Part 14

6 3 0
                                    

Melihat semua orang tersenyum seperti sekarang adalah hal yang membahagiakan untuk ku, kami sedang merayakan ulang tahun ku yang ke 21 rupanya aku sudah dewasa sekarang dan bibi maupun paman sudah mengizin kan aku untuk bekerja walaupun di kantor Dean aku tidak peduli untuk saat ini aku hanya ingin lebih mandiri dan melakukan hal-hal yang aku ingin kan.

Aku turus memutar minuman di dalam gelas sesekali aku melirik ke arah pria dengan coat cream dan rambut hitam di depan ku, dia terlihat sangat tampan ketika tertawa memperlihat kan lesum pipi yang cukup dalam ya tentu saja dia sedang asik mengobrol dengan seorang gadis di samping nya yang tak lain adalah jamie sepertinya Dean juga berusaha mendekat kan diri dengan jamie mungkin saja mereka sudah resmi jadian entalah aku pusing. aku memaikan gantungan ponsel hadiah ulang tahun ku dari dean yang sangat aku sukai.
"sejak kapan?" tiba-tiba Wynn sudah ada di depan ku menatap penuh curiga
"apanya?" jawab ku malas seraya merebahkan kepala ku di atas meja agar merasa lebih rilex kepala ku sangat pusing harusnya aku ikut paman dan bibi saat mereka pulang setelah meraya kan ulang tahun ku kenapa aku harus disini dasar bodoh
"kau menyukai Dean" aku bangun menatap Wynn dengan mata membelalak karena sangat terkejut sekaligus tidak percaya sejak kapan anak ini sangat peka
"kau gila? jangan bercanda dasar bodoh" tiba-tiba saja aku sangat panik sebenarnya aku tidak ingin siapa pun tahu karena hubungan kami bisa saja canggung di tambah paman dan bibi sudah mengaggap aku kelurga mereka apa yang akan mereka pikirkan jika aku menyukai putra mereka selama ini.
"HAHAHA WAJAH MU" Wynn tertawa heboh melihat wajah panik ku membuat orang-orang menatap kami ingin tahu termasuk dean dan jamie, aku memukul kepala Wynn dengan tas "Maaf maaf aku hanya menggoda mu tapi kau menujukan reaksi menyenangkan" sambung Wynn yang berusaha menghindari amukan ku.
bahkan aku sangat kesal sehingga aku pergi begitu saja tidak peduli dengan Wynn yang sibuk memanggil nama ku ahh sial aku merasa bener-benar gila Wynn pasti akan lebih banyak menggoda ku saat dia melihat reaksi berlebihan yang aku tunjukan tanpa sadar aku sudah ada di luar berlari tanpa arah.

===

"ada apa dengan nya?" Dean menghapiri Wynn yang masih tertawa setelah Dasha meninggalkan meja
"dia marah pada ku dan meninggalkan ini" Wynn mengangkat ponsel dasha di depan wajah Dean membuat dean mengambil ponsel itu
"kalian selalu saja bertengkar" Wynn hanya tertawa melihat kakak nya yang sekarang sudah diam-diam memperhatikan gantungan ponsel itu sambil tersenyum
"Jamie kau bisa pulang sendiri? aku akan mencari Dasha" Dean tidak menunggu jawaban jamie dia sudah pergi lebih dulu tanpa persetujuan dari nya Wynn bisa melihat raut wajah jamie yang berubah tidak senang situasi ini pasti akan sangat melelahkan jika Dean menyadari perubahan wajah jamie.

Dean mencari di sekitar bar tapi dia tidak menemukan dasha dan terus berlari sambil melihat sekitar sampai dean menyadari Dasha berada tak jauh dari tempat nya berdiri dia terlihat ragu melintasi penyebrangan jalan entah apa yang di pikirkan gadis itu bahkan dia menggulung rambut panjang nya dean berlari kecil menghapiri dasha dan terkejut saat melihat lampu penyebrangan berubah menjadi merah tapii dasha tetap menyebrang sepertinya dia tidak sadar ada sebuah motor yang melaju dengan kecepatan tinggi sehingga motor itu mengerem mendadak membuat kecelakaan kecil yang menyerepet kaki dasha membuat gadis itu terkejut dan kehilangan keseimbangan tapi dean datang menghapiri dasha dengan wajah ketakutan bahkan dia bisa melihat rambut dasha yang sudah tidak tergulung karena dia jatuh dengan keras ke bahu jalan.
"ada apa dengan mu? apa kau tidak melihat lampu hijau" dean sangat kalap dia bahkan memarahi dasha yang juga terkejut melihat Dean yang tiba-tiba ada di depan nya, dean memeriksa dasha dengan panik bahkan dasha bisa merasa kan tangan dean yang gemetar saat menyentuh rambut nya membuat dasha bingung ini pertama kali nya dia melihat dean sangat kalap
"Dean, aku baik-baik saja" Dasha menarik wajah Dean untuk menatapnya memastikan kalau dia baik-baik saja sehingga membuat dean lebih rilex dia kembali bernafas normal hanya saja wajah nya terlihata masih marah.

===

"Apa aku berat? kau tidak bicara apa pun, padahal aku bisa berjalan" Dasha mentap telinga dean yang memerah karena cuaca dingin malam atau aku memang berat padahal aku bisa berjalan karena aku hanya terkilir tapi dia tetap ingin menggendong ku, aku menurut karena wajah nya sangat menakutkan ketika marah dia terus diam saja aku sangat frustasi.
"Dean aku bisa berjalan" tanpa menjawab ku dean menurunkan ku wajah nya masih memerah menahan marah aku bahkan tidak bisa menatap nya
"apakah kau tidak bisa lebih hati-hati? jika kau terluka apa kau pikir kami tidak akan merasa bersalah" dia memarahi ku yang hanya menunduk dan aku mengerti dean pasti juga takut orang tua nya akan khawatir pada ku ini sebab dia sangat marah dan aku hanya berusaha mengerti
"aku bener-benar minta maaf" jawab ku yang masih menunduk dean menarik ku yang bejalan pincang duduk di kursi taman dia berjongkok di depan ku menatap wajah ku lekat
"dasha, sekarang kau bukan anak kecil lagi dan kau harus bisa menjaga diri mu dengan baik jangan lakukan hal seperti tadi mengerti?" Dean menyempilkan rambut panjang nya ke telinga tangan dean yang hangat membuat dasha merasa nyaman dan tersenyum kecil sambil menganguk.
tidak lama setelah itu Wynn datang membawa alat kompres dia bahkan menjitak kepala dasha karena kesal dengan kelakuan nya tapi aku bahkan tidak bisa membalas karena Dean menjadi penengah pertengkaran ini.
kami tidak bisa masuk ke dalam rumah sekarang karena jika melihat kaki ku seperti ini paman dan bibi pasti akan khawatir dan aku tidak mau itu terjadi karena membuat mereka khawatir atau sedih aku sangat tidak bisa membayangkan kebaikan mereka padaku yang aku sendiri tidak tahu membalasnya dengan bagaimana.

Our River (Red String Story)Where stories live. Discover now