5. Bayangan

51 21 4
                                    

Beberapa pesan dan panggilan tak terjawab tertata jelas di notifikasi Alea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa pesan dan panggilan tak terjawab tertata jelas di notifikasi Alea. Gadis itu terbaring lemah di lantai dengan wajah yang mulai pucat. Ia berulang kali berusaha untuk bangkit, Namun naas nya gadis itu jatuh berulang kali.

Alea mendengar suara nada dering ponselnya berbunyi beberapa kali. Tapi tangan nya tak bisa menjangkau ponsel yang berjarak dua meter dari dirinya.

*Plak...*

Suara benturan pintu terdengar nyaring di kuping Alea yang terbaring lemah di lantai ruang tamu.

"Alea. Kamu kenapa!? kasih tau ke abang siapa yang bikin kamu kaya gini??" dengan nada khawatir Abyan menggendong Alea yang terbaring lemas di lantai dengan wajah yang penuh lebam.

"Abang..." ringis Alea

"Kamu di pukul ayah lagi?" tanya Abyan yang membaringkan tubuh Alea di kasur miliknya.

Alea mengangguk pelan. Air matanya meluncur bebas begitu saja. Dirinya benar benar lelah dengan sikap ayahnya yang tak pernah puas menghajarnya.

"Abang, apakah pergi kerja kelompok untuk meraih nilai itu salah?"

Abyan menggelengkan kepalanya "Tidak Alea. Kamu layak meraih nya, kamu juga pengen dapat juara kan? kalau iya, kejar nilai mu!!"

"Lalu,mengapa ayah memukul Lea saat Lea mau pergi kerja kelompok?"

Deg!

Abyan tak habis pikir apa yang dilakukan oleh ayahnya kepada adiknya.

Apakah Serengga gila?

Ini adalah hal yang benar benar gila yang dilakukan seorang ayah kepada anak perempuannya.

Dimana letak cinta Serengga kepada Alea? Seburuk apapun putrinya bukankah Alea tetap menjadi anaknya?

"Dimana ayah sekarang!?" gumam Abyan dengan nada meninggi.

"Ayah pergi ke diskotik bersama kak Alexa untuk bersenang senang."

"Lea. Kamu istirahat ya? Abang mau cari ayah untuk minta maaf sama kamu!!"

Dengan terburu buru Abyan meninggalkan Alea di kamarnya. Alea hanya terdiam menyaksikan kepergian Abyan yang mulai tak terlihat sehelai rambut pun.

Alea menoleh ke arah dinding kamarnya. Mulai mengubah posisi menjadi duduk menatap bayangan dirinya yang ada di dinding kamarnya.

Alea menatap bayangan dengan penuh lirih dan mulai bermonolog sendirian.

"Hallo gadis yang tumbuh dengan beribu luka. This morning is a very bad morning. Bagaimana tidak, baru pagi hari aja ayah udah hajar Lea habis habisan ."

"Kalau Lea pintar kaya kak Alexa, Lea bakal dapat kasih sayang dari ayah kan? atau Lea harus mati dulu baru ayah menyesal?"

Lea manarik nafasnya kasar. Mengucapkan sepatah keinginan sebelum dirinya membaringkan tubuhnya.

"Keinginan Lea cuman ada tiga. Yang pertama, dapat kasih sayang yang setara dari ayah. Kedua, juara satu lomba olimpiade. Dan yang keterakhir peluk bunda yang lama."

-Rumah tentang Ayah-

"AYAH!!" panggil Abyan yang melihat Serengga meminum segelas black jack.

"HENTIKAN SEMUANYA!! KELUARGA KITA RUSAK KARENA AYAH BUKAN ALEA. SEKARANG ALEA DIRUMAH TERBARING LEMAS AYAH!!" bentak Abyan yang sudah habis kesabaran.

*Bugh...*

Suara diskotik tak kalah kuat dengan suara tumbukan Serengga yang memukul kuat tepat di perut Abyan.

"TAU APA KAMU TENTANG KELUARGA KITA? APAKAH KAMU TAU BAHWA ALEA SERING BERJALAN DENGAN LELAKI!??"

"SAYA TAU!! LELAKI ITU THEO, SAHABAT ALEA!" tegas Abyan.

"Sok tau segalanya. Gak usah ngatur hidup orang kaya hidup lo udah sempurna aja."

Di tengah tengah perdebatan antara Serengga dan Abyan, Alexa datang dengan anggur merah di genggaman tangannya.

"Alex sadar. Kamu itu cewek, gak layak pergi ke diskotik."

*Bugh...*

Satu pukulan mendarat tepat di pipi Abyan dengan keras.

"ANAK BAJINGAN. PULANG!!" usir Serengga yang menurunkan alisnya.

"ABYAN GAK BAKAL PULANG SEBELUM AYAH PULANG DAN MINTA MAAF KEPADA LEA!!"

"Anak sialan" bisik Serengga

*Bugh...*

*Bugh...*

Abyan tersungkur kebelakang hingga dirinya jatuh ke lantai. Ujung bibirnya sedikit mengeluarkan cairan berwarna merah dan terdapat beberapa lebam di wajahnya.

Demi Lea gue harus bisa bangkit batin Abyan.

Abyan mulai membangkitkan tubuhnya, Namun saat ia mulai berdiri sebuah pukulan besar yang dihasilkan dari bat yang tepat mendarat di punggung Abyan.

*Bugh...*

"Argh..." desah Abyan.

Tubuhnya mulai jatuh kembali ke lantai tapi kali ini lebih kuat dari yang sebelumnya.

"Maafin abang ya Lea. Abang belum bisa jadi yang terbaik buat kamu," bisik Abyan yang mulai memejamkan matanya

-Rumah tentang Ayah-

Next? ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ

Rumah tentang Ayah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang