Bab 19

3 2 0
                                    

Suasana di kantor lebih menyebalkan dibanding sebelum nya sekarang orang-orang bahkan menggunjing secara terang-terangan setelah rumor yang mengatan aku menyatan cinta tapi dean menolak ku ya tentu saja rumor itu tidak salah tapi mengapa tersebar di kantor padahal kami hanya berbicara secara pribadi.
aku tidak suka tatapan mereka melihat ku seperi sampah harusnya sejak awal aku menahan untuk tidak mengatakan apa pun pada dean agar aku tidak di perlakukan seenak nya seperti sekarang, aku terus berusha tidak peduli dan hanya menatap komputer di depan ku.
"ada apa ini? apa yang terjadi di sini? kenapa kalian bergosip yang tidak penting tentang seseorang yang tidak kalian kenal dekat? Dean terlihat tidak senang dengan yang terjadi dikantor saat ini dasha melihat dean dengan bingung mengapa dean harus memebela nya di depan semua orang ini hanya akan membuat dasha semakin sulit padahal jika dia membiarkan semua akan mereda sendirinya.
"Dasha, temui aku di ruangan ku"dean meninggalkan ku yang di tatap tidak senang oleh semua orang dan aku pun menemui dean di ruangan nya
"ada apa?" tanya ku melihat dean yang hanya sibuk dengan komputer di depan nya
"makanlah pelan-pelan beberapa hari ini kau tidak makan dengan benar" dean menujuk roti lapis strawberry keukaan ku, sial apa ini waktunya makan aku tidak habis pikir
"tidak perlu, jika tidak ada hal yang lain aku akan keluar" jawab dasha seraya membukuk sopan pada dean tapi pria itu tidak terima dia terlihat gusar mencengram pergelangan tangan ku dengan erat rasanya sakit saat berusaha melepaskan tangan dean
"jangan keras kepala kau tak punya pilihan" kata dean dengan lembut tapi wajah nya masih terlihat gusar
"apa aku terlihat ingin makan?" tanya ku sinis lalu melepaskan tangan dean dengan paksa sedangkan dean sudah tidak bisa berkata apa pun melihat raut wajah dasha yang marah dan juga kecewa rasanya dean sangat ingin memecat semua orang yang berakata buruk tentang nya agar dasha tidak mendengar omong kosong para orang gila yang membuat onar disini rasaya kepala dean mau pecah memikirkan ini.

Tiba-tiba saja Wynn datang mengunjungi ku karena tidak mau dia tahu aku tinggal dimana aku menjakak nya ke sebuah restoran tapi dia malah 'menculik' ku kerumah Dean jika aku menolak dia kan tahu terjadi sesuatu pada kami dan aku tidak mau itu terjadi dengan hati berat aku mengikuti wynn masuk ke dalam apaterment mewah milik dean. dia sedang mandi jadi kami menunggu sambil menonton televisi dengan tenang tapi tiba-tiba saja aku sangat ingin pulang rasanya.
"kenapa kau memakai sedal itu?" tanya Wynn melihat sendal rumah yang kupakai terlalu besar
"lalu aku pakai apa?" jawab ku kesal
"sendal pink itu" aku melihat sendal rumah pink yang tertata rapi di rak
"mana mungkin aku pakai itu, jika itu milik pacar dean habislah aku"
"kakak punya pacar?"
"kau tahu jamie? sepertinya dia pemilik sendal itu"aku hanya asal bicara
"wanita berambut pendek itu? tapi kakak suka wanita berambut panjang" Wynn terlihat berfikir keras
"dasar bodoh rambutkan bisa tumbuh kapan saja jadi panjang" jawab ku kesal seraya melempar Wynn dengan kasar menggunakan majalah yang sedang ku baca dia menegalak, keributan ku dan wynn terjadi sampai dean datang setelah selesai mandi dia duduk bersama kami seketika aku terdiam tidak memandang Dean sedikitpun.
"Apa kau berpacaran dengan jamie?" tanya Wynn pada dean yang membuat ku terkejut membebelakan mata tidak habis pikir dengan pembuat onar ini dan dean tidak menjawab sama sekali " oh iya aku hampir lupa sepertinya mama menyukai perempuan itu dia menitipkan ini" Wynn memberikan sebuah paper bag yang sepertinya berisikan hadiah dan dean hanya menerima tanpa mengatakan apa pun.
"Dean sepertinya tidak menyukai jamie tuh,jika kau tidak menyukai nya jangan memberi nya harapan hanya karena kau takut melukai mama jika kau tidak bersama jamie pun kau tetap kakak ku dan tetap anak baik" aku dan dean terkejut secara bersamaan Wynn memang orang yang peka dengan suasana dan dia juga orang berani mengutara kan pendapat dengan lantang karena suasana malah terasa semakin aneh karena Wynn sepertinya menyadari yang terjadi antara aku dan dean "Wahh ini sudah malam aku pulang dulu" padahal ini baru pukul sembilan membuat Wyyn bingung dan terus memarahi ku saat aku keluar. sebenarnya aku hanya melarika diri dan aku terus melakukan itu aku merasa bersalah pada perasaan ku sendiri yang masih terus berharap, aku tidak suka perasaan ini.

===

Sejak pagi kantor memang sudah ribut dengan hadiah untuk jamie yang diberikan dean, dia mengaku itu pemberian dean padahal aku sendiri tahu siapa yang memberikan syal yang sejak tadi menjadi topik hangat. perempuan itu benar-benar aneh bahkan dia tidak membuat aku iri sedikit pun aku lebih malu melihat nya berbohong hanya demi sebuah syal . syal itu memang cantik sedang trandy dikalangan anak muda sekarang dan dari merek terkenal pula makanya semua orang sangat heboh seolah jamie sudah menang piala dunia.
setelah makan siang pun mereka masih heboh melihat aku yang tidak peduli mereka terus bergunjing seolah aku tidak mendengar atau seolah aku buta rasanya memuak kan melihat mereka yng terus mencemooh ku seolah aku manusia paling menyedihkan di dunia ini.
"dasha liat ini, cantik bukan? aku menpatkan ini setelah kau di tolak bukan kah lucu HAHAHA" jamie berdiri di samping ku sengaja berbisik jahat rupanya dia seperti iblis
"itu sangat cantik. tapi kapan kau akan jujur pada semua orang hadiah itu dari bibi bukan dean" jamie menatap ku tidak suka dengan matanya
"berhenti membuat ku marah dasar jalang" jamie memang giila jika menyangkut dean dia bahkan bisa berkata kasar padaku
"berhenti saja dengan drama aneh mu yang selalu merasa dean berhutang pada keluarga mu sedangkan kelurga mu juga mendapat untung banyak setelah perusahan dean menjadi besar" kata ku sinis membuat wajah jamie memerah menahan marah
PLAK rupanya jamie sudah terpancing dia bahkan menpar ku di depan semua orang rasanya pipi ku memanas tapi tunnggu aku bukan seorang malaikat yang akan memaaf kan seseorang yang memperlakukan ku dengan buruk tanpa pikir panjang aku menarik rambut pendek jamie dengan keras berharap dia mengalami kebotakan semua orang panik bahkan jamie tidak bisa memberikan perlawanan.
"cukup cukup" dean melepaskan tangan ku dengan paksa dari rambut jamie, aku menatap nya marah melihat jamie yang berlindung dibalik dean harga diri ku seolah terluka mereka terlihat seperti pasangan kekasih walaupun aku tahu maksud dean agar jamie tidak bicara macam-macam pada keluarga arga tentang ku dia seoalah berada di pihak jamie tapi aku tidak suka dengan marah aku meninggalkan kantor aku bahkan tidak peduli melihat orang-orang semakin menatap ku buruk.

Our River (Red String Story)Where stories live. Discover now