5.keanehan Rajash

593 108 6
                                    

Dapur terdengar ribut. Serta bau masakan menyeruak ke seluruh rumah.

Joshua menaruh tumis kangkung di atas meja. Sementara sang ayah berada di meja makan seraya bertepuk tangan dengan girang.

Joshua tersenyum dan menaruh nasi pada paring Galen, dan menaruh lauk-pauk yang telah dia masak.

Rajash berjalan memasuki ruang makan dengan seragam yang sudah lengkap. Tersenyum tipis dan duduk di samping Galen.

"Berangkatnya kok pagi banget, Jash?"tanya Joshua seraya menaruh piring di depan adiknya.

Rajash terlihat gugup dan menjawab,"anu, aku ... Aku piket, Bang!"

Joshua menangguk dan ikut duduk.

Tiga laki-laki itu memakan sarapan masing-masing dengan diam. Namun, Joshua sesekali menatap pada sang adik. Merasa jika ada yang sedikit aneh darinya.

***

"Jo! Jalan! Jalan!"Galen merengek seraya mengikuti Joshua yang sedang memanggang kue.

Pemuda itu menghela napas dan berbalik ke arah sang ayah sembari berkacak pinggang.

"Jalan-jalannya sama Juna aja, ya, Yah? Jo masih harus kerja,"ujar Joshua dengan lembut.

Galen bertepuk tangan dan mengangguk cepat. Joshua tersenyum dan memanggil Arjuna.

"Um, Arjuna, bisa tolong bawa ayah jalan-jalan sebentar? Biar aku yang urus toko."Joshua berkata seraya menuntun sang ayah keluar dari dapur.

Arjuna yang telah menggunakan apron Khas toko roti Joshua menangguk dengan patuh. Terlihat begitu semangat untuk berkerja.

Joshua tersenyum dan menyerahkan sang ayah pada pegawai barunya itu.

Saat kedua orang itu telah keluar dari toko, Joshua kembali ke dapur dan mengambil roti yang telah matang dari open. Membawanya keluar dan ditaruh dalam dalam etalase kaca.

Pintu toko terbuka. Lonceng berbunyi.

Joshua tersenyum menatap pelanggan yang datang.

"Selamat datang!"sambut Joshua di meja kasir.

Pelanggan itu tersenyum dan melihat-lihat roti di etalase-etalase.

"Apa anda yang membuat roti-roti ini sendiri?"tanya orang dengan jas rapih itu.

Joshua sedikit memiringkan kepalanya, lalu mengangguk.

Orang itu kembali tersenyum dan menunjuk salah atau kue di etalase.

"Saya mau yang ini lima. Di bungkus,"katanya masih dengan senyuman.

Segera Joshua lakukan tugasnya. Tak menyadari pelanggan itu masih menatapnya lekat dan tersenyum lebar.

Namun tatapan itu kembali biasa setelah Joshua selesai membungkus roti dan menyerahkannya.

"Terimakasih sudah membeli,"ramah Joshua setelah menerima uang.

Orang itu tersenyum sembari mengangguk. Lalu mengelus kepala Joshua secara tiba-tiba.

Pemuda Dnegan kulit kecoklatan itu menatap bingung.

"Oh, maaf. Saya teringat dengan Inu ketika melihat Anda,"katanya sambil menggaruk belakang kepala.

Joshua in another universe(again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang