SEMBILAN BELAS

149 7 0
                                    

POV FERDY:

"Tadi itu benar benar aneh, Sean yang dulu ku kenal sekarang sudah berubah" Batin Ferdy terbaring di atas kasur.

"Kenapa jantung ini ngga bisa berhenti berdetak kencang sih, aku masih belum terbiasa dengannya(Sean)"

Ferdy pun duduk, ia melihat foto 3 tahun lalu saat dirinya dan Sean sedang bermain bersama di taman desa tempat tinggal Sean, Ferdy dahulu sangat dekat dengan Sean sekaligus sebagai penjaga Sean... Kakak Sean mempercayakan adiknya pada Ferdy ketika bermain.

Ia masih ingat ketika Sean dulu berantem dengan beberapa anak di desanya, dan di situ Ferdy datang untuk menolong walau dirinya harus pulang dengan ke adaan bonyok.

"Kenapa kamu sampe segitunya nolong aku?" Tanya ku.

"Karena apa, entahlah aku hanya ingin kamu tetap aman" Ucap Ferdy.

Saat itu ku obati luka di wajah Ferdy, ia tetap tersenyum dan tidak menunjukkan rasa sakit di depanku.

"Makasih ya sen" Ucap Ferdy.

"Bukan masalah, justru aku yang terimakasih ke kamu... Orang orang itu benar-benar menjengkelkan" Ucapku sambil menunjuk ke arah tempat berkumpulnya anak anak itu.

"Hmmm Edo dan Ari ada di antara mereka, kayaknya harus ku edukasi lagi mereka" Batin Ferdy.

Ya walau aku ngga kenal orang yang mukulin ku dan Ferdy, tapi mereka benar benar pengecut dan beraninya ramai ramai.

"Liat aja nanti pasti aku bakal kalahin mereka suatu saat" Ucapku.

"Hahaha, kamu mau aku ajari cara bertarung? Untuk menjaga dirimu dari para pembully" Ucap Ferdy.

"Sekarang?" Tanyaku.

"Iya sekarang" Ucap Ferdy.

Aku di ajari olehnya beberapa gerakan perlawanan dan cara melindungi diri dari serangan, Ferdy mengajari ku gerakan gerakan baru setiap harinya hingga suatu hari...

"Aku harus ikut ibu dan ayah pergi ke luar negeri, aku ngga tau kita bakal ketemu lagi atau ngga" Ucap Ferdy sambil menunduk.

"Ke... Kenapa, kita masih bisa main lagi kan Fer? Iya kan?" Tanyaku.

Ia hanya terdiam dan mengajakku untuk tos an untuk yang terakhir kalinya, setelah itu ia pergi dan aku tidak melihatnya lagi selama hampir dua setengah tahun.

ilmu yang ia ajarkan padaku sangat berguna, tapi semenjak hari itu aku jadi sering menghabiskan waktuku bermain di kamar dan mulai membuat berbagai sketsa desain baju baju wanita.

"Aahh ternyata dulu seasyik itu ya" Batin Ferdy.

POV SEAN:

Aku baru saja selesai mandi, tubuhku benar benar lengket tadi...saat ingin memakai baju kamarku di ketuk dari luar, tentu aku terkejut karena ketukannya sangat keras.

"SIAPA DILUAR?!" Teriak ku.

Orang itu tidak menjawab dan terus mengetuk pintu, aku menggerutu kesal dan berniat untuk membuka pintu itu dan memarahi orang di balik sana.

Dengan hanya di balut handuk aku berjalan sambil menerka nerka siapa orang itu, karena yang ada di pikiran ku antara pak sopir atau Ferdy.

*DOR DOR DOR DOR DOR
(Suaranya semakin keras)

"IYA SABARR DULU IH" Ucapku sambil membuka kuncian pintu.

*Cklek
(Pintu terbuka).

"E-eh... A-"

"Apa yang kamu l-lakukan disini?!" Ucapku sangat terkejut.

BUAH TRANSFORMASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang