Chapter 4 : Hipnotize

176 23 17
                                    


"Kau menuangkannya terlalu banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau menuangkannya terlalu banyak." Ibuku memperingatkanku. Dan aku langsung tersadar karena isi dari kotak sereal yang kupegang telah berserakan di sekitar mangkuk dan sebagian sudah tumpah.

Tebak apa yang kupikirkan?

Ya, benar. Aku memikirannya setelah memimpikannya tadi malam.

Jafi Mortimer Osborne.

Aku memikirkan hal yang kotor sepagi ini. Entah karena hormonku yang meningkat pesat pra-menstruasi, atau memang pemikiran-pemikiran itu hanya muncul saja karena esensinya yang amat kuat. Kala aku berupaya mengenyahkannya dengan memikirkan hal-hal lain, bisa-bisanya terbesit adegan tidak senonoh di kepalaku. Misal, adegan dimana tetanggaku telanjang di balkon kamarnya malam-malam dan memberikan tatapan tajam meski dari kejauhan.

Dan aku memimpikannya pula. Datang menggerayangi dengan tangan-tangannya dan mengikatku di ujung tempat tidur kamar yang sempit.

Informasi tidak pentingnya adalah, bahwa aku tidak pernah mengalami mimpi seperti itu. Aku sangat bersih dan juga polos.

Ayahku datang dengan pakaian trainingnya dan duduk bersamaku di meja makan. Kata ibu, ayah pagi-pagi sekali sudah keluar keliling komplek untuk berlari. Aku tersenyum bangga padanya yang sudah menerapkan pola hidup sehat setelah berhenti merokok dan minum alkohol.

"Pagi, Lirose."

"Pagi ayah." Mataku mengerjap dan menatap ayah heran. Ayah balas menatapku.

"Apa?"

"Kenapa ayah memanggilku begitu?"

"Oh, Jafi menyebut namamu Lirose. Dia menitip pesan untukmu. Katanya kau diterima di Galvanize. Astaga, kenapa tidak bilang ayah kalau Galvanize itu perusahaan keluarga Osborne." Lalu ayah menambahkan dengan kerlingan di matanya. "Dan dia punya sebutan Lirose, itu sesuatu."

"Oh benarkah?" ibu datang membawa segelas air lemon hangat untuk ayah. Bergabung bersama kami. "Jangan! Ibu sudah memperingatkanmu, 'kan?" ucap ibu padaku. Aku melirik ayah.

"Tidak ada yang salah dengan keluarga itu, Madeline," peringat ayah. "Berhentilah memandang sesuatu hanya dari satu sudut pandang. Mereka keluarga baik-baik."

"Tapi Spencer bilang..."

"Stop! Aku tidak mau kau menjelekkan nama keluarga Osborne. Atau siapapun itu. Berhentilah bergaul dengan ibu-ibu kurang kerjaan."

Ibu hanya memberengut. Tapi dia tidak membalas lagi ucapan ayah yang kembali ke topik awal.

"Tadi ayah bertemu dia?" tanyaku.

"Iya. Dia barusan pulang lari pagi dan ayah melihatnya hanya berdiri di depan pagar rumah kita. Saat ayah tanya, katanya ada pesan yang ingin dia sampaikan padamu. Ternyata itu."

Mengesankan sekali. Kenapa pula orang asing seperti dia melakukan itu? Mencurigakan sekali. Ya mencurigakan karena, dia tahu jika kabar  aku diterima akan membuat ayahku senang dan akan mau membujuk puterinya. Bahwa dia masih menolak kenyataan aku tidak memberinya jawaban mengenai kesediaanku bekerja di Galvanize.

THE DEVIL SEDUCTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang