Bab 03 - Rencana

288 194 34
                                    

merhaba guys... 👋👋
selamat datang...

sebelum baca utamakan Follow Juliahawra Vote, dan comment yah! biar aku sering sering up. biar cepet end juga..


•••


"Jadi, apa rencanamu?"

"Rencana apa, Paman?" ucap Seorang Pria yang sedang meminum secangkir teh hangat itu.

"Untuk menikah." ujar Pamannya seraya menaik turunkan alisnya, Ia mencoba menggoda keponakannya itu.

"Kuserah'kan semuanya pada Allah."

"Dan Allah mempercayakannya padaku." ucapnya Ali santai.

Uhukkk...

Ia tersedak teh itu karena mendengar pernyataan pamannya. "Apa?!" Ia menoleh ke arah Pamannya.

"Yah. Aku sudah melamar gadis itu. Dan dia setuju." ucap paman Ismaeil terang terangan.

"Apa? Gadis siapa, Paman?" tanya Ali dengan wajah penuh tanda tanya.

Ismaeil menyeruput tehnya, "Bukan'kah kau bilang... Kau akan menuruti apa perintahku soal pernikahan ini?"

"Iya. Tapi, ini terlalu cepat." Ali bersikeras meyakin'kan Pamannya.

"Lebih cepat itu lebih baik, bukan begitu Muzza?" Ismaeil melihat Seekor Kucing yang tengah rebahan di depan keduanya.

"Miaww..."

"Ahahahaa, bahkan Seekor Kucing saja paham." Ismaeil tak henti hentinya tertawa sebab Kucing peliharaan di Asrama ini.

Kucing jantan ini begitu di sayangi oleh para penghuni Asrama. Pemiliknya adalah Shafia, anak kedua Ismaeil.

Ali menatap aneh pada paman dan kucing itu. Benar-benar mengherankan, bertanya pada seekor kucing?.

"Tapi aku belum melihat Gadis itu, Paman." Ali mencoba mencari seribu alasan.

Ismaeil merogoh saku jubahnya, "Ini." ia memberikannya pada Ali.

Ali melihat foto itu. Kadi ini Gadis itu?, Dilihat-lihat dia ini sepertinya keras kepala, pikir Ali.

 Kadi ini Gadis itu?, Dilihat-lihat dia ini sepertinya keras kepala, pikir Ali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sudah-sudah, jangan lama-lama. Nanti bisa terjadi suatu hal yang tidak di ingin'kan." dengan cepat Ismaeil mengambil foto itu secara paksa dari Ali.

Kini foto itu berpindah tangan. Foto itu sekarang di pegang oleh Ismaeil. Ia kemudian berdiri dari duduknya dan mulai berjalan sedikit, di ikuti oleh Ali.

Ismaeil kemudian merogoh sakunya. Oh, ternyata ia mengambil korek api. Ia kemudian menyalakan apinya.

"Tunggu. Untuk apa korek api itu, Paman?" kini Ali sudah berada pas di samping Ismaeil.

"Seperti yang Kau lihat, membakarnya." Ia kemudian menyalakannya lagi, lalu ia mulai membakar foto itu.

"Tapi untuk apa, Paman. Mengapa tidak di simpan saja fotonya."

"Setelah Kau menikah, kau akan bertemu Gadis ini setiap hari. Kau tidak lagi butuh foto ini. Kau hanya perlu memandangi wajahnya saja." celoteh Pamannya.

Foto itu sekarang sudah tidak terlihat lagi. Foto itu sudah habis terbakar oleh panasnya api tanpa terkecuali.

"Paman, aku tidak suka pemikiranmu." ucap Ali.

Ia lalu kembali ketempat duduknya semula, di ikuti oleh Pamannya.

"Kau setuju?" tanya Paman Ismaeil seraya melihat ke arah Ali.

Ali meminum teh itu lagi, "Jika Dia setuju, maka aku juga."

"Bagus! pernikahan akan segera di laksana'kan. kapan waktu yang pas menurutmu?"

"Hari jum'at besok." ucap Ali santai.

"Sekarang hari apa?" tanya Ismaeil.

Huh, ya ampun. Pria tua ini benar-benar lupa atau hanya berpura-pura lupa untuk menggoda Ali?.

"Senin."

"Waktu yang tepat. Besok Kita semua akan pergi berpiknik, lalu rabu kita semua akan berbuka bersama di halaman. Kamis, orang-orang akan menyiapkan pernikahanmu. Dan jum'at adalah hari dimana... Kau sudah menjadi seorang suami." Ismaeil mengulum senyum.

Beberapa kali Ia berusaha menggoda Ali, tetapi Pria itu malah mengacuhkannya.


•••

"Sama sekali tidak, Nak." jawab Nizar. pria paruh baya itu kemudian meninggalkan sang anak di ruang tamu sendiri.

"Pokoknya setelah aku sampai disana. Aku harus bersikap tegas pada Pria itu!."

"Aku tidak mau di anggap lemah olehnya."

Ia mengerutkan keningnya sehingga kedua alisnya hampir bertautan. Ia mulai mengingat-ingat sesuatu.

"Aku pernah melihat di drama-drama, istri yang lemah itu selalu di tindas dan dipoligami. Huh, menyeramkan."

"Menikah itu menyeramkan."

"Aku takut Dia berbuat seperti itu nantinya."

"Mungkinkah, Dia-"

"Dia siapa?"

•••

BERSAMBUNG...

ayo di follow + vote + komen dulu.

vote itu gampang loh, nih aku kasih tutor:

pertama, kalian scroll chapternya, nah pas udh nyampe akhir. keliatan dh tuh ad bintang. bintang itu kalian pencet. terakhir, udh dh. gmn? gmpang kan?.

oke sekian banyak cinta dari hawra.
sampai jumpa dichapter selanjutnya.

love u guys, from hawra.
Juliahawra

Siyah Güller Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang