Bab 17

7 3 0
                                    

Aku Mengerutkan dahi merasakan pusing dan berusaha menerima sinar matahari yang menusuk mata ku memandakan aku harus bangun dan ketika aku membuka mata pemandangan pertama yang aku lihat wajah pria yang sangat aku kenal dengan panik aku berusaha mengingat kejadian semalam. mengapa dean setengah tenjang badan nya yang atletis itu membuat jantung ku berdebar tak karuan, tunggu apa yang terjadi semalam aku dengan panik mengecek tubuh ku dan setelah aku melihat rupanya pakaian ku masih lengkap betapa lega nya aku dan kini yang aku pikirkan hanya harus keluar dari kamar ini sebelum dean bangun. aku pun mengendap-endap membereskan tas dan sepatu ku tergeletak di lantai lalu membuka pintu kamar tanpa ada suara sedikitpun, entah mengapa aku tidur dikasur yang sama dengan pria itu dan ini benar-benar gila semua karena alkohol sialan yang membuat ku tidak mengingat apa pun pada malam itu.
Aku menyesali kejadian ini dan terus memikirkan apa yang terjadi malam itu.

Sampai hari ini di kantor pun aku masih belum tahu apa yang terjadi hari itu, sampai pagi ini pun aku tidak mau berangkat ke kantor  dengan dean aku berasalan untuk menghindarinya bahkan aku sangat bingung dan akan canggung jika kami bertemu jadi untuk sementara lebih baik aku tidak terlibat dengan nya.
"bukan kah kau tidak minum kopi?" aku terkejut mendengar suara itu hampir saja aku menumpahkan kopi yang tidak sengaja aku seduh karena pikiran ku sedang kacau
"AH, hari ini aku akan minum HAHAHA" aku tahu jawaban ku pasti sangat tidak natural
"ini kau minum ini saja" dean menukar kopi yang tidak sengaja aku seduh itu dengan susu coklat yang baru saja di seduh nya aku tidak berkomentar apa pun dan berusaha tenang
mata ku tiba-tiba tertuju pada bibir dean yang lecet, apa dia terbentur sesuatu dean bahkan terlihat berhati-hati dengan bibirnya yang robek saat menyeduh kopi
" kau tidak apa-apa? sepertinya bibir mu terbentur sesuatu atau kau menggitnya? tanpa sadar aku khawatir melihat keadaan nya
"ah ini aku menggigitnya" aku menatap bingung jawaban dean sedangkan aku lebih bingung ketika dia mengatakn itu aku bisa melihat telinga nya yang merah dan dia tiba-tiba salah tingkah sungguh aneh.

===

Untuk menghindari dean malam ini aku bahkan lembur, rasanya sangat melelah kan berada di bus di jam seperti ini.
"APAA!!!" aku terkejut baru saja aku sepertinya setengah tertidur, ketika bangun aku sadar kalau yang muncul baru saja bukan mimpi tapi kejadian yang membuat ku penasaran beberpa hari ini saat kami MT seketika aku merasa malu dan ingin menghilang saja meningat kejadian malam itu yang tiba-tiba berputar seperti video dalam ingatan ku.

Malam itu dean mengantar ku ke kamar tapi aku yang gila terus merengek akan tidur di kamar nya sehingga dia membawa ku ke kamar nya dan saat di kamar aku melepas sepatu ku sendiri dan bertingkah vulgar dengan mendorong dean ke kasur, aku menatap bibir nya yang merah dan lembut lalu mencium bibir itu dan saat mulai kehabisan nafas aku malah menggit bibir nya sampai berdarah bahkan aku melepas kemeja dean dan mencium leher nya dengan santai. demi tuhan saat mengingat ini aku bener-bener malu rasanya aku tidak ingin bertemu lagi dengan dean yang mengangap ku sebagai addiknya tapi aku melecehkan pria itu saat mabuk benar-benar gila. aku menjabak rambut dengan frustasi berharap tidak pernah mengingat kejadian mengerikan itu. tapi dean sangat aneh harusnya dia mendorong ku atau mengusirku dari kamar itu padahal tubuh nya cukup atletis mendorong gadis beerbadan kecil seperti ku tapi kenapa dia membiarkan ku, tidak dia tidak membiarkan ku sepenuh nya bahkan setelah aku mencium bibir nya dean melindungi bibirnya lebih dulu sebelum aku menggit bibir itu dan dia bahkan mengancing kan kemeja kembali tapi aku terus mebuka kemeja itu dasar memalukan.

===

Sudah hampir 1 minggu aku terus menghindari dean semenjak mengingat kejadian itu rasanya kepala ku mau pecah. Aku menyiap kan ruang rapat dengan tenang hari ini ada rapat untuk team ku dan aku mendapat tugas menyiapkan ruang rapat ini sendiri sangat melelahkan.
"kau disini? aku mencari mu, kau meninggalkan poselmu di toilet" aku terkejut menatap dean yang tiba-tiba sudah ada di ruangan ini, tanpa menjawab aku mengambil posel ku dari tangan nya dan pandangan kami bertemu seketika aku membuang muka jantung ku berdebar tidak karuan aku bingung.
"kenapa kau terus menghindari ku?" tanya dean penuh selidik menatap wajah ku
"maffkan aku sebenarnya, aku sudah ingat kejadian saat MT. aku sungguh menyesal" aku berusaha memberani kan diri membicara kan ini lebih dulu dan aku harap dia mengerti
"HAHAHA hanya karna itu kau menghindari ku bahkan aku tidak ambil pusing kejadian itu"
aku menatap sinis dean bisa-bisa nya dia tertawa disaat seperti ini rasanya dia dia seperti menagatakan 'aku tidak ingat permainan anak kecil seperti itu' dan aku tidak suka itu seketika aku jadi metanap nya sangat serius
"AHH, aku boleh jujur? sebenernya aku menyukai mu tapi sepertinya kau memang tidak pernah mempunyai perasaan apa pun padaku tentu saja membuat mu sangat santai dengan kejadian kemarin, aku mengerti dan aku minta maaf" aku tersenyum kecil lalu sedikit membukuk dan meninggalkan dean tapi pria itu menarik tangan ku dan menguncinya di balik punggung ku sehingga jarak tubuh kami sangat dekat aku menatap dean berani dari jarak ini aku bisa mencium wangi parfume dean yang membuat jantung ku kembali berdebar tak karuan meski aku kesal padanya
"aku juga menyukai mu, kita keluarga" jawab dean sambil tersenyum manis membuat ku mendengus kesal sambil melepaskan diri dari pria itu
"aku mengangap mu pria" dean tampak terkejut tapi aku tidak peduli "anggap saja aku hanya mengungkap isi kepala ku dan kau juga perlu khawatir hubungan kita akan tetap baik seperti keluarga" aku meninggalkan dean yag tidak menjawab apa pun rasanya aku mau gila kenapa aku mengungkap kan isi hati ku secara tiba-tiba padahal aku hanya tidak ingin hubungan kami jadi canggung tapi sekarang malah tambah canggung benar-benar gila kejadian ini sangat tidak menarik dan membuat mood ku hancur seharian.

Our River (Red String Story)Where stories live. Discover now