akan mulai dari halaman belakang sekolah, kenapa di sana dilarang untuk di datangi? Apakah kamu tau?" Tanya Byan.

Aku menggelengkan kepala, Byan lalu menceritakan tentang kejadian saat ia memakan buah hitam di halaman belakang dua tahun lalu, Byan lalu menjelaskan jika kemungkinan terburuknya adalah aku juga akan bernasib sama dengannya namun akan lebih parah.

"Jadi seperti itu ceritanya" Ucap Byan.

"Jadi...maksud kamu, orang yang makan buah itu bakal berubah jadi lawan jenis?" Tanya ku.

Byan mengangguk.

"Tapi karena dulu aku hanya makan setengah buah, perubahan yang ku alami juga hanya setengah" Ucap Byan.

"Aku akan menunjukannya padamu" Ucap Byan.

Ia melepas ikat pinggang serta celana panjangnya, setelah itu ia melepas celana dalamnya dan menunjukan secara singkat kelaminnya yang berubah menjadi kelamin wanita.

Aku terkejut melihatnya, Byan lalu kembali mengenakan celananya seperti semula.

"Ya... Jadi seperti itu, aku sudah dua tahun menjadi setengah wanita" Ucap Byan lesu.

"A-... Aku juga akan seperti itu?" Tanya ku memastikan lagi.

"Yeahh, mungkin akan 100% perubahan yang kamu alami" Ucap Byan.

"Tidak mungkin.." Ucapku sedikit pasrah.

"Kamu jangan terlalu khawatir, aku akan membantu mu melewati ini semua sebelum perubahan itu menyeluruh" Ucap Byan.

Aku masih memikirkan bagaimana menjelaskan semua ini ke orang terdekat ku, apakah mereka masih mau menerima keberatan ku?

Di dalam UKS itu aku memastikan semua yang berubah pada tubuhku, aku melepaskan semua pakaian ku hingga telanjang bulat, dan perubahan yang sudah pasti adalah kelamin ku.

"Oh tidak... Tidak... Yannn" Ucapku saat melihat kelamin ku berubah menjadi kelamin perempuan.

"Hei tenang kan dirimu... Jangan panik, nanti orang lain tau" Ucap Byan.

Karena ia tidak tega melihat sedih, ia pun juga ikut membuka celananya dan menunjukkan lagi kelaminnya.

"Lihat, kita sama... Tidak perlu khawatir" Ucap Byan.

Aku pun mencoba mengesampingkan kepanikan ku, dan perubahan lainnya adalah kulitku kini jadi semakin halus dan badanku sekarang malah mirip Byan besarnya.

BUAH TRANSFORMASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang