Bab 10

8 4 0
                                    

Ini hari pertama aku masuk kuliah walaupun materi di hari pertama sangat banyak tapi aku sangat senang karena melakukan dengan baik dan bertemu dengan banyak teman-teman baru walaupun sepertinya aku hanya cocok dengan ailsa teman sekamar ku tapi setidaknya lebih baik dibandingkan aku saat SMA tidak punya teman satu pun.
aku dan ailsa memasuki mata kuliah terakhir di hari ini, aku mulai lelah dan mengantuk tapi kembali fokus saat dosen memperkenal kan tamu pembicara hari ini yang tak lain adalah dean "kakak mu jadi tamu hari ini" ailsa terlihat bersemangat membuat ku menatap nya malas sambil menggit ujung lidah rasanya aku sangat muak melihat dean ada dimana-mana. dean di undang karena beberapa game yang di produksi oleh perusahaan nya sangat terkenal di kalangan remaja maka dari itu dia menjadi pembicara Ceo muda pada hari ini. setelah melalui mata kuliah yang panjang selama 2 jam rasanya aku bahkan tidak tahu dean mengatakan apa saja karena tidak memperhatikan saat dia berbicara.

"ayo makan malam bersama" ajak dean yang sudah menunggu di luar saat mata kuliah selesai seraya mengambil buku-buku tebal di tangan ku harusnya dia tidak perlu melakukan ini aku bukan anak SMA lagi
"tidak perlu " jawab ku sambil berusaha merebut kembali buku-buku itu tapi tentu saja gagal aku kalah tinggi
pandangan dean tertuju pada gatungan HP dari nya hadiah ulang tahun ku dan aku yang menyadari itu dengan cepat menyebunyikan gantungan itu dari padangan nya
"Dasha" panggil dean lembut membuat ku menatap nya tidak senang "aku berhutang penjelasan padamu" lanjut nya akhirnya dia menyadari "ayo kita bicara sambil makan malam" aku setuju dan kami datang ke sebuah cafe yang tidak jauh dari asrama ku. kami memesan makan malam dan aku tidak bicara sepatah kata pun menunggu dean menjalaskan apa yang terjadi.
"Dasha, maaf aku tidak membalas pesan mu atau pun menemui mu"dean mulai menjelaskan dan aku berusaha mendengarkan "sebenarnya ada beberapa masalah kontrak dengan apaterment ku jadi aku tinggal di kantor dan sangat sibuk lalu ketika aku menghungi mu nomor telfon milik mu sudah tidak terdaftar" aku menatap dean berhenti mengunyah makanan ku "apa kau tidak pernah membaca pesan ku?" aku terdiam saat dean bertanya awal nya aku ingin balas dendam ketika dia menghubungi ku saat aku mengganti nomor tapi entah mengapa aku benar-benar mengabaikan nya saat aku tahu dia bertemu dengan Wynn sedangkan dia hanya mengirim ku pesan 4 kali saat memberi tahu itu nomer nya, lalu saat aku ujian semeter dan kenaikan kelulusan terakhir dia bertanya aku masuk universitas mana hanya itu aku pikir dia tidak begitu peduli. tapi setelah mendengar penjelasan dean sepertinya aku terlalu egois pada nya sehingga aku memutuskan untuk bersikap lebih baik dan mendengar kan penjelasan dean.

"hai, dasha" sapa seorang pria yang tidak asing dia satu jurusan dengan ku
"hai,siapa nama mu maaf aku lupa" aku memang lupa padahal semalam saat pertemuan dia duduk di sebelahku
"Elon" jawab nya aku membenarkan tertawa kecil setelah ingat nama nya dia mememang cukup tampan dengan tinggi 183 dan badan atletis Elon banyak di lirik oleh gadis-gadis seangkatan ku apalagi dia juga sepertinya suka olahraga tambah menarik perhatian gadis-gadis. Elon melihat dean yang menatap nya seperti terganggu dengan keberadaan Elon "maaf aku menggangu, besok kita bertemu lagi" lalu berpamitan pada ku dan meninggalkan kami dean menatap ku bingung "apa dia type mu?, kau terlihat senang" tanya Dean dia terdengar seperti bibi yang terlihat tidak senang ketika aku baik pada sembarang laki-laki.
"tidak juga" jawab ku seadanya ini memang jujur dari hari ku tapi seperinya dean tatap tidak percaya.

===

Aku terus belajar dan sesekali aku keluar bersama teman-teman sekamar ku tapi belakangan ini setiap aku keluar bibi sudah tidak menelpon ku sebagai ganti nya dean menjeput ku saat aku berada di luar terkadang aku bahkan merasa aneh mengapa dia terus memperlakukan ku seperti anak kecil padahal aku sudah cukup umur untuk keluar dan hari ini tanpa meminta izin pada dean ataupun bibi aku bersama beberapa orang teman-teman ku pergi karoke dan saat disana aku cukup terkejut melihat dean bersama seorang gadis dia terlihat cantik dengan sepatu hak tinggi dan juga blazer bewarna putih mereka terlihat akrab gadis itu memainkan rambut pendek nya saat berbicara dengan dean dan menyadari kehadiran ku dean terlihat kesal karena aku tidak meminta izin untuk keluar padahal siang tadi dia menelpon ku.
"sudah dapat izin keluar?" tanya dean menghapiri ku sedangkan ailsa yang terlihat mengerti dengan situasi kami segara menyuruh teman-teman ku yang lain untuk masuk terlebih dahulu
"apa aku masih anak kecil?" tanya ku kembali dengan nada kesal melihat ke arah gadis yang bersama nya
"Dasha ini Jamie teman sekantor ku dan Jamie ini dasha adik ku" dean memperkenal Jamie seolah dia adalah pacar nya kepada keluarga nya situasi aneh ini aku tidak suka dan aku maupun Jamie hanya saling sapa singkat
"aku akan mengantar mu kembali ke asrama" aku menatap Dean kesal
"tidak perlu,apa kau tidak sibuk? untuk apa menjadi supir ku" aku sangat kesal sampai tidak sadar berbicara seenaknya
"baik aku akan menelpon mama" aku terkejut ketika dia membuka ponsel dan berusaha merebut ponsel tersebut tapi tetap gagal sehingga mau tidak mau aku menuruti kata-kata dean dia benar-benar mirip orang tua sangat menyebalkan melawan dean sendirian aku takut kualat sepertinya.

Our River (Red String Story)Where stories live. Discover now