Chapter 7 : Konspirasi

142 23 13
                                    

Catatan Penulis

Cerita ini mungkin hanya akan sangat pendek. Mulanya bikin karena teringat sama kasus konspirasi yang pernah dibahas sama Nessie Judge feat Mongol stress di kanal youtube-nya, mereka membahas tentang anak-anak yang jadi tumbal untuk persembahan kepada setan. Anak-anak itu dibunuh dan darahnya diminum oleh semua anggota sekte. Terus, aku cari lagi di internet ternyata ada kasus sama yang dialami oleh seorang ibu rumah tangga yang hidupnya traumatis sekali karena pernah jadi korban kultus sesat yang menyiksa anak-anak. Makanya iseng aja aku pengen buat ke cerita walau bentukannya fanfiction.

Jadi, bagi yang belum paham, ini cerita tentang apa dan kenapa sikap Jafi aneh banget. Aku kasih tau, ini cerita tentang seorang anak bernama Jafi yang jadi korban semasa kecilnya dan dia mengalami gejala traumatis di masa pertumbuhan emosionalnya. Dan yang membuat caranya berpikir agak ekstentrik.

Anw, selamat membaca.

-o0o-

Hari ini seperti yang sudah dikatakan Kentaro, Nathaniel Edmund penulis Devil Wants You akan datang ke kantor penerbit Galvanize untuk membicarakan perihal buku barunya tersebut. Kentaro dan Jafi bilang mereka sangat menyukai artikel yang kutulis terkait dengan konspirasi stakeholder dan Freemason, dan mereka juga sepakat bahwa penulis yang biasa dipanggil Niel ini akan cocok denganku. Karena memang benar kata mereka, aku menyukainya. Bahkan aku membacanya dalam satu malam melalui layar macbook-ku.

Dan ketika aku tiba di kantor, kulihat Niel sedang bicara dengan Kentaro di ruangannya. Kentaro yang melihatku kemudian memanggilku untuk ikut bergabung.

Nathaniel Edmund punya perawakan tinggi tegap dengan rabut cepak dibalut kemeja biru dan celana bahan abu. Kacamata yang dikenakannya membuatnya bertambah prestesius. Dan yang terpenting adalah dia tampan jenius. Membaca buku-bukunya menimbulkan kekagumanku dan sosok nyatanya lebih menarik dari apa yang kulihat di biografi.

"Saya Lizzy Rose," aku memperkenalkan diri. Niel berdiri dari duduknya dan dengan sopan menyambut uluran tanganku.

"Niel. Senang bertemu denganmu."

Aku tersenyum dan duduk bersamanya menghadap meja Kentaro.

"Bagaimana perekembangannya?" tanya Kentaro.

"Baik. Naskah akan segera selesai sesuai deadline. Aku hanya memastikan beberapa hal pada Niel." Niel tersenyum melihatku.

"Aku akan atur jadwal rapat untuk bukunya begitu selesai. Kami sedang membicarakan tentang kemungkinan yang terjadi apabila buku ini terbit."

"Memangnya ada kendala?" tanyaku.

Niel berkata, "Ada pihak yang menghubungiku dua hari lalu. Memperingatkanku untuk tidak menerbitkan buku itu."

Aku mengerutkan dahi. Ya memang buku yang dibahas Niel adalah tentang konspirasi besar. Tapi itu kan hanya fiksi.

"Kau sudah tahu situasinya, 'kan? Lizzy?" tanya Kentaro. "Tidak ada yang mau menerbitkan naskah ini selain Galvanize. Dan editor kita lainnya juga tidak mau."

"Itu bukan hal serius, 'kan?" tanyaku balik.

Niel menaik-turunkan bahu. "Memang bukan, aku sudah biasa mendapatkannya. Ini bukan yang pertama."

Aku sudah dengar banyak mengenai itu.

"Maka dari itu, kita harus membicarakan tentang perlindungan hukum," ujar Kentaro.

Perlindungan hukum? Serius? Apa situasi ini segawat itu? Kelihatan tidak.

"Kau tahu apa yang dibahas di buku itu, 'kan?" tanya Kentaro.

THE DEVIL SEDUCTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang