NAGA NYX

32 3 0
                                    

Pikiran Renjun tak berhenti berkecamuk sedari tadi. Melihat banyaknya mayat yang ditemukan pasukan Glimmer. Dia menoleh ke arah Asahi yang sibuk mengarahkan pasukan yang dia panggil.

"Bang"

"Hm?" Ucap Renjun sambil menoleh.

"Kok gue ngerasa ada yang ngikutin kita dari tadi ya?" Ucap Chenle setengah berbisik.

Renjun menatap Chenle serius, membuat Chenle ngeri sendiri. Renjun menarik kalungnya hingga putus, lalu membuangnya ke tanah.

Karena perbuatannya, seluruh perhatian kini mengarah ke Renjun. Saat Renjun mendongakkan kepalanya, matanya sudah berubah menjadi seputih salju. Mata yang sama saat dia melawan pasukan Ignis.

Chenle yang berada di sebelahnya memutuskan untuk menjauh, karena dirinya bisa merasakan aura kemarahan yang kuat dari Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chenle yang berada di sebelahnya memutuskan untuk menjauh, karena dirinya bisa merasakan aura kemarahan yang kuat dari Renjun.

Renjun marah. Dirinya marah karena tidak bisa menggunakan buku ramalan itu. Dirinya masih bingung tentang apa yang terjadi.

Renjun marah dan Asahi tau itu.

Asahi berjalan ke arah Renjun, dan memegang pundaknya.

"Aku tau kau marah karena tidak bisa menggunakan buku itu, padahal kaum Tiago dikenal dengan ramalannya. Mungkin kau berpikir tidak pantas menjadi pemimpin kaum ini, namun itu tidak benar"

Asahi melirik ke arah tangannya yang mulai membeku karena bersentuhan dengan Renjun. Dia kembali melirik Renjun yang tidak bergeming dari tempatnya.

"Naga Nyx sudah memilihmu, itu artinya kau sudah pantas. Kau hanya perlu belajar, jadi kau tidak usah merasa tidak pantas"

Renjun menoleh ke arah Asahi. Menatap mata datarnya yang menghangat. Mata putih Renjun perlahan memudar, dan kembali berwarna hitam. Es yang melapisi tangan Asahi juga mulai berjatuhan.

"Makasih, Sa"

Asahi mengangguk, "itu hal biasa yang dirasakan pemimpin baru"

Lalu setelahnya, Asahi kembali mengerjakan pekerjaanya, dan Renjun memutuskan untuk beristirahat sejenak.

"Le, sorry ya tadi abang kelepasan" Ucap Renjun.

"Aman bang"

"Emang beneran ada yang ngikutin kita dari tadi?" Celetuk Jisung yang ikut bergabung.

Chenle menoleh ke arah Jisung, "lu tau darimana?"

"Tadi kan lu bilang ke bang Renjun kalo ada yang ngikutin kita"

"Anjing? Kedengaran kah? Padahal gue udah berbisik tadi" Ucap Chenle tak percaya.

"Hehe iya dong, kan pendengaran gue tajam"

"Boong banget"

Chenle tidak memperdulikan Jisung, dan memilih menoleh ke arah Renjun yang sibuk menatap kalungnya yang sudah putus.

THE KING || SEQUEL 7 POWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang