"eh? Abang bikin kamu bangun, ya?"Joshua bertanya seraya kembali membereskan barang-barang milik Galen.
Rajash menggeleng seraya mengucek matanya. "Enggak. Aku Habis mimpi buruk, lagi...."
"Lagi? Kami kayaknya sering mimpi buruk,"kata Joshua menatap pada si bungsu.
Rajash bergumam menatap pada Joshua. Dalam benaknya berpikir, apa harus mengatakan semuanya pada sang kakak? Karena hatinya semakin hari semakin resah karena semua gangguan yang dia dapat, terlebih harus menyimpan ini sendirian.
"Bang, aku ... Mau bilang sesuatu."Rajash beranjak dari kasur. Mendekati Joshua yang duduk di dekat meja Galen.
Sejenak Rajash tak tau harus bagaimana mengatakan semuanya. Perlahan bibirnya bergerak berucap,"menurut Abang, orang yang bisa lihat hantu itu beneran ada nggak, sih?"
"Mungkin aja? Abang nggak tau pasti karna belum pernah lihat langsung,"jawab Joshua. Dalam hati bertanya-tanya, mengapa Rajash tiba-tiba saja membahas hal ini.
"Kalau aku bilang bisa lihat hantu apa Abang bakalan percaya?"kata-kata itu membuat hening sementara di antara keduanya. Lalu Joshua menganggukkan kepalanya.
"Kenapa enggak? Abang yakin kamu bukan tipe orang yang bakalan bohong soal kayak gini."jawaban itu membuat Rajash sedikit lega.
Rajash semakin mendekati Joshua dan berbaring pada paha Joshua. Menenggelamkan kepalanya pada perut sang kakak yang dilapisi oleh baju.
"Aku takut, Abang ... Mereka semua serem,"adunya dengan suara sedikit parau. Lalu dirasakannya usapan lembut pada rambutnya yang masih berantakan.
"Nggak apa-apa. Ada Abang di sini."Joshua berujar pelan. Memberikan rasa aman pada adiknya yang berharga.
Setelahnya kembali hening. Hening yang nyaman bagi keduanya. Setelah joshua pikir, rupanya ia begitu jarang meluangkan waktu untuk adiknya maupun sang ayah. Begitu sibuk dengan pekerjaan hingga terkadang tak sempat untuk sekedar berbincang hangat bersama.
Sedang Rajash yang mendapat respon baik ini tersenyum dengan mata tertutup. Rasanya sudah begitu lama tak bermanja dengan Joshua.
Namun dalam rasa nyaman itu, Rajash akhirnya kembali mengingat tujuan awalnya memberitahu Joshua tentang kemampuannya. Tentang Septian, yang dikelilingi oleh berbagai arwah, serta banyaknya dari mahluk itu yang memasuki mimpinya akhir-akhir ini.
"Abang, Pak Septian itu, aneh."celetukan itu membuat Joshua berhenti mengusap untuk sebentar. Membuat Rajash membuka mata dan menatap wajah Joshua dari bawah.
"Aneh?"kembali Joshua memastikan.
Sedikitnya dalam hati ia menyetujui. Setelah mengingat semua perilaku Septian yang tak wajar ditujukan pada orang asing seperti dirinya dan keluarganya. Ditambah lagi dengan kata-kata tak beraturan dari Galen yang dipenuhi oleh ketakutan itu. Menambah kecurigaan dari Joshua yang sebisa mungkin tak berpikir negatif tentang Septian
Rajash menganggukkan kepala. Mengambil tangan sang kakak yang sedikit lentik dan kecoklatan untuk digenggam.
"Aku lihat banyak mahluk yang ngikutin dia. Terus mereka sadar aku bisa melihat meraka, dan masuk ke mimpi ku hampir setiap malam ... Mereka minta tolong. Tapi aku nggak tau mereka mau minta tolong apa,"jelas Rajash seraya menaruh tangan Joshua pada pipinya yang dingin. Membuat rasa hangat dari tangan Joshua menjalar ke pipi pemuda itu.
Joshua mencoba mengembangkan senyumannya. Mungkin ia akan mencari tahu sedikit nantinya. Karena hal ini juga bersangkutan dengan Rajash, adiknya.
"Ayo kita cari tau nanti. Sekarang kamu kembali tidur saja dulu, udah malem. Besok kamu sekolah, kan?"ujar Joshua seraya membuat Rajash kembali bangun dari pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joshua in another universe(again)
Fantasycover by pinterest not bl🙅🏻♀️ Season dua dari "just Joshua." Joshua merasakan kematian untuk kedua kalinya. Dia pikir, ini adalah yang terakhir. Namun, takdir memberikan jalan lain untuknya. Pemuda dengan lesung pipi itu terbangun di dalam raga J...