Bab 12

6 3 0
                                    

Sudah 1 bulan kurang lebih aku bekerja di kafe sambil kuliah dan aku cukup merasa terbantu setidak nya upah paruh kerja paruh waktu yang dibayar kan 2 minggu sekali cukup untuk menabung saat aku punya kebutuhan mendadak di kampus setidak nya aku hanya berusaha lebih mandiri agar kedepan nya aku tidak terus-terusan seperti orang tidak tahu diri yang selalu memakai uang kelurga digra.
kafe hari ini cukup ramai mungkin karena akhir pekan jadi aku juga lebih sibuk dari biasanya padahal aku belum sempat makan saat aku melihat jam shift ku sudah memepet tanpa pikir panjang aku buru-buru untuk ke kafe dan sekarang pukul 19.00 aku bener-bener lelah karena belum sempat istirahat dan makan malam rasanya tamu disini tidak ada habisnya.
"Dasha cepat bantu tamu di meja 12" teriak salah satu rekan kerja ku
aku menarik nafas panjang dan menghebuskan aku melakukan beberapa kali untuk mengatur kembali tubuh ku yang mulai merasa tidak karuan setidak nya aku sudah cukup istirahat baru saja
aku menghapiri meja 12 dengan menu ditangan "silahkan ini menu nya" senyum ku memudar saat melihat pria tinggi di depan ku dan seorang gadis yang duduk bersamanya yang tak kalah terkejut, SIAL KENAPA HARUS HARI INI pikir ku dalam hati melihat wajah pria itu yang terlihat meminta penjelasan ku.
"apa yang kau lakukan dengan seragam itu disini?" wajah dean terlihat marah rahang nya mengeras dan tatapan nya yang sinis seolah aku melakukan kesalahan besar, beberapa orang menatp kami ingin tahu
"tunggu, jangan disini ayo kita keluar" dean mengikuti ku dengan wajah kesal keluar dari kafe
"aku bekerja disini sudah hampir satu bulan"
"siapa yang memberi mu izin"
"tidak, aku belum membicarakan ini dengan siapa pun"
"sampai kapan kau akan terus bersikap seenak nya seperti ini? cepat kemasi barang mu dan pulang" dean mencengram tangan ku yang gemetar
"pelan-pelan dean sepertinya adik mu, ketakukan" gadis yang bersama dean tiba-tiba menyusul kami dan dia berusaha melepaskan tangan dean dan menatap ku lekat "kau baik-baik saja?" tanya nya aku menganguk lalu berusha berdiri tegak, aku hanya pusing karena belum makan ditambah dean marah-marah pada ku tentu saja kepala ku rasanya mau pecah padahal aku sudah berusaha menahan nya.
Dean menatap ku khawatir sekaligus marah lagipula sebenernya dia marah kenapa padahal dulu dia tidak mengagap ku keluarga kenapa semenjak hari itu dia kembali seperti dean yang aku kenal saat pertama kali bertemu.
"aku akan berhenti bekerja mulai hari ini,kau tidak perlu khawatir" jawab ku seadanya dan meninggalkan dean maupun gadis itu, aku bisa merasakan dean tidak puas karena aku tidak memberikan alasan mengapa aku tiba-tiba bekerja sedangkan saat pergi untuk kuliah semua orang membolehkan aku bekerja jika di kantor dean dan aku tidak mau bekerja disana hanya saja akan sangat aneh rasanya.

===

Dean memandang langit-langit kamar nya dengan perasaan kacau dia bahkan menunggu dasha keluar selama 2 jam tapi dasha tidak keluar sama sekali ketika dia bertanya pada salah satu pegawai mereka bilang dasha sudah pulang dan mengundurkan diri hari ini. sebenarnya alasan dean sangat marah melihat dasha adalah dia benar-benar tidak mendiskusi apa pun pada kami padahal jika dia ingin bekerja paruh waktu bisa saja hanya saja dasha masih sangat muda untuk keputusan-keputusan yang rumit. dean hanya ingin tahu semua tentang pergaulan dan teman-teman dasha agar dia tidak salah pergaulan karna anak itu walaupun sangat berani dia juga sangat lembut dan siapa pun yang melihat dasha pasti akan setuju wajah nya yang cantik dan rambut coklat nya membuat semua orang sangat tertarik padanya.
dasha dan dean dengan selisih umur 5 tahun saja sudah membuat dean merasa dasha adalah tanggung jawab nya sejak awal maka dari itu kejadian hari ini membuat dean sangat kecewa padanya.

===

Aku membuka mata perlahan, memeriksa suhu tubuh ku yang sudah mulai stabil kembali dan kepala ku juga sudah tidak pusing lagi sebenarnya ini karena kejadian 2 hari yang lalu saat sampai di asrama aku malah demam tinggi dan ailsa juga benar-benar berjaasa dia mengurus ku yang sedang deman rasanya aku sampai tidak enak padanya untung saja aku sudah cukup sehat sekarang.
aku melihat sebuah paperbag di meja bejar ku dan membuka isi nya, wajah ku menjadi lesu bubur ini lagi sudah 2 hari berturut-turut aku memakan bubur ini walaupun sangat bosan tapi aku tatap memakan nya karena saat mencari ku ke kampus dan ailsa mengatakan aku sedang sakit dean selalu menitip kan bubur ini 3 kali sehari pada ailsa dan dengan note yang tidak pernah berubah 'cepat sembuh dan habiskan'.
aku membuka bubur itu dan mulai memakan nya di meja tak lama notif SMS ku berbunyi.

'jangan lupa liburan musim panas sebentar lagi, kau harus pulang'
aku membaca pesan Wynn dengan malas rasanya aku tidak ingin cepat-cepat liburan
'kenapa tidak menjawab? kau harus melihat kafe ku dan aku juga akan mengenalkan seseorang'
'siapa? pacar mu?' aku membalas pesan Wynn penasaran
'tentu saja, kami sudah pacaran cukup lama'
'apa dia buta? kenapa berpacaran dengan mu"
'SIAL,cepat pulang'

aku tertawa geli membayang kan wajah kesal Wynn saat aku meledek nya, tentu saja banyak gadis yang mengantri pada Wynn hanya saja saat masih sekolah terlalu banyak yang terjadi dan aku paham Wynn pun tidak terfikir untuk berpacaran dengan siapa banyak yang lebih penting yang harus kami selesaikan dan sifat Wynn yang penegrtian pada orang-orang sekitar nya menjadi nilai plus bagiku mungkin karena kami seumuran jadi aku lebih terbuka pada Wynn dalam hal apa pun bahkan kadang aku berfikir mengapa kami tidak satu kampus agar Wynn tidak perlu punya pacar karena saat kami masih sekolah tidak ada gadis yang mendekati Wynn terang-terangan gara-gara aku yag selalu engikutinya walaupun kami suka bertengkar.

Our River (Red String Story)Where stories live. Discover now