Bab 15

7 3 0
                                    

"Hallo semua, saya Dasha mohon bantuan nya untuk kedepan" Aku tersenyum manis memperkenalkan diri di depan wajah yang beragam menatap ku ada yang dengan ramah,ada yang berbisik entalah aku tidak peduli
"Dasha, meja kerja mu ada di sebelah sana jika ada perlu kau bisa bertanya padaku" aku mengaguk mengerti kepala team ku cukup ramah walaupun wajah nya terlihat tidak begitu menyukai ku tapi sepertinya dia sangat baik dalam perkerjaan nya.
"Hai dasha,aku adel"seorang gadis dengan rambut ikal menyapa ku ramah
"Hai, aku dasha mohon bantuan nya" aku tersenyum manis pada adel perkenalan singkat kami berakhir dan adel kembali melanjutkan pekerjaan nya.
ini hari pertama ku magang di kantor Dean setelah 2 minggu yang lalu aku di izin kan bekerja aku sangat senang setidak nya kantor Dean adalah pembuat game jadi aku bisa belajar banyak pengalaman design disini apalagi kantor dean adalah yang terbaik akhir-akhir ini dibidang game, bahkan di hari pertama ku bekerja sudah menjadi bahan gunjingan kalau aku memnfaat kan kekayaan keluarga dean untuk bertahan hidup wah rupanaya aku cukup terkenal walaupun hanya sebetas anak magang ini sangat lucu.
"Hai dasha, apa kau merasa nyaman bekerja hari ini?" aku tersenyum ramah pada wanita dengan rambut bewarna caramel, dia menjepit setengah rambut pendeknya di depan ku dia juga memkai highheels tinggi dan rok diatas lutut "iya, tentu terimakasih bantuan nya" jawab ku sopan pada jamie dia punya jabatan manajer dsisini jadi aku harus cukup formal walaupun kami sudah bertemu beberapa kali penampiilan nya saat bekerja cukup berbeda saat beberapa kali kami bertemu dia tidak pernah memkai heels ataupun rok pendek seperti yang aku lihat hari ini dia tampil sangat dewasa saat bekerja.

Sekarang aku sedang di kantin perusahaan ini waktunya makan siang, tentu saja aku hanya sendiri aku bukan orang yang pandai bergaul bahkan aku sudah sangat biasa dengan keadaan ini sejak awal pun aku tidak mengharapkan orang-orang mendekati ku karena aku bagian dari kelurga CEO mereka bahkan dari awal aku sudah tau aku hanya akan menjadi gunjingan banyak orang karena sebenarnya aku orang asing yang tinggal bersama kelurga Dean.
TAK sebuah nampan makan ditaruh di depan meja ku seorang yang sangat aku kenal duduk dengan senyum cerah didepan ku, dia memamang hanya menggunakan kemeja berwarna navy dan jam tangan tapi dia tetap CEO perusahaan ini. bahkan aku baru menyadari dean menggunakan kacamata sepertinya dia memang cocok menggunakan apa pun dengan wajah tampan itu
"apa kau di kucilkan lagi?" Dean tertawa kecil menatap wajah masam ku dia menarik dagu ku menatap nya
"yah aku di kucilkan, apa kau puas?" jawab ku kesal sambil menatap ke arah lain jika tidak begitu dean bisa melihat wajah ku yang memerah karena tindakan nya baru saja.

===

Jamie sibuk berbicara banyak hal dengan dean yang malah sibuk seperti mencari seseorang jamie tahu dia mencari dasha dan benar saja ketika dean menemukan dasha dia meninggalkan jamie tanpa meminta persetujuan nya. sejak awal bertemu dasha jamie tahu dasha akan menjadi batu sandungan untuknya mendekati dean tapi dia tidak tahu rupanya dasha memang di pentingkan dalam segala hal bagi dean maupun keluarga nya. seperti sebuah ancaman yang terus datang saat melihat dasha dean benar-benar berlari ke arah gadis itu seolah memperlihatkan pada jamie cinta nya bertepuk sebelah tangan dan jamie tidak suka itu pada dasarnya dean harus merasa berhutang budi padanya alasan jamie membantu dean yang teman kuliah nya dulu saat di jurang kebangkrutan adalah agar pria itu menerima nya walau pun berawal dari hutang budi setidak nya dean harus paham kalau dia tidak boleh memperlakukan jamie dengan buruk dia bahkan rela bekerja di perusahaan dean hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya.
kini jamie sepertinya harus menujukan dimana posisi dasha, dia menghapiri meja dua orang yang sedang mengobrol akrab itu "wah mulai besok kita harus makan bersama seperti ini agar dasha tidak kesepian" jamie duduk di sebelah dean suasana tiba-tiba berubah
"Wah terimakasih manajer atas perhatian nya" jawab dasha dengan cerah membuat suasana kembali lebih santai bahkan dean kembali tertawa saat dasha berterimakasih.

===

Setelah hampir 1 minggu aku bekerja rupanya aku sangat lelah jika harus pulang ke asrama kampus yang cukup jauh dari tempat kerja ku jika menggunakan kendaraan umum bisa memakan waktu hampir 1 jam jadi aku memutuskan untuk sementara waktu menyewa tempat tinggal yang cukup dekat dengan tempat kerja sealama aku magang, bibi dan paman setuju dengan ide ku jadi aku tidak perlu repot selama magang harus pulang ke asrama.
hari ini aku pulang lebih cepat setelah pekerjaan ku selesai untuk mencari tempat tinggal sementara yang tidak jauh dari tempat bekerja dan untung saja aku mendapat kan apaterment yang bisa aku tinggali sendiri dan jarak nya tidak jauh dari tempat ku bekerja lagipula harga sewa nya tidak begitu mahal jadi aku tidak perlu khawatir.
Aku menata baju dan peralatan yang aku butuh kan selama aku tinggal disini, ruangan ini cukup lembab karena tidak begitu besar dan sirkulasi udara nya tidak bagus aku kahawatir mudah sakit jadi aku pergi membeli beberapa obat dan pengharum ruangan.
"sedang apa kau disisni?" aku menatap sumber suara di belakang ku yang ternyata adalah dean
"mulai hari ini aku tinggal disana" aku menujuk sebuah apaterment padat di sebarang jalan
"apa? kenapa kau tidak bilang" dia terlihat marah tapi aku sendiri sangat lupa untuk mengatakan padanya karena kami jarang bertemu saat di kantor dia lebih banyak di ruangan nya dan akhir-akhir ini aku juga jarang makan siang di kantin di tambah aku sering lembur jadi sangat sulit bertemu dean.
"apa mama tau kau keluar asrama?"
"tentu,aku sudah meminta izin"
"apa dia juga tahu kau tinggal di tempat ini?" aku terdiam bibi memang tidak tahu dimana aku tinggal karena aku hanya mengatan tempat nya nyaman dan aman.
"cepat bereskan barang mu, lebih baik tinggal di apaterment ku" dean menarik tangan ku, aku melepaskan tangan nya dengan kasar
"aku hanya tinggal disini sebentar, bisakah kau hanya mendukung keputusan ku dan jangan selalu mengagap ku anak kecil yang tidak bisa apa pun" aku menangis kesal karena dean terus menerus mendesakku.

Sekarang Dean harus menerima dasha bukan lagi anak kecil dan dia juga tidak akan mau jika di perlakukan seperti anak kecil seumur hidup nya, dia punya pilihan sendiri di hidupnya gadis kecil yang sudah mulai beranjak dewasa ini sespertinya hanya ingin membuktikan dia mampu mandiri
"baik, aku mengerti jika kau kesulitan kau harus bicara padaku dulu" dean menyeka air mata dasha yang mengalir di pipi lembutnya dia menatap dasha sambil tersenyum sejak kapan gadis kecil ini menjadi gadis dewasa.

Our River (Red String Story)Where stories live. Discover now