Part 20

2 0 0
                                    

Suara bel yang terus di pencet dengan tidak sabar terdengar menggema di depan pintu apaterment ku ini sudah tengah malam entah orang gila mana yang datang kesini di tenagah malam, aku membuka pintu disana aku melihat pria dengan coat hitam membuat ku mengeritkan kening bingung.
'yang benar saja dia mabuk'
Aku kehilangan kata-kata menatap wajah tampan yang memerah karena alkohol bahkan aku tidak yakin dia datang ke alamat rumah yang benar.
"Kau mabuk?" tanya ku yang sudah tahu membuat dean tersenyum kecil menatap ku dengan mata menyipit
dean berjalan maju mendekatkan membuat tubuh kami semakin dekat aku bahkan bisa mencium bau menyengat alkohol dari dean entah seberapa banyak dia minum
"tunggu disini aku akan mengantar mu pulang" kata ku yang segera akan masuk untuk bersiap-siap tapi dean tiba-tiba menarik tangan ku, tatapan nya berbeda ini pertama kali nya aku melihat tatapan itu seolah dia terlihat seperti orang lain yang baru aku kenal
"apa kau akan terus begini?"
aku tidak mengerti dengan pertanyaan nya tapi aku pikir mungkin saja dean masih kesal denga kejadian siang tadi saat dikator, kini wajah nya semakin mendekat membuat ku membatu. dean menyandar kan wajah nya di bahu ku bahkan aku bisa merasakan hangat nya nafas dean
"kau membuat semua usaha aku sia-sia, bahkan aku sudah berusaha menahan nya" dia berkata dengan nada berbisik dibahu ku bahkan dean masih membenarkan kepala semakin tenggalam dibalik rambut panjang ku.
Aku tidak paham apa maksud kata-kata dean tapi setidaknya aku merasa lega dia bahkan seperti orang bodoh menatangi apaterment ku dengan segala kegundahan dihati dean yang bahkan membuat nya kesal karena aku sudah melewati batas bukan berusaha menjadi kakak adik yang akur lagi aku lebih memilih menjadi seorang wanita dimata nya, aku mengelus rambut dean dengan tenang.
"Mau menginap?" tanya ku sambil mentap wajah nya yang memerah

===

Dean merasakan sakit dikepala nya yang berat saat bangun hari sudah pagi sinar matahari menembus jendela bahkan dia mendengar orang-orang sudah mulai beraktifitas. Dean membuka mata nya dia bingung terbangun di tempat yang asing detik berikutnya dean merasakan keram di tangan nya dan terkejut saat melihat dasha berbaring disamping dean bahkan tangan nya sudah menjadi bantal untuk gadis itu. dean berusaha mengingat yang terjadi semalam tapi dia yakin tidak terjadi apa pun karena dasha tidur menggunakan baju tidurnya walaupun dean bertelanjang dada.
Dean meletakan kepala dasha dibantal dengan hati-hati berharap dasha tidak bangun setelah itu dia dengan cepat ke kamar mandi, kamar mandi ini sangat kecil bukan hanya kamar mandi tapi apaterment ini sangat kecil bahkan tidak ada dapur disini dean sangat bingung bagaimana mungkin dasha bisa bertahan disni walaupun hanya beberapa bulan tetap saja ini bukan seperti kehidupan.
saat keluar dari kamar mandi dean melihat dasha yang baru saja bangun tiba-tiba saja dean merasa salah tingkah dengan situasi yang canggung ini.
"Kau akan langsung bekerja?" tanya dasha setengah menguap
"AH !! Yeah,  aku baru saja mandi jadi akan langsung berangkat karena punya baju cadangan di dalam mobi" jelas dean gugup dasha hanya menganguk mengerti, dia beranjak dari tempat tidur mengikat rambut panjang coklat miliknya ketika tangan itu mengatung ke atas pandangan dean beralih pada baju tidur dasha yang memperlihat kan pusar nya dengan cepat dean mengalihkan pandangan nya karena malu, dean bahakan mengutuk dirinya sendiri di situasi ini
"kerana masa mangang ku akan berakhir bulan depan sepertinya aku ingin mempercepat nya jadi aku tidak akan bekerja mulai hari ini" Dasha tiba-tiba menjelaskan sedngkan dean hanya diam seolah mengerti
"kau akan kembali ke asrama?" tanya dean ingin tahu
"iya, mungkin besok aku sudah tidak tinggal di lingkungan ini" dasha terkekeh
Dean bahkan tidak akan membiarkan dasha kembali ke kantor baginya sudah cukup semua orang terus menerus membicarakan dasha bahkan mereka secara terang-terangan mendukung Jamie itu membuat dean semakin merasa kecil di depan Dasha dia bahkan tidak bisa melindungi dasha dengan baik.

===

Alasan ku untuk berhenti lebih cepat bukan karena masalah kemarin hanya saja aku merasa harus menyelesai kan kuliah dengan cepat bahkan aku hanya tinggal 2 semester untuk selesai jadi aku harus fokus setelah itu mungkin aku baru bisa bekerja, bahkan aku sudah sangat terbiasa dengan semua orang memusuhi ku seperti saat di kantor jadi aku tidak begitu peduli.
Aku mulai menutup apaterment dan turun ke lantai satu untuk mengembalikan kunci saat aku keluar dean sudah menunggu ku di luar dia berlari kecil menghapiri ku dan meraih koper ku.
"kau tidak perlu mengantar ku memangnya aku anak kecil" kata ku cemberut dean tertawa kecil lalu menjawab
"aku lebih tua dari mu 5 tahun" membuat ku mengerit tidak percaya sekarang dia menyombongkan umurnya di depan ku, dean tertawa puas melihat ekpresi ku
"Aku akan mentraktir mu makan enak"kata dean seraya memasukan koper ku ke dalam bagasi mobil
"bagaimana dengan steak sapi" aku membayang kan irisan empuk steak di restoran langganan kami
"tentu" dean setuju dan aku berteriak girang memasuki mobil.

sebenarnya malam itu saat dean datang dalam keaadan mabuk ke apaterment ku, aku membuat keputusan yang sulit alih-alih ingin terlihat seperti wanita di depan nya aku memutuskan menjadi bagian dari kelurga nya lagi mungkin aku terlalu serakah jika berharap dean adalah seorang pria.
aku hanya terus berharap perasaan ku pada dean akan memudar seiring berjalan nya waktu seperti mobil-mobil yang berlarian di luar sana aku hanya ingin lari dari kenyataan yang nanti nya mungkin saja aku sendiri tidak mampu untuk menangani nya, aku hanya berharap tidak ada yang terluka karena rasa egois ku.

Our River (Red String Story)Where stories live. Discover now