𝗘𝗡𝗔𝗠 𝗕𝗘𝗟𝗔𝗦 :: Bangun

5 3 0
                                    

Alas Urup — Chapter 16
___________________

Aku membuka mataku, mengedipkannya berkali-kali saat menyadari bahwa pandanganku terlihat kabur. Seluruh tubuhku terasa berat, seolah-olah baru saja dipaksa menanggung beban yang tak tertanggungkan. Perlahan, kabut di penglihatanku mulai memudar, dan aku bisa merasakan sesuatu yang aneh—aku tak lagi berada di hutan.

Rasa dingin dari lantai hutan yang basah telah tergantikan oleh sesuatu yang lebih halus dan hangat. Seprai. Aku mencoba menggerakkan jari-jariku, dan mereka merasakan tekstur lembut di bawahku. Ranjang? Bagaimana aku bisa berada di sini?

Aku menarik napas dalam-dalam, paru-paruku terasa berat, seperti ada beban yang menekan dada. Dengan usaha besar, aku mengangkat tubuhku, otot-ototku menjerit seolah-olah tak pernah dipakai selama berhari-hari. Mataku mulai menjelajahi sekeliling. Dinding kayu yang gelap, sedikit pudar, dan jendela kecil yang menyaring sinar matahari redup masuk ke ruangan ini. Cahaya itu hangat, menyentuh wajahku dengan lembut, seolah-olah mencoba menenangkanku.

Di mana aku?

Aku mencoba merangkai potongan-potongan ingatan terakhirku. Suara tawa itu. Askara, Arjun... Ya Tuhan! Aku ingat semuanya. Aku mengejar mereka. Atau lebih tepatnya, tubuhku yang dikendalikan oleh sesuatu... Aku menelan ludah, mencoba menyingkirkan rasa pahit di tenggorokanku. Apakah aku sudah melukai mereka? Apakah aku... berhasil menghentikan monster itu?

Aku harus tahu.

Kepanikan menyelimuti diriku saat aku berusaha berdiri. Namun, kakiku terasa goyah, dan tubuhku seolah-olah tak mengenali kekuatannya sendiri. Setiap gerakan terasa seperti tusukan tajam di otot-ototku yang lelah. Meski begitu, aku tak peduli. Aku memaksakan diri untuk berdiri dan meraih dinding untuk menjaga keseimbangan.

Ruangan ini kecil, sederhana, dan tampak seperti kamar di sebuah pondok. Meja kayu dengan kursi di sudut, sebuah lilin yang sudah hampir habis terbakar di atasnya. Tirai tipis menutupi jendela, membiarkan cahaya masuk dengan lembut. Aku tak mengenali tempat ini. Namun, meskipun terasa asing, tempat ini memberikan rasa tenang yang aneh.

Langkah kakiku menggema pelan saat aku berjalan menuju pintu. Rasa lelah masih menyelimuti tubuhku, tapi aku tak bisa membiarkan diri beristirahat. Aku harus tahu di mana aku berada, apa yang terjadi. Aku harus memastikan mereka—Askara dan Arjuna—selamat.

“Adre...” suara Pak Jaga rendah, nyaris berbisik, tapi ada kehangatan di dalamnya. "“Kau sudah sadar.”

Aku menatapnya, terdiam sejenak, mencoba mengumpulkan keberanian untuk bertanya. "Di mana... di mana mereka? Askara, Arjuna, dan teman-temanku yang lain... Apakah mereka baik-baik saja?"

Pak Jaga menghela napas panjang, laluaskya. melangkah masuk ke dalam kamar, menutup pintu di belakangnya. Dia berjalan ke arah kursi, lalu duduk perlahan. “Mereka selamat, Adre. Kau berhasil menghentikan... dia yang mengendalikan tubuhmu sebelum terjadi hal yang lebih buruk.”

Mendengar kata-kata itu, beban besar yang menghimpit dadaku sedikit terangkat. Namun, rasa lega itu tak sepenuhnya membuatku tenang. “Aku... Aku tidak ingat semuanya. Hanya potongan-potongan... Aku merasa seperti sedang terjebak di tubuhku sendiri.”

Pak Jaga mengangguk pelan. “Kau melawan dengan sekuat tenaga, dan akhirnya berhasil mengusir dia dari tubuhmu. Tapi tubuhmu kelelahan. Kau pingsan setelah itu.” Dia terdiam sejenak, seolah-olah mencari kata-kata yang tepat. “Kami menemukanku setelah kau jatuh. Askara dan Arjun ketakutan setengah mati saat kau kejar, tapi mereka tahu itu bukan dirimu yang mengejar mereka.”

Aku menghela napas lega, meski sebagian dari diriku masih merasa gelisah. “Apa yang terjadi pada entitas itu? Apakah... apakah dia sudah pergi?”

Ekspresi Pak Jaga mengeras. “Untuk sementara. Tapi hutan ini, Alas Urup... dia masih ada di sini, Adre. Dia hanya menunggu kesempatan lain.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alas Urup [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang