DELAPAN

200 7 2
                                    

Selesai makan malam, kami pulang ke rumah... Pak sopir malam ini akan menginap karena jam tiga pagi ia akan menjemput kakak perempuan ku pulang dari acara, kakak ku langsung pergi ke kamarnya... Ia sedang mengerjakan project untuk acara di sekolahnya.

Aku juga pergi ke kamar, mengeluarkan buah hitam itu dari dalam tas dan memasukannya ke dalam kulkas agar semakin segar.

Sementara ku tinggal pergi mandi sambil juga bermain air, selesai mandi aku memakai baju tidur dan menyalakan Televisi serta playstation, mumpung tidak ada ibu jadi bisa kugunakan waktuku untuk bermain game.

Jujur saja, untuk bermain video game aku harus menunggu ibu pergi atau saat ia sedang sibuk memproduksi pakaian di gudang.

Sambil bermain game, aku memotong buah hitam yang sudah dingin menjadi beberapa bagian, hal pertama yang kurasakan ketika mengunyah buah itu adalah rasa manis tetapi sedikit asam, benar benar seperti jeruk namun daging buahnya seperti apel.

"E-Enak...apa aku ambil lagi ya besok?" Ucap ku sambil bermain game.

Tak terasa buah itu sudah habis, aku jadi menyesal tidak mengambil dalam jumlah banyak... Tapi namanya buah jatuh dan kebetulan hanya satu yang jatuh jadi apa boleh buat.

Jam menunjukkan pukul 23:06, aku sudah bermain selama dua jam lebih... Dan juga aku merasa ngantuk, besok aku masih masuk sekolah karena besok hari terakhir MPLS, jadi aku memutuskan untuk langsung tidur.

Pagi hari tiba, namun badanku terasa sangat lemas... Dan juga rasanya sangat dingin untuk mandi, jadi aku hanya mencuci muka, sikat gigi dan membasahi rambut.

Setelah itu aku turun kebawah untuk sarapan, setelah sarapan baru aku berangkat ke sekolah...rasa buah semalam masih terasa di lidah ku, manis nikmat buah itu membuat ku tidak sabar untuk memakannya kembali.

Sesampainya di sekolah aku tidak langsung pergi ke kelas tetapi aku mampir sebentar ke halaman belakang untuk mengambil dua atau tiga buah hitam dari pohon besar.

Namun saat ku sampai di halaman belakang, ada Byan di sana sedang duduk seperti kemarin, wajahnya tidak terlihat karena menghadap kebawah.

"Byaann" Ucapku dari depan pagar.

Byan terbangun, rupanya dia tidur di sana... Ketika melihat ku ia Buru buru berdiri dan menghampiri dengan wajah yang kembali dingin.

"Kemana saja kamu?!..aku kirim pesan tapi kamu ngga balas" Ucap Byan.

"A-itu... Aku ketiduran, memangnya kamu ngirim pesan apa?" Tanyaku.

"Kamu ngga kesini sendirian kan kemarin?" Tanya Byan.

"Ng-Ngga kok nggaa, aku dengerin kamu kok" Ucapku sedikit panik.

"Hmmmm, Jujur saja salah satu buah di pohon ini hilang... Aku sudah menghitungnya, semua ada 37 buah kemarin namun pagi ini ku hitung hanya 36" Ucap Byan memperhatikan ku dari atas sampai bawah.

"O-ouwh.. A-Aku ngga tau soal itu, tapi kenapa kamu menghitung buah itu? Dan kenapa pagi pagi gini kamu udah disini dan malah tidur disini?" Ucapku bertanya balik.

"Bukan urusan mu" Ucap Byan.

"Intinya aku menjaga buah serta pohon ini agar tidak ada korban lainnya" Tambah Byan.

Kami pun mengobrol banyak disana, intinya Byan berdebat denganku tentang larangan tak tertulis soal halaman belakang sekolah, dan tanpa kami sadari...

"Korban selanjutnya? Kenapa Byan bisa akrab sama Sean? Dan Buah apa yang mereka maksud?...ini bisa jadi gosip besar, Byan dan Sean mengobrol di tempat terlarang h-heahaha" Ucap seseorang yang sedari tadi menguping pembicaraan kami.

BUAH TRANSFORMASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang